1 Menikah

note : Mon maaf banyak typo, tolong bantu komen paragraf ya ka.....

baca juga..

1. bukan salah jodoh

2. bukan cinta yang salah

3. antara CINTA atau UANG

4. my playboy boyfriend

5. aku kamu dan masa itu (tamat dan tulisannya penuh kekhilafan)

bantu simpan di lab kalian, dan lemparkan dukungan kalian..

menulis adalah sedikit curahan hati dalam mengarungi hidup saat mendengar banyak cerita dari kiri kanan..

bisa komentar dan beri saran atau curhat juga boleh..

Ig : @ayun_8947

****

Seorang gadis dengan wajah panik dan pakaian pengantin yang belum terpasang sempurna.

Vira berusaha menghubungi Lisa berkali-kali tapi hasilnya nihil.

"Ayo non, tuan muda sudah menunggu di altar" tangan Vira memberi tanda untuk menunggu, wajahnya panik. Pelayan juga sudah lebih panik. Bisa bisa dia kena semprot karena terlalu lama menjemput mempelai wanita.

"Ayo Lisa angkat! kemana sih lu"

gadis itu mulai putus asa, akhirnya dia pasrah saja saat di paksa memasuki ruang altar untuk mengikat janji suci pernikahan. Mimpi apa gue semalem! Vira tak habis pikir. Antara gugup dan kesal, semua membaur jadi satu. Vira hanya bisa menahan jengkel dengan menggenggam erat tangannya. Mengepalkan kedua tinju.

Wajah Vira menahan tangis, dia bukan terharu tapi sedih. tolong penonton jangan salah paham. Wajah Vira yang sendu membuat tetamu salah sangka. Dia sangat terharu dengan keberuntungannya. Beberapa orang berbisik seperti itu. Apa lu kata! Keberuntungan apa! Ini kesialan tau! Vira semakin kesal mendengar bisik bisik tetangga yang membuat kupingnya merah.

"Harusnya menikah itu menyenangkan, tapi kenapa jadi kayak gini?" Vira sudah tak bisa menahan air mata, dia akhirnya menyerah. Tak cukup hanya dengan menggerutu sendiri dalam hati, mata Vira  melirik pria di sampingnya.

"Mukanya sih ganteng, tapi dia siapa ya!"

Bukannya hikmat Vira malah membuat mimik wajah aneh, membuat hadirin heran. Berkali kali dia mencuri lirik ke arah pasangannya tanpa mempedulikan suara Pasteur yang memberkati

"Huaaaaaaaaaaaaaa.....!!" tangis Vira pecah disaat pendeta meminta pengantin pria menciumnya, dia tidak bisa menahan kekesalan yang membuatnya tidak paham akan situasi ini. Gadis itu seakan mengeluarkan kekesalan dan amarah yang menumpuk di dada. Vira menangis sejadi jadinya! Dengan pernikahan ini semua impiannya seakan terkubur begitu saja.

Suara tangisan Vira semakin menjadi, gadis itu berlutut dan menjatuhkan diri di lantai. Membuat semua orang heran. Mempelai pria hanya bisa menarik senyum getir, dia menahan rona merah di wajahnya, sudah tak bisa. Wajah itu sudah seperti udang bakar. Pria itu berusaha menarik tangan Vira, memaksa gadis itu mengikuti langkahnya.

Pria itu membanting tubuh Vira diatas ranjang, gadis itu masih saja menangis, riasannya cemong, wajahnya jadi berantakan.

"Mau lu apa sih, lu tuh malu-maluin tau gak!"

gertakan itu membuat tangisan Vira sekali lagi pecah.

"Huaaaa..... huhuhu...!!" Vira menangis semakin jadi. Tarikan pria tadi meninggalkan bekas merah di pergelangan tangannya. Belum lagi bantingan barusan.

"ssstttt!!" pria itu mencoba membuat Vira menghentikan tangisnya.

"lu bisa diem ga sih!" tapi Vira masih saja tersedu-sedu membuat pria itu semakin gusar, dia menutup paksa mulut Vira dengan telapak tangannya, tapi gadis itu malah menggigitnya.

"Aduh! aduh, sakit be*go!" Vira tidak peduli dengan umpatan pria itu.

"lu siapa sih, kenapa gue harus nikah sama lu huhuhu!"

Pria itu mengeryitkan dahi, mereka terlihat sama-sama bingung.

"Gue Vino, lu Lisa kan!"

"Huaaaaa... !!!!!"

Vino menutup kedua telinganya tak sanggup mendengar tangisan gadis di hadapannya ini, suara cempreng Vira  bisa memecahkan gendang telinga.

