517 Berita Mengejutkan!

Noblesse Oblige berbunyi:

1. Siapa pun yang mengaku mulia harus berperilaku mulia.

2. Seseorang harus bertindak dengan cara yang sesuai dengan posisi dan hak istimewa yang telah dianugerahkan atau diperolehnya.

Dua klausul, dan Helina sendiri paham maksud dari dua kata di atas tadi.

Tapi meski begitu...

"Aku benar-benar membenci istilah itu."

Setelah mengatakan itu, Helina berdiri dan pergi tanpa melihat kebelakang sedikitpun di bawah mata Nenek Haura yang membelak.

Latifa tanpa sadar mengejar Helina disana diikuti oleh Teresa yang ingin melindungi keduanya.

Ruangan akhirnya dibiarkan menjadi sunyi, sampai akhirnya Mary membuka suara: "...Kurasa aku tahu apa yang dirisaukan oleh Ibu."

"Sebagai seorang wanita, juga sebagai seorang pengusaha yang berdiri di puncak banyak orang dan menanggung semua beban mereka di pundak kita...Aku juga tahu." Alisha juga menjawab.

Keduanya tahu masalah ini, dan bahkan mereka berpikir, apakah itu baik bagi mereka untuk terus seperti ini?

Masa depan memang tidak menentu, tapi mereka juga meraba-raba apa yang dinamakan masa depan ini...

Benarkah kepentingan orang luar lebih penting dibanding keluarga yang mungkin kami bina di masa depan?

Pemikiran egois itu selalu masuk ke pikiran mereka!

Victoria dan Charlotte sendiri, sebagai seorang ibu sekaligus mantan pemilik kekuasaan tinggi di Inggris hanya bisa tersenyum.

Helina dalam pandangan mereka masih imut~

Dalam pikiran mereka, perilaku Helina benar-benar alami bagi siapapun, dan bahkan mereka dulu juga seperti ini ketika Raja Tua lebih mementingkan Inggris dan bahkan tidak peduli jika nyawa mereka terancam selama Inggris aman.

Sakit, kesal, marah...itu semua sudah mereka rasakan!

Tapi lambat laun mereka juga paham, bahwa laki-laki yang membuat keputusan di atas, mendapatkan rasa sakit yang 100x lebih hebat dibanding mereka!

Orang-orang seperti itu seperti terikat oleh "Geass", bahkan mengatakan sebagai robot dalam proses mencapai hati manusia juga tidak salah.

Jadi karena itulah, mereka secara alami memahami peran mereka saat ini...

Bimbing dari dekat, dekati saat jauh, dan hangatkan saat dingin!

Itulah peran mereka, dan selama orang yang terikat "Geass" ini menerima hal itu, itu sudah cukup..

"Bagaimana, kau ingin membicarakan hal itu dengannya?" Charlotte menanyakannya dengan lembut.

Victoria menatap Nenek Haura yang sedikit mengeluarkan air mata disana sebelum akhirnya dia menggelengkan kepalanya ringan.

"Calon mertua kami masih muda, yah... meskipun usianya hampir sama denganku, yang kumaksud adalah pengalamannnya."

"Kita biarkan dia mengeluarkan emosinya dulu, dan...Latifa ada disana, dia anak yang paham situasi suasana dan pembicara serta pendengar yang baik."

"Begitulah jadinya...." Charlotte berdiri dan berbisik, "Kalau begitu aku juga pergi, Fufufu~ Aku akan pergi ke Yang Mulia~~"

Alis Victoria berkedut, tapi dibandingkan Charlotte, dia memiliki rencananya sendiri saat ini~

Terutama saat tatapannya tertuju pada Sophie, itu seolah dia melihat sebuah batu permata yang belum dipoles!

"Aku akan disini, dan akan melukis kain kanvas baru milikku~~"

-------------

Sementara itu di sisi Helina, dia berjalan di sepanjang lorong istana yang sangat ramai dengan sedikit warna kesal di wajah cantiknya.

"Noblesse Oblige bodoh, tidak masuk akal..."

"Jika bukan karena Samael semakin dan semakin menjadi lebih baik, dan terus mendaki ke sistem kekayaan serta status yang lebih tinggi..."

"Bagaimana bisa dia akan menjadi seperti ini. Bahkan saat waktunya kita berlibur dan menghabiskan waktu bersama..."

"Dia malah pergi ke Inggris, dan tiba-tiba menjadi Raja! Bukankah itu mengartikan kalau aku tidak punya lebih banyak waktu dengannya !!–"

Suara gumaman Helina benar-benar terus terdengar sepanjang jalan dia berjalan disana...

Nafasnya terengah-engah, dan bahkan dia sendiri merasa sedikit aneh.

Kenapa dia menjadi cepat lelah?

Dan tiba-tiba, dia merasakan sebuah beban di kepalanya sehingga membuatnya berhenti sejenak.

"...May?"

"Ohhh, Mama! Aku disini!~ Dan, Aku mendengarnya kau tahu?~~"

Dengan wajah seperti kucing, May bergelantung secara terbalik di depan wajah Helina.

Disana dia berkata, "Hehehe, ternyata alasan Mama marah karena itu~ Hm hm! Siapa sangka, itu bukan hanya karena keluarga...Mama masih egois pada Kakak~~"

"Omong kosong apa yang kau bicarakan, dasar gadis kecil !!!"

Dengan sedikit rasa malu, Helina mengambil gadis kecil itu dan menarik pipinya keras!

May dengan kesakitan berteriak, "Tapi May benar! Mama hanya egois !!! Itu tidak baik tahu?"

"Tidak! Kau mengatakan omong kosong, Aku hanya ingin Samael lebih bebas sedikit. Semakin dan semakin dia berkembang, semakin besar dia akan melupakan kami nantinya!"

"Kau harus paham, Samael memiliki banyak pacar, tapi dia terlihat lebih dan lebih tidak peduli karena pekerjaannya!"

May sudah mencabut tangan Helina yang menarik pipinya dan berkata dengan pipi memerah, "Tidak, Mama hanya mengatakan kebohongan!"

Dengan menggosok pipinya, dia berkata: "Kakak selalu peduli dengan wanitanya, jika tidak, bagaimana mereka bisa terus mempertahankan kesukaannya pada Kakak?"

"Jika Kakak tidak peduli, bagaimana bisa wanita dari luar yang bahkan jarang Kakak temui masih menyukainya?"

"Jelas itu hanya alasan Mama! Mama hanya egois! Mama harus paham, sekarang Kakak sudah berbeda dari sebelumnya, Mama harus bisa move on !!!"

"Kakak sekarang bukan hanya milik Mama, Kakak sekarang adalah milik semuanya !!!"

Helina menjadi semakin marah dan kesal karena perkataan May, dan dia langsung pergi tanpa menghiraukan May sama sekali!

Untungnya kamera CCTV di sepanjang jalan istana sangat banyak sehingga May masih mampu untuk terus mewujudkan tubuhnya di depan Helina.

Keduanya terus berdebat sepanjang jalan, sampai tiba-tiba...

"Ugh..."

Helina tiba-tiba merasakan pusing di kepalanya, dan rasa mual tiba-tiba muncul sehingga bahkan dia merasakan kalau pandangannya agak tidak benar!

"Mama?!"

May terkejut dan langsung menyentuh tubuhnya untuk memindai tubuh Helina, dan hasil pemeriksaan ini membuat May terkejut bukan main!

"Mama...Kau...Hamil?!"

avataravatar
Next chapter