webnovel

Aku Bukan Bajingan!

Pada akhirnya Samael berdehem sedikit dan berkata, "Baiklah, hentikan opini kita mengenai cinta dulu, jangan takuti Alvin."

Alvin bingung, kapan aku takut? Jelas aku sedang bingung dengan pengetahuan yang kalian beberkan oke?!

Pada akhirnya Alvin hanya bisa berkata, "Jadi pada dasarnya, apa yang harus kulakukan selanjutnya?"

"Well...." Samael menatap Alvin dari atas ke bawah sebelum akhirnya berkata, "Kupikir kita harus menata dirimu dulu. Kebetulan kita masih ada di Mall....Jadi pertama, ayo benahkan dulu rambutmu."

"Rambut kah, ya, itu pilihan yang bagus." Har setuju.

"Tunggu dulu!" Kalika tiba-tiba menghentikan mereka.

Pada akhirnya Wanda menutup mulutnya dan berkata, "Hmmm, maaf ya kalian semua. Ini adalah sepupuku, yang ini Kalika, dan ini Alisha."

"Kalika?" Har menangkap sesuatu dan langsung mengamati Samael.

Tapi dia menemukan bahwa Samael masih tetap berwajah tenang tak bergeming.

Wanda yang melihat dua ekspresi Samael dan Kalika hanya bisa menggertakkan giginya dan berkata, "Dan Kalika, ini adalah Tuan Har..."

"Ohhh, bajingan."

"Dan ini adalah Tuan Samael, dan ini adalah sekretarisnya, Nona Chelsea."

"Ohhhh, super bajingan lainnya."

Sudut mulut Samael dan Har berkedut mendengarnya. Tapi Samael membela diri, "Dulu mungkin aku bajingan, tapi sekarang aku sudah memiliki Istri dan sangat mencintainya! Lihat ini!"

Semua orang melihat foto pernimahan Samael dan Laelia yang diambil beberapa hari yang lalu dengan menyewa gereja terdekat. Ini juga bisa disebut foto pernikahan pertama Samael dan Laelia!

Disana, baik Samael dan Laelia menunjukkan wajah yang indah, dan Kalika, Alisha, dan Chelsea yang melihat foto ini dengan jelas bisa merasakan kebahagiaan keduanya!

"Lihat? Aku sekarang sudah bertobat!"

"....Cantik." ini komentar yang disetujui semua orang.

Samael mendengus puas dan menyimpan ponselnya, "Jadi jangan berpikir aku bajingan lagi!"

"....Oke, karena kau sudah MENIKAH, aku tidak akan mengkategorikan dirimu sebagai bajingan." Kalika mengangguk dengan sedikit depresi.

Dan Alisha hanya tertawa melihat ini. Hanya Wanda dan Har yang sepertinya salah sangka dengan ekspresi yang Kalika buat.

""Sepertinya Kalika sangat pandai menyembunyikan ekspresinya!"" pikir Wanda dalam hati.

Pada akhirnya, kelompok dengan tiga pria tampan dan empat wanita cantik langsung pergi darisana untuk menjadi pusat perhatian di Mall itu.

Samael sengaja menciptakan jarak dari empat wanita itu, karena dia sekarang hanya memiliki Laelia, dan yang lain hanyalah teman atau sahabat.

Setelah mereka sampai di tempat potong rambut mewah, Har dan Samael langsung memilih potongan rambut yang mungkin cocok untuk Alvin.

Sementara para wanita disana sepertinya sudah melakukan pedicure and manicure disana. Lagipula tempat sebelah adalah toko khusus untuk perempuan dan disini adalah toko khusus laki-laki yang sebenarnya dijalankan oleh pemilik yang sama.

"Aku akan keluar dulu." kata Samael pada Har yang memberikan jempol padanya.

Hanya saja saat Samael keluar, dia terkejut bahwa ada Alisha yang juga keluar dari toko sebelah.

Melihat ini, Samael hanya tersenyum: "Kenapa kau keluar? Bukankah yang lain masih ada disana?"

"Dan Tuan Samael sendiri, kenapa Anda keluar?" tanya Alisha sambil tersenyum sopan.

Samael hanya tertawa kecil mendengarnya, dan dia akhirnya menyandarkan punggungnya ke tembok toko tepat di sebelah Alisha saat berkata: "Bukan masalah besar, tapi aku sebenarnya tidak terlalu suka memotong rambut di luar. Dan suasana di toko membuatku tidak nyaman."

"Heee....Lalu siapa yang memotong rambut Tuan Samael?"

"Tentu saja istriku." kata Samael dengan penuh percaya diri.

Alisha juga diam-diam menyandarkan punggungnya di tembok saat tertwa kecil: "Kalian benar-benar pasangan yang saling mencintai."

"Jika tidak, bagaimana mungkin aku akan menikahinya?" Samael akhirnya bertanya lagi: "Jadi, kenapa kau keluar? Kau belum menjawab pertanyaanku."

Alisha terdiam mendengarnya sampai akhirnya dia mengatakan alasannya dengan nada rendah: "Aku juga tidak terbiasa dengan suasana tiga wanita disana. Baik itu saudara perempuanku, atau bahkan sepupu wanda dan Chelsea adalah wanita yang berbeda generasi denganku."

".....Apakah kau merasa inferior kepada ketiganya?" Samael bertanya saat menatap mata Alisha dengan serius.