"gue Vira, bukan Lisa! Lisa berengsek!!"

Teriak Vira sambil melemparkan heelnya ke arah asal, Vino mencoba menghindari lemparan Vira.

"jadi lu bukan Lisa? kenapa lu ga ngomong maliiihhh"

gadis itu menatap tajam, setajam silet.

"kampre*t, orang-orang lu tuh ga profesional, masa ga bisa bedain gue ama Lisa blackpink, ayee ayeee..." Setiba di bandara dia langsung ditodong dan difasilitasi mobil mewah, mana mungkin nolak, keburu telat!

"Sebetulnya Lisa atau Vira sih? Siapa sebenarnya jodoh gue?"

"Bodo amat!" Teriak Vira kesal. "Yang pasti bukan gue. Gue ke sini tuh karena mau kuliah. Ku-li-ah! Bukan nikah!" 

"Terus perjanjian yang udah kita sepakati gimana?"

"Perjanjian apaan sih!" Vira makin heran

"Kan lu bilang bakal nikah sama gue, jadi istri gue, punya anak dan hidup sama gue sampai bokap setuju mewariskan semua hartanya ke gue!" What! Perjanjian macam apa itu? Vira membuat wajah aneh, dia tak mengerti.

"Gue belom pernah dengar ada perjanjian kaya gitu tuh!"

"Serius!" Vino melotot dan menghardik sambil mengacungkan telunjuk ke dada Vira.

"Eh ati ati jari lu ya!" Vira mendorong jari Vino, tak menyentuh bagian dadanya.

"Gue ga ngerti perjanjian apa yang lu maksud, itu semua ga ada hubungannya sama gue. Jadi bye!" Vira berniat meninggalkan gedung mewah dimana mereka melangsungkan pernikahan

Sebelum meninggalkan gedung ini, ada baiknya Vira berganti pakaian dan membersihkan make-up. Vira menatap wajahnya yang berantakan di layar ponselnya, dih gila gue jelek banget, batinnya.

Tapi tunggu dulu!

"Eh, tadi kita udah pemberkatan?" Vino menarik bibir, tersenyum lalu mengangguk.

Dia baru sadar jika saat ini dia telah menikah dengan pria yang berdiri di hadapannya, siapa tadi namanya! Vi, Vino, oya Vino!.

"Vino, gue bisa ga minta pulkam?"

Vino menatap tajam gadis di hadapannya, matanya sedikit menyipit.

"sorry to say, gue harus cepet menikah supaya dapet legalitas warisan dari bokap, kalo gue ga nikah, otomatis warisan bokap jatoh ke ade tiri gue kalo dia yang nikah duluan, jadi please.. kubur impian lu untuk pergi dari sisi gue" senyum vino menyeringai ngeri. 

"Tapikan calon lu tuh Lisa, bukan gue!"

"Mau Lisa, mau Lusa, mau Rusa, yang penting gue nikah, udah gitu aja, gausah banyak omong deh, mending lu mandi sekarang!"

Vira menangkap lemparan handuk Vino, dia nyuruh gue mandi? pasti dia mau **** sensor! Biasanya kan kalo abis mandi, biasanya, abis nikah, orang pasti-- Vira menggeleng ngeri. Duh ko pikirannya jadi mesum sih!

"lu kenapa?" tanya Vino

"lu nyuruh gue mandi, lu mau 'itu-ituan' sama gue yah!" seru Vira sambil menutupi dadanya dengan handuk.

Vino melangkah mendekatkan wajahnya di hadapan wajah gadis itu. aduh, dia mau nyium nih pasti!

"please, punya kaca kan!" hardik Vino.

"kalo ga punya, itu dimeja GEDE!!"

Vira mengikuti arah telunjuk Vino, dia melihat bayangan wajahnya dengan maskara luntur, rambut awut-awutan, bedak temblok-temblok.

"ya ampun itu siapa? tolong kasih tau gue, pintu keluar dimana, gue mau exit segera"

gumam Vira sambil ngeloyor menuju kamar mandi. Itu gue apa Wewe gombel sih!

Vino melipat tangan di dada. Matanya menatap tajam ke arah Vira yang ngeloyor kabur ke kamar mandi.

"Uda gila kali ya, masa gue mau sama cewek model begitu!" gerutu Vino mencibir punggung Vira sinis.

"Uda gue bilang cewek tuh ga menarik! gue cuma butuh warisan bokap dan jabatan gue!" ujar Vino tegas pada dirinya sendiri.

Dasar ya, mata duitan! belum aja dia kenal cinta. Kalo udah kenal penyakit cinta bahkan Ee ucing pun rasa coklat! liat aja nanti!

avataravatar
Next chapter