webnovel

BAB 1

Galuh yg sudah menyiapkan makanan serta wedang kopi di meja makan menunggu suami pulang hingga tertidur sambil duduk melipat tangannya. Wanita muda secantik Galuh sebaiknya tak perlu begitu setia mengurus suaminya. Mau makan saja menunggu sisa dari suaminya setelah makan masakannya dengan lahap. Wanita sebaik dan secantik Galuh begitu cinta kepada suami, maka seluruh jiwa dan raganya ia serahkan kepada suami yg ia cintai. Padahal suaminya tiap hari pergi bersama teman2nya entah kerja atau berjudi atau main perempuan, tak pernah mengajak Galuh.

Malam telah larut, cahaya telah hilang entah kemana. Gelap menyelimuti bumi hingga ke dalam hati. Mata Galuh mulai menyipit ke arah ujung jalan ketika ia mendengar deru motor Hery suaminya. Ia senang karena doanya terkabul, suaminya pulang. Motor makin dekat, Galuh berdiri di depan pintu menyambut kedatangan suami tercinta pulang. Ada sebercik bahagia dan harapan mendapat kehangatan dari angin malam yg mengguyur dingin ke seluruh tubuhnya.

Hery ternyata tidak sendiri setelah mematikan mesin motornya. Hery bersama seorang wanita lain tