webnovel

Bukan Mawar Biasa

Tentang seorang perempuan yang memilih pergi ke Surabaya karena kisah cintanya kandas di Jogja. Dia berjuang mendapatkan kebahagiaan namun harus dihadapkan dengan kenyataan yang tidak diinginkan. Dia harus berhadapan dengan kakak sepupunya yang tidak pernah menganggap dirinya sebagai keluarga. Tentang cinta, sahabat, dan keluarga. Nayla Mawar Valeri perempuan tangguh dengan sejuta senyuman dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Akankah dia sanggup menghadapi kakak sepupunya?

NaLia · Teen
Not enough ratings
14 Chs

Nayla #1

Disini jam 03.00 dini hari, di jembatan Sayidan.

"Aaaa aa aa aa kkkkkkkk" teriak seorang perempuan dipagi buta. Iya, dia Nayla anak SMA kelas XII yang sudah menyelesaikan ujian nasionalnya. Bukan perayaan atas kelulusannya tapi meluapkan perasaan atas keputusan sang mantan yang lebih memilih cewek lain dibanding dirinya.

"Lucu kan Tam? Hahahahaaa" tawa Nayla yang mengenaskan.

"Sabar loh Nay, sabaaarrr! Istighfar!" lantang Tama yang miris melihat keadaan temannya.

"Temanmu yang bikin aku ndak karuan begini"

Nayla pergi bersama Tama. Tama teman dekat Putra sang mantannya Nayla. Anehkah mereka?

"Ayook Nay pulang, ndak dimarahin Bunda ntar"

"Aku ndak berani pulang Tam, besok siang aja. Sesak dadaku Tam"

"Walahhhh, ntar Bunda nanyain gimana aku jawabnya Nay?"

"Ndak usah dijawab,wong aku ijin nginep di rumah Keila"

"Aku ndak tau mau ngomong apa,wes karepmu wae mau ngapain. Tak temenin. Tapi jangan nangis. Ndak papa Putra milih yang lain. Aku masih sayang kowe Nay" terang Tama serius .

"Aku bosen denger kata sayangmu Tam,lagian siapa yang nangis"

"Pantesan Putra juga bosen sama sayangmu" jawab Tama dengan toyoran yang dia dapat dari Nayla.

Semalaman Nayla dan Tama mengitari kota Jogja berdua. Dari Malioboro sampai tugu Jogja. Nayla habis putus Cinta, tapi dia sama sekali tidak mengeluarkan air mata. Hanya sesak di dada. Tama dengan Setia menemaninya sampai siang hari. Mereka nongkrong di stasiun tugu. Cuma berdua. Iya berdua, mereka teman dari kelas X sampai sekarang. Entahlah, sebenarnya siapa yang lebih dekat dengan Tama. Yang jelas Tama selalu menyayangi Nayla.

"Tam, besok aku mau ke Surabaya" Nayla tiba-tiba berkata tanpa menatap Tama.

"Mau ngapain kesana? Segitu sakitnya kamu di tinggal Putra sampe minggat ke Surabaya?"

"Mau cari sugar daddy,hahahaaa" tawa Nayla begitu miris.

"Gilak emang kamu. Tapi aku tetep sayang kamu kok"

"Aku tau. Kalo udah ndak ada yang sayang aku. Baru aku mau sama kamu Tam"

"Karepmu Nay. Yang penting kamu tetep waras"kata Tama dengan mengelus rambut Nayla yang lurus.

....

Nayla pulang ke rumah tepat pukul 10.00. Tanpa tanya sang Bunda, Nayla langsung mengajukan permintaan.

"Bun, Nayla kuliah di Surabaya ya"

"Loh kenapa nduk? Bukannya dulu udah daftar disini. Di Jogja juga banyak kampus yang Bagus nduk"kata Bunda dengan kernyitan didahinya.

"Ndak boleh ya Bun? Nayla ntar di rumah Budhe deh kalo Bunda setuju"

"Kenapa tiba-tiba nduk? Pendaftaran kuliah udah mau selesai loh nduk" Bunda mulai curiga.

"Ndakpapa Bunda, pengin nyari pengalaman aja" jawab Nayla pantang menyerah.

"Nanti kita bicarain sama Ayah ya nduk"

"Oke Bunda"

Nayla mengecup kening Bunda, orang yang paling Nayla kasihi di bumi ini. Bunda yang merawat Nayla meski bukan anak kandungnya.

