1 prolog

Aku Yoritaka Araki, hidupku akan berakhir beberapa detik lagi.

Dunia ini bagiku hanyalah tempat menyebalkan, banyak sekali yang aku benci namun tidak ada yang melebihi kebencian ku kepada keberuntungan, hal tidak pasti yang mempengaruhi jalannya hidup seseorang dan entah kenapa hal itu yang tidak aku miliki di dunia ini.

Entah kutukan ini mulai semenjak kapan, namun keberuntungan selalu menjadi musuh utamaku disetiap harinya.

Dijatuhi kotoran burung 3 kali dalam sehari bagiku bukanlah hal yang aneh untuk terjadi dan itu bukanlah yang terburuk.

Salah satu yang terburuk terjadi saat ujian kelulusan SMA, di tengah-tengah ujian tiba tiba aku diare hebat dan hampir membuat aku tidak lulus dan kesulitan untuk memasuki universitas karena nilaiku sangat rendah.

Dan aku sekarang duduk kesakitan disini melihat kereta yang akan mengahiri hidupku hanya karena seorang b*jin**n tiba tiba mendorongku tepat disaat hari pertamaku bekerja setelah 5 tahun menganggur semenjak keluar dari universitas.

'Seharusnya aku tetap jadi NEET saj-. .

Wooosh kereta menghancurkan tubuhku menjadi potongan kecil yang tidak terhitungkan.

___

[Selamat datang Yoritaka Araki]

'Eh dimana aku ?'

Aku seperti sedang mengapung diantara langit tak terbatas, sekelilingku hanya terlihat awan yang mengapung secara perlahan dan dihadapanku terlihat jendela seperti di dalam game.

[Sayang sekali Araki-san, namun anda sekali lagi akan masuk kedalam roda kehidupan].

'Eh jadi aku benar-benar sudah mati ?'

[Yup]

'Yup ? . . . bisa-bisanya kamu mengatakannya dengan ringan begitu ! Sialan aku tidak pernah mencari musuh dalam hidupku lantas kenapa ada orang yang ingin membunuhku ?'

[Benar sekali, pembunuhmu salah mendorong orang dikarenakan pakaian dan gaya rambut anda saat itu dengan orang yang ingin dia bunuh sama.]

'Apa-apaan itu ba*in*an !! Kenapa aku sial sekali ?!'

[Anda memiliki kutukan yang kuat, justru saya takjub anda masih hidup sampai sekarang.]

'Apa salahku hingga mendapatkan kutukan seperti itu ?!'

[Saya hanya sekedar sistem dengan kecerdasan buatan, informasi tentang itu saya tidak memilikinya.]

'. . .'

[Jangan khawatir semua kesialan itu akan berhenti hari ini, karena anda akan menikmati berbagai macam keuntungan karena parameter pity sistemmu tinggi.]

Di jendela muncul roda dengan berbagai warna didalamnya, area terbesar berwarna oren hingga lebih dari setengah area diikuti dengan ungu dan terlihat sedikit warna biru diantara kedunya.

[Sebagai bentuk hadiah anda akan terlahir lagi di dunia yang selalu anda impikan, Naruto. Anda akan menjalani hidup dari salah satu karakter yang ada disana.]

'Eh kau serius ?'

[Tentu saja, Untuk roda yang anda lihat adalah sekarang adalah roda takdir yang akan menentukan karakter mana yang ditakdirkan untukmu, oren mewakilkan karakter yang memiliki takdir dan bakat yang sangat kuat dalam merubah haluan dunia seperti Uciha Madara, Senju Hashirama, Uzumaki Naruto, Sasuke Uciha, dan seterusnya. Ungu untuk menunjukan karakter yang memiliki bakat yang tinggi seperti Hyuga Neji, Hatake Kakashi, Senju Tobirama dan seterusnya lalu mengikuti hal serupa dilanjutkan dengan warna biru, hijau dan putih.]

'Gehhh aku punya firasat buruk akan hal ini'.

[Tenang saja persentase anda dalam pemilihan sangatlah tinggi untuk mendapatkan karakter yang baik. 60% untuk warna oren, 30% untuk warna ungu, 8% untuk warna biru, 1,8% untuk warna hijau lalu diikuti oleh 0,2% oleh warna putih.]

[Apakah anda ingin memulai pengundiannya ? Y/N]

Aku terdiam untuk beberapa saat mempersiapkan mentalku, setelah tekatku bulat aku memikirkan diriku menekan tombol 'Y' pada jendela dan rodapun mulai memutar dengan jarum penunjuk ditengahnya.

Ini merupakan momen paling menegangkan dari sepanjang hidupku . . . mungkin kalimat itu tidak lagi sah sekarang karena aku sudah mati.

Ketika jarum penunjuk berhenti di warna putih, seakan jiwaku dicabut aku merasa duniaku akan berakhir.

'APA-APAAN INI SIALAN !!!'

[. . . . . . . Selamat menempuh kehidupan baru sebagai . . . Haruno Sakura. . . semoga kehidupanmu menyenangkan]

'WOYYYYYY !!'

___

Jauh diatas 'ruang' tempat Araki berada seorang dewi memperhatikan jiwa malang yang tidak pernah bisa ia bantu ketika ia berada di bumi.

Dirinya bernama Fortuna, dewi keberuntungan.

Mengintip kehidupan berat yang dihadapi sang pemuda ia menangis penuh simpati.

Untuk menebus rasa bersalahnya ia membantu sang pemuda untuk mendapatkan kehidupannya yang lebih baik dikehidupan selanjutnya dengan membantunya mendapatkan undian paling langka ketika undian takdir dilakukan.

'Nikmatilah kehidupanmu yang baru pemuda'

Dengan senyuman penuh kasih sayang dewi fortuna melihat jiwa pemuda itu pergi ke kehidupan selanjutnya.

avataravatar