1 1. Prolog-

note : Mon maaf banyak typo, tolong bantu komen paragraf ya ka.....

baca juga..

1. bukan salah jodoh

2. bukan cinta yang salah

3. antara CINTA atau UANG

4. my playboy boyfriend

5. aku kamu dan masa itu (tamat dan tulisannya penuh kekhilafan)

bantu simpan di lab kalian, dan lemparkan dukungan kalian..

menulis adalah sedikit curahan hati dalam mengarungi hidup saat mendengar banyak cerita dari kiri kanan..

bisa komentar dan beri saran atau curhat juga boleh..

Ig : @ayun_8947

***

Bagaimana aku bisa berada pada posisi ini. Pada awalnya pun aku tak mengerti jika semua ini awal dari jalan panjang yang tak berujung. Bahwa akan menjadi awan hitam yang kelam. Yang aku ingat saat itu bahwa aku jatuh cinta. Bahwa aku menyukai dia. Bahwa aku mencintainya begitu dalam. Aku tak pernah menyangka jika cinta ini adalah sebuah kesalahan besar dalam hidupku

Marisa panggil saja Risa

Aku baru saja menyelesaikan pendidikan ahli madya pada sebuah collage di bidang industri mode. Biaya yang besar cukup problametik dalam keluargaku. Kedua orangtua ku memutuskan untuk menjual rumah agar aku bisa menyelesaikan pendidikan dan mencapai impianku. Entahlah aku sendiri tidak begitu yakin. Tapi sekali lagi Mama menguatkan.

"Risa, memiliki rumah bisa kapan saja, tapi impianmu harus dikejar mulai saat ini"

Bagaimana pun itu cukup berat. Rumah yang sudah lama kami tinggali. Harus dilepaskan. Mama dan papa pindah ke sebuah kontrakan dan terus berjualan nasi uduk di pagi hari. Ya itulah pekerjaan orangtua ku. Mengapa mama mendorongku untuk bermimpi. Mereka bilang hidupku harus lebih baik dari mereka. Aku akan berusaha. Dan kini aku sudah bekerja di perusahaan apparel dengan brand ternama dunia.

Boss Glen

Pria tampan yang mencuri perhatian di hari pertama dia bergabung di perusahaan. Semua mata bahkan enggan berkedip saat melihat sosoknya. Tubuhnya yang tinggi dan proporsional. Senyumannya yang merekah ramah. Bagaimana orang bisa menolak pesonanya. Boss Glenn bergabung sebagai salah satu buyer untuk produk store nya di luar negeri. Dia seorang CEO merchant ternama di Asia timur. Pak Glen belum fasih berbahasa Indonesia maka dari itu peran Risa sebagai Merchandiser sangat membantunya. Boss Glen menyukai atmosfer ramah dan hangat suasana kantor di sini. Bagi Boss Glen ini adalah hal yang menyenangkan. Dia mulai betah.

Simpanan Pernikahan

BERKENALAN

Risa mendorong pintu kaca. Bibirnya tersenyum disambut anggukan bu direktur. Seorang pria dengan setelan casual mencuri mata Risa. Gadis itu segera melemparkan senyuman lebar. Pria tampan itu membalas walau sedikit ragu.

Risa yakin pria ini yang disebut di sambungan telepon tadi. Boss Glen. Ya dia dipanggil seperti itu

Glen ragu membalas senyuman lebar Risa. Dia tak menyangka gadis muda ini akan segera melempar senyuman lebar saat bertatap mata. Wah matanya tak begitu besar dan bersinar. Hati Glen se ketika takjub. Ah dia sering mendengar jika mata orang Indonesia itu bulat. Tapi gadis ini memiliki kulit jernih dan mata yang indah. Plus senyumannya sungguh mempesona

"Selamat siang bos, namaku Risa" sebari mengulurkan tangan Risa menyambut rekan bisnis perusahaannya itu. Glen melirik direktur perusahaan yang menggaris senyum seolah mengatakan, kau tak apa apa menyentuh tangannya. Glen segera membalas uluran tangan Risa. Mimik wajahnya terlihat canggu. Ah dia tak biasa berjabat tangan apalagi dengan gadis muda seperti ini. Ya di korea mereka cukup membungkuk saja

"Kau akan didampingi Risa, dia salah seorang merchandiser terbaik disini" puji direktur dalam bahasa Inggris membuat wajah Risa memerah.

"Glad to have you" balas Glen dengan wajah senang. Risa mengangguk pelan

"Risa, Bos Glen membuat beberapa draf order sebelum membuat invoice, coba kau periksa terlebih dahulu" Risa menerima folder besar dari tangan direktur

"Ah, saya akan urusan sama dia?" dengan bahasa kaku Glen mencoba berbicara dalam bahasa Indonesia. Logatnya membuat Risa dan direktur tersenyum

"Ya, Risa akan mendampingi bos Glen selama di sini" ujar direktur disambut senyuman keduanya

"Jadi saya tidak perlu sekretaris ya" kalimat terakhir Glen sebelum meninggalkan ruangan direktur disambut tawa kecil oleh Risa

"Saya akan merangkap jadi sekretaris bos Glen"

"Wah. Kau sangat berbakat" puji Glen

Belum apa-apa kalimat pujian kecil itu sudah membuat wajah Risa bersemu merah. Keduanya berjalan menuju sebuah ruangan. Ruangan khusus untuk buyer vip perusahaan. Boss Glen sedikit berdecak kagum melihat ruangan personalnya. Sebuah ruangan tak begitu besar dengan dinding penyekat dari kaca berbentuk kapsul. Sebuah komputer di meja kerja, kursi dan whiteboard berukuran sedang. Ada kamar kecil di sudut ruangan yang ditata seasri mungkin. Bos Glen masuk ke kamar mandi. Agaknya dia sedikit terkejut

"Risa! help me" Dengan wajah panik Risa bingung harus menghampiri ke kamar mandi atau tidak.

"Ada apa bos Glen?" tanya Risa dengan membalikkan badan. Dia membelakangi pintu kamar mandi

"Risa can u take toilet paper for me" Risa membulatkan matanya tak percaya. Shit! dia lupa meletakkan toilet paper tadi. Risa menggigit bibirnya

"Saya harus masuk?" tanya Risa ragu

"Ya!" suara bos Glen jelas

Risa menarik nafas panjang. Haruskah dia masuk sekarang. Risa memasang mimik takut. Dia menutup kedua matanya dengan telapak tangan. perlahan sekali Risa membuka handle pintu. Tangannya meraih toilet paper yang terletak di rak kecil di belakang pintu kamar mandi.Sepertinya Risa sedikit kesulitan jika terus memejamkan mata seperti ini. Dia tak bisa menggapai mana toilet paper mana gulungan handuk

Bos Glen memangku dagunya dengan telapak tangan. Dia melihat tingkah Risa yang takut membuka handle pintu. Pria itu terus memperhatikan gerak gerik Risa yang kesulitan mencari toilet paper. Apa yang dia lakukan? bukankah aku tidak sedang telanjang? pikir Glen bingung

Glen bangkit dari membungkuknya. Dia mengikuti tangan Risa yang masih berusaha mencari gulungan toilet paper. Glen meraihnya lebih cepat sedetik sebelum telapak Risa pun menjangkaunya.

"Aaahhhk!" Teriak Risa mengejutkan Glen. Risa membuka sedikit sudut matanya dan tambah terkejut menyadari tangan bos Glen di atas punggung tangannya.

Jangan bilang dia.. di belakang punggungku saat ini! jangan bilang dia! Risa tak bisa melanjutkan kalimat dalam hatinya. Dia tak bisa membayangkan sesuatu menggantung tanpa celana di belakang bokongnya kini. Wajah Risa semakin cemas. Tanpa berpikir lagi Risa segera ingin kabur. Tetapi karena posisi mereka membelakangi pintu, dan Glen berada di belakang Risa membuat gadis itu bingung ke arah mana. Yang ada hak sepatunya hilang keseimbangan dan membuat tubuhnya hampir tumbang.

Glen segera menangkap punggung Risa dengan dadanya. Posisi ini semakin akward buat Risa. matanya mau tak mau harus membalas tatapan tajam sudut mata bos Glen. Kedua mata mereka bertemu.

Deg.. deg.. deg..

"aku tidak nude" gumam Glen ambigu. Risa segera melotot. Dia mengangkat tubuhnya dari dada Glen.

"ma, maaf" ujar Risa tak enak. Dia memeriksa pakaian utuh Glen. Risa semakin salah tingkah dan cangguh

"terima kasih toilet papernya" ujar Glen kemudian sambil mengangkat tisu di tangannya. 

"Ada sedikit kotoran yang ingin aku lap" lanjut Glen semakin membuat wajah Risa merona merah. Apa yang telah kupikirkan, pikir Risa seraya meninggalkan kamar mandi

Glen melihat tisu di tangannya. Wajahnya seketika cerah. Bibirnya tak kuat menahan hanya sebatas senyuman. Glen tertawa sendiri

"dia sungguh menggemaskan" gumam Glen sebari menggelengkan kepala

avataravatar
Next chapter