1 1.Haruskah?

'Tik....tok....tik....tok...'

Hanya bunyi jam yang terdengar dengan jelas ditelinga Kania. Gadis yang sekarang genap berusia 28 tahun itu, harus menelan pil pahit kala ayahnya diam-diam merencanakan pernikahan ia dengan anak sahabatnya.

Entah mengapa mendengar kata 'Pernikahan' membuat gadis bermata coklat terang itu menjadi gelisah. Dia tidak pernah menyangka kalau kedua orangtua nya bisa setega itu. Padahal mereka sudah tau dengan pasti kenapa anak gadisnya tidak tertarik dengan ikatan suci Pernikahan.

Kania memang bukan seperti gadis pada umumnya yang selalu mendamba pernikahan yang sempurna. Yang ada di pikirannya hanya kerja, kerja, kerja, dan kerja.

Bukan belum siap untuk berumah tangga. Hanya saja ia seperti melihat kegelapan jika ada kaitannya dengan apapun yang berurusan asmara.

"Kania ..?" Ayah memanggilnya dengan lembut.

Malam ini sekujur tubuhnya berkeringat. Angin-angin dingin dari pendingin ruangan seolah tidak ada rasanya ditubuh gadis itu.

Meremas ujung roknya, ia berkata.

"Kania, belum mau menikah Ayah" Lirihnya dengan menundukkan kepala.

"Umur Kania sekarang berapa?" Tanyanya dengan senyum menenangkan.

Namun berbeda dengan sang bunda yang ternyata menyadari ada nada kesedihan mendalam dari suara putri kecilnya.

Bukanya menjawab pertanyaan Sang ayah, ia lebih memilih menumpahkan keluh kesahnya.

"Tapi, Nia belum siap ayah. Bagaimana jika calon suami Nia yang juga anak sahabat ayah itu tahu kondisi Kania?" Butiran kristal bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah membasahi pipi mulusnya.

Sang bunda yang melihat putri kecilnya menangis pun akhirnya berdiri memutari meja dan duduk disebelah Kania ia memeluk hangat sang putri.

Dan isak tangis Kania pun pecah seketika. Tangis yang begitu menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya. Tangis yang seolah menggambarkan luka yang sangat dalam.

Menangis? .Kania bahkan sudah berhenti menangis sejak lima tahun lalu. Bahkan ketika ia terjatuh hingga menyebabkan kakinya patah satu tahun yang lalu ia sama sekali tidak merasakan adanya air mata di kelopak matanya.

Sang bunda yang memeluk Kania pun tidak bisa menahan butiran kristal bening yang sudah menggenang dikelopak mata nya lebih lama lagi.

Namun dengan cepat ia menghapusnya dan di gantikan dengan senyum untuk menenangkan putrinya.

"Nia... Bunda yakin putra pak Surya tidak seperti itu. Ia pasti bisa menerima kamu sebagai istrinya." Dengan usapan lembut di kepala sang

bunda mencoba menenangkan putri kecilnya.

"Dari mana bunda tahu? Apa bunda pernah bertemu dan berbicara dengan putra pak Surya itu?" Kania melepaskan pelukannya dan menatap bundanya.

Sang bunda tersenyum sembari merapikan rambut Kania yang sedikit berantakan. Namun belum sempat menjawab pertanyaan putri kecilnya ucapannya pun terpotong ayah Haryo.

"Nia, calon suami kamu itu saudara kembarnya sahabat kamu Viana, Viana anak yang baik sudah pasti saudara kembarnya juga baik." Ayah Haryo yang sedari tadi diam akhirnya bersuara memberi penjelasan kepada sang putri.

"Mana ada orang baik bisa terlibat skandal dengan perempuan, Ayah! Jadi pria itu menikahi Kania hanya sebagai tameng agar nama baik 'Dia' tidak tercemar!" Nada bicara Kania pun meninggi.

"Nia, sudah tahu semuanya Ayah. Nia bukan anak kecil lagi!" Dan Kania pun pergi meninggalkan kedua orang tuanya diruang keluarga yang saat ini mematung.

Ayah Haryo benar-benar tidak menyangka jika putri kecilnya sudah mengetahui apa yang di alami anak sahabatnya. Ia tidak menyangka jika Kania akan mengetahui dengan cepat.

Bahkan Surya dengan cepat menutupi skandal yang menimpa anak lelaki nya. Dengan segala kekuasaan dan harta yang melimpah melenyapkan berita murahan seperti itu bukanlah hal yang sulit. Tapi entah dari mana ada satu foto yang tidak terjangkau oleh Surya, foto yang memperlihatkan Melvin sedang memeluk wanita masuk ke dalam hotel keluarganya, beruntun sang wanita tidak menampakkan wajahnya karena foto itu diambil dari belakang sehingga wajah perempuan itu tidak terlihat.

BRAK!!!!

Suara bantingan pintu kamar yang berada dilantai dua menggema dengan keras membangunkan lamunan kedua orang yang saat ini sedang bertatapan.

Bunda Rani pun menatap ayah Haryo dengan tatapan yang sulit diartikan _skandal?! Skandal apa yang menimpa putra pak Surya?_ pikirannya pun berputar tak karuan.

Saat ayah Haryo ingin pergi, tangannya pun ditahan oleh sang istri hingga ia duduk kembali.