Dan ketika dia melihat anggukan Alisha, Samael terdiam. Perbedaan antara Alisha disni dengan Alisha di Dunia sana benar-benar berbeda 180°. Atau mungkin....bisa dikatakan kalau inilah Alisha yang sebenarnya jika tidak ada kejadian aneh dari Ayah mereka.

Sebagai putri pelacur, masa depan Alisha memang tidak terlalu bagus. Jadi Samael sedikit terkejut saat awal dia mengerti identitas asli Alisha beberapa tahun yang lalu.

Meskipun dia tidak tahu masa lalu Alisha disini, tapi sepertinya itu masihlah masa lalu yang sama dengan Alisha di Dunia sebelumnya.

Hanya saja disini, Ayah mereka tidak memutarbalikkan identitas Kalika, dan terus membiarkan Alisha mendapatkan sedikit perawatan...

Pada akhirnya Samael berkata: "Bagaimana kau bisa bergerak maju kalau kau akan terus menyesali masa lalu?"

"Aku tidak menyesali masa laluku."

"Memiliki komplek inferior daripada saudarimu sendiri sudah merupakan bukti bahwa kau memang menyesali masa lalumu dan terus menerus memikirkan kenyataan bahwa kau dilahirkan berbeda."

Samael menarik nafas sesikit dan melanjutkan: "Perbedaan antara kau dan Kalika sebenarnya sangat tipis, Alisha. Yang membedakan bukanlah kelahiran kalian....."

"Jadi, jangan memikirkan masalah sepele itu..."

"Ini bukanlah masalah yang sepele!" Alisha langsung meledak marah yang membuat Samael terkejut.

Disana Alisha menarik kerah Samael dan berkata, "Kau tidak mengerti apa yang kurasakan! Aku adalah anak terbuang. Meskipun Ibu Kedua dan Kalika menerimaku, anggota keluarga yang lain menolakku!"

"Apakah kau tahu rasanya memiliki saudari dengan keluarga yang lengkap?! Aku bahkan tidak pernah merasakan cinta Ayah! Apa yang kau tahu !!! Aku harus bekerja dengan identitas palsu, semuanya palsu...."

Alisha menundukkan kepalanya dan akhirnya dia menunjukkan senyuman aneh yang dibuat-buat: "Bahkan senyuman ini, senyuman yang kutunjukkan kepada semua orang....itu juga palsu."

Samael tanpa rasa ragu mengatakan: "Air mata palsu bisa menyakiti orang lain. Tapi, senyuman palsu hanya akan menyakiti dirimu sendiri."

"....Itu benar, aku menyakiti diriku sendiri." Alisha menerima ini dengan mudah.

Dia melepaskan kerah baju Samael dan ingin pergi dari sana. Tapi Samael meraih lengan Alisha yang membuatnya terkejut.

"Lepaskan!" Alisha berusaha melepaskan diri.

Samael melihat bahwa mereka diperhatikan oleh orang-orang di sekitar, karena itu dia segera menarik Alisha kuat dan membenamkannya ke pelukannya tanpa ragu!

"Benar saja, itu hanya pertengkaran singkat antara kekasih..."

"Cih, kukira aku akan melihat seseorang ditampar di hari yang busuk ini."

"Suram! Saudara, kau terlalu suram!"

"Orang populer harus mati!"

.

.

.

Bisikan ini dan bubarnya penonton membuat Samael yakin bahwa usahanya berhasil untuk tidak membuat apa yang dia dan Alisha lakukan menjadi pusat perhatian.

Dan akhirnya, Samael berbisik: "Maaf, tapi aku tidak suka melihat suatu masalah tidak selesai di depan mataku, terutama setelah aku mencoba memecahkannya."

"Lepaskan! Aku tidak butuh bantuanmu!"

Samael tidak melepaskan, "Jangan bergerak, jika tidak, kau akan tahu akibatnya! Aku akan mengatakan ini, Origami [Palsu] di tubuhmu, akan kuhancurkan karena aku tidak menyukainya!"

"Kenapa kau sangat keras kepala!"

"Meskipun kau berbeda, tapi kau masihlah Alisha." Samael menatap mata indah Alisha yang bergetar dan mengatakan: "Alasan itu, sudah lebih cukup bagiku!"

.....

Sementara itu di kejauhan.

Lucy, Atira dan Laelia saat ini tengah menatap Samael dan Alisha yang sedang berpelukan dengan mata terkejut.

Wajah Lucy terlihat menjijikkan, "Kupikir itu akan menjadi sekretarisku, tapi ternyata wanita lain yang tidak kutahu? Ceh, laki-laki masihlah bajingan."

"Lia, jangan tersulut emosi dulu." Atira agak ragu, "M-Mungkin, ada alasan lain kenapa Samael melakukan itu."

Hanya saja keduanya terkejut melihat bahwa Laelia tidak merubah wajahnya, dan ini membuat keduanya saling memandang satu sama lain.

Laelia sendiri hanya tersenyum tipis, "Aku tahu, Samael mungkin terlihat bajingan disini, tapi aku tahu dia hanyalah laki-laki yang tidak bisa meninggalkan wanita kesusahan sendirian, terutama wanita cantik."

"Instingnya masih melekat dalam-dalam dan itu sangat susah untuk diubah~"

"Tapi Lia....Apakah kau akan diam saja seperti ini?"

Laelia menggelengkan kepalanya dan tersenyum lembut, "Jangan lihat aku sangat tenang, tapi aku sangat cemburu sekarang kau tahu?"

"Jadi..." Laelia memberikan senyuman lucu saat mengatakan: "Mungkin aku akan memberinya hukuman sekarang?"

Next chapter