1 Cinta Pertamaku Part 1

Max tinggal di sebuah desa yang bernama wadas putih, di sana dia hanya berdiam diri di dalam rumah pamannya atau berjalan-jalan di sekitar halaman rumah pamannya yang cukup luas.

Max tidak pernah berani lagi untuk keluar berkeliling ke daerah sekitar rumah pamannya karena dia sudah dianggap aneh oleh orang-orang di sekitar sini sebab Max sering kali berbicara dengan makhluk ghaib yang dia temui dan membuat orang-orang di sekitar Max menganggap Max gila atau anak aneh karena suka berbicara sendiri di pandangan orang-orang sekitarnya.

Setiap kali Max keluar berjalan-jalan ke area taman wadas putih, semua orang segera menyingkir dan menjauh dengan pandangan yang jijik atau pandangan yang takut saat melihat kehadiran Max di sekitar mereka.

Hal ini membuat Max muak dan akhirnya Max memilih untuk berdiam diri di dalam rumah pamannya saja atau hanya berjalan-jalan sebatas di halaman depan rumah pamannya saja.

***

Rumah pamannya Max bersebelahan dengan rumahnya Pak Sungkono yang statusnya adalah salah satu orang terkaya di desa wadas putih ini, namun jika dibandingkan dengan keluarganya Max, kekayaan keluarganya Pak Sungkono masih kalah jauh dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarganya Max.

Max begitu jenuh berada di dalam kamar terus menerus ditambah lagi dengan keberadaan makhluk ghaib yang berada di sekitarnya.

Max ingin sekali berjalan-jalan di ruangan yang terbuka meski itu hanya sekedar halaman rumah pamannya, namun saat ini Max sedang malas untuk berjalan, jadi dia memutuskan untuk membuka jendela kamarnya saja dan memandang langit biru dari dalam bingkai jendelanya.

Angin segar khas pedesaan yang asri menerpa wajah dan sebagian tubuh bagian atasnya Max.

"Segarnya" gumam Max sambil memejamkan kedua matanya.

Max sengaja memejamkan kedua matanya karena dia ingin menikmati sejuknya angin segar ini tanpa terganggu oleh pemandangan para makhluk ghaib di sekitarnya yang berbentuk sangat menyeramkan dan menjijikan.

Dari kejauhan seorang gadis yang bernama Rahi sedang memandangi Max dari dalam bingkai jendelanya sambil menggumamkan kalimat pujian.

"Gantengnya" gumam Rahi sambil tersenyum memandangi Max dari jauh.

Rahi sudah tahu mengenai keadaan Max yang di bilang aneh atau mengerikan oleh orang-orang di sekitarnya, namun bagi dirinya Max itu sangat manis dan tampan, tidak terlihat aneh atau mengerikan sama sekali.

Max yang sudah puas menikmati hembusan angin segar itu mulai membuka kedua matanya dan tanpa sengaja menemukan keberadaan Rahi yang berada di seberang tembok pagar rumah pamannya sedang memandang ke arahnya.

Baik kamar Rahi maupun Max sama-sama berada di lantai dua membuat mereka bisa melihat satu sama lain tanpa terhalang oleh tembok pagar beton keliling.

Rahi yang ketahuan oleh Max sedang memandang anak lelaki itu hanya nyengir dan melambaikan tangan kirinya ke arah Max.

Max yang di dalam pikirannya menganggap semua orang itu menyebalkan langsung buru-buru menutup jendela kamarnya dan menarik korden jendelanya sehingga Rahi tidak bisa melihat keberadaannya Max di dalam kamar laki-laki tersebut.

"Lha... kok malah ditutup jendelanya" gumam Rahi kecewa karena dia tidak bisa memandangi Max untuk waktu yang lama seperti hari-hari biasanya saat keberadaannya tidak di sadari oleh Max.

"Apa jangan-jangan dia malu ya?" Rahi bertanya-tanya.

***

Cerita ini ditulis juga di wattpad dengan nama user @SamCTE

avataravatar
Next chapter