"Ayah, maksud Nia tadi apa?? Skandal?! Apa maksudnya bunda ga ngerti?!" Ucapan bunda Rani pun meninggi, menuntut penjelasan apapun itu yang menyangkut masa depan putrinya.

Ayah Haryo meletakkan jari telunjuknya di bibir menginstruksi 'kan agar tidak mengeraskan suaranya.

"Kita bicara diruang kerja Ayah!" tanpa mendengar jawaban sang istri ia melangkahkan kaki nya menuju ruang kerja. Tentu saja bunda Rani yang sudah tidak sabar dengan penjelasan sang ayah mengekorinya menuju ruang kerja suaminya.

Sesampainya mereka diruang kerja. Haryo mengajak sang istri untuk duduk di sofa yang berada di samping meja kerjanya.

Ayah Haryo pun meyakinkan dirinya sendiri untuk menjelaskan keadaan yang ada. Keadaan yang membuat ia dengan sukarela menjodohkan Kania dengan Melvin.

Peristiwa yang di mulai di kota Catania provinsi Catania Italia. Saat itu Melvin yang sudah menjadi Chef yang cukup terkenal di Italia mendapat undangan pesta dari salah satu rekan seprofesinya.

Saat itu Melvin yang berada di tengah-tengah pesta ditarik oleh seseorang yang merupakan si tuan rumah yang mengadakan pesta tersebut.

Melvin ditarik dan dibawa ke lantai dua. Awalnya mereka hanya membicarakan bisnis dan mengenang masa - masa kuliah mereka.

Namun karena si tuan rumah seorang peminum, maka meja mereka pun di suguhi Sampanye (minuman anggur putih). Awal nya Melvin menolak ajakan rekan bisnisnya.

Namun beberapa kawan Melvin yang ikut hadir di pesta itu menghampiri dan ikut membujuk Melvin agar ia ikut bersulang bersama.

Awalnya Melvin pun tetap pada pendiriannya. Tapi lama kelamaan pertahanan Melvin akhirnya roboh ia pun meminum Sampanye yang diberikan temannya.

Sampai keadaan memburuk Melvin yang sudah meminum beberapa gelas Sampanye nya itu pun mulai kehilangan kesadarannya.

Dengan langkah yang terhuyung-huyung Melvin pun melangkahkan kakinya keluar dari pesta dan berjalan menuju mobilnya. Belum sempat ia menaiki mobilnya ia pun terjatuh.

Beruntung ada salah satu teman wanita nya yang membantu membawanya ke hotel yang sialnya adalah hotel keluarga Melvin. Wanita itu membawa Melvin ke kamar tempat ia menginap.

Haryo yang mendengar kabar Melvin pun bergegas menemui Melvin pun terkejut setelah mendapat kabar bahwa Melvin tidur sekamar dengan seorang wanita. Dan ternyata ada beberapa orang yang sempat memfoto Melvin.

Dan saat itu pula kabar skandal Melvin terekspos ke sosial media karena status Melvin yang merupakan seorang chef yang cukup terkenal di negara itu.

Ditambah lagi keluarga Melvin yang memang pengusaha di Indonesia membuat kabar skandal itu pun menyebar cepat di kedua negara.

Surya yang menyadari skandal yang dilakukan oleh anaknya langsung mengerahkan orang-orang kepercayaan nya untuk menghapus semua jejak yang bisa mempengaruhi nama baik keluarganya.

Delapan hari setelahnya tiba-tiba ada kabar dari media cetak lengkap dengan foto Melvin yang sedang memeluk seorang wanita. Dengan cepat Surya pun mengklarifikasi berita tersebut.

Surya mengatakan bahwa yang berada di pelukan Melvin itu adalah calon istri nya.

Haryo yang terkejut atas apa yang di ucapkan rekan bisnis sekaligus sahabatnya itu pun menghampiri kantornya.

"Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana? Anak itu benar-benar sudah melampaui batas" Untuk pertama kalinya Haryo melihat surya begitu tertekan. Lelaki itu tidak pernah menampakkan ekspresi sedihnya, tatapannya kosong menatap jendela luar.

Tiba-tiba Surya membalikkan badannya dan menatap Haryo. Ia bertanya apakah ia bersedia untuk menjodohkan putri semata wayangnya dengan putranya.

Awalnya Haryo menolak tapi Surya tidak kehabisan akal, ia mengatakan bahwa Haryo berjanji akan memenuhi satu permintaan sebagai balas budi karena telah menyelamatkan nyawa istrinya. Dan kini ia menagih janji itu.

Bunda Rani yang baru mengetahui segalanya itu pun menggeleng tidak percaya karena selama ini suaminya sudah menyembunyikan fakta selama ini.

"Ayah haru bagaimana Bun ? Ayah juga tidak menyangka kalau pak Surya akan menagih janji seperti itu."

Kania yang sedari tadi berdiri di depan pintu itu pun menangis mengetahui yang sebenarnya, bahkan ia menutup mulut nya dengan kedua tangan agar isak tangis nya tidak terdengar.

Kania pun kembali ke kamarnya dengan langkah gontai. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Haruskah ia menerima perjodohan ini.

_Haruskah dirinya berkorban untuk kedua orang tuanya_.

Tiba-tiba sekilas ide muncul di kepal cantiknya.

'aku harus melakukan sesuatu'

**********

avataravatar
Next chapter