......

Hari ini Nayla pergi ke pantai berdua lagi sama Tama. Tama minta jalan-jalan berdua sebelum Nayla pergi ke Surabaya. Ayah dan Bunda sudah setuju Nayla kuliah di sana.

Mereka duduk di bibir pantai menikmati angin yang berhembus dan ombak yang berdatangan membasahi.

"Kenapa Putra tega sama aku ya?salahku apa sama dia?" ucap Nayla.

"Takdir!" jawab Tama santai dan mendapat lirikan tajam dari Nayla.

"Alasannya cuma karena dia coba-coba Tam. Alasan yang ndak masuk akal. Aku yang selalu nemenin dia 3 tahun ndak ada artinya" Nayla menghembuskan napas panjang. Dadanya masih terasa sesak.

"Mau nangis Nay? Nangis aja, sini tak peluk"

"Ndak usah nyari kesempatan!"

"Kamu udah diapain sama Putra? Coba cerita sama aku" cecar Tama penuh curiga.

"Menurutmu aku udah ngapain aja?" ucap Nayla penuh ngegas.

"Ya ndak tau. Kamu sama Putra yang menjalani kok. Aku ki temenmu. Syukur kalian ndak aneh-aneh pacarannya. Kamu ndak rugi apa apa"

"Enak aja ndak rugi apapun. Rugi waktu aku. Waktu yang ndak bisa kembali"

"Iya betul. Kamu kalo pacaran jangan mau dicium dipegang diraba apapun itu. Pokoke jangan sampai kamu diapa-apain. Kalian cuma pacaran. Aku aja yang temenmu belum dikasih apa-apa" nasihat Tama yang luar biasa dapat toyoran keras dari Nayla.

"Wong edan kowe!"

Mereka tertawa lepas di pantai. Sesekali berlarian dan Tama dengan sengaja memeluk Nayla dengan erat. Tama tidak pernah menyembunyikan perasaannya. Selama tiga tahun selalu mengungkapkan sayang ke Nayla. Bahkan di depan Putra juga tidak pernah ragu.

"Nay, kalo aku kangen kamu gimana? Putra sehebat itu ya bikin kamu kabur ke Surabaya" ucap Tama penuh kecewa.

"Kamu paling hapal sikapku. Kamu paling bisa nyari aku kalo lagi ngilang" Nayla melepas pelukan Tama dengan pelan.

"Jangan lepas dulu Nay, aku masih pengin berdua sama kamu. Ndak pernah aku disayang sama kamu. Putra mulu yang kamu sayang dari dulu.Kamu selalu nolak aku. Emang aku sama Putra bedanya apa?"rengek Tama makin mengeratkan pelukannya.

"Putra mantanku, kamu temenku. Gitu kok ndak tau"jawab Nayla geli melihat tingkah Tama.

Baru kali ini Tama terlihat sedih ditolak Nayla. Biasanya selalu acuh. Nayla berbalik menghadap Putra membalas pelukannya lebih erat.

"Kamu yang terbaik dihidupku. Ndak bisa aku lupain. Tenang aja, kamu yang bakal tahu pertama kalo aku punya pacar lagi"

"Ahhh ndak asik kamu Nay, mbok kapan giliranku jadi pacarmu"keluh Tama.

"Kamu dikasih hati mintanya jantung terus. Ndak puas jadi temenku?"

"Aku sayang kamu Nay"

"Aku tau" Nayla mengecup kening Tama penuh perasaan. "Kamu teman terbaikku"

"Ndak asik" senyum Tama pudar namun tetap ada rasa bahagia dihati.

Mereka bermain di pantai sampai sore, makan di sekitar pantai kemudian pulang dengan perasaan yang lebih tenang.

Sampai di rumah, Nayla langsung mandi dan membereskan baju. Nayla sudah bulat tekadnya. Dia punya tujuan sendiri ke Surabaya.

Hape Nayla bunyi tanda sms masuk. Nayla heran, sudah lama tidak pakai pesan sms. Biasanya teman SMA menggunakan pesan Whatsapp. Nayla kemudian membuka pesan dari nomer yang belum tersimpan.

085xxxxxxxx

Nay, aku pengin ketemu. Please aku harap kamu bisa. Putra.

***

T. B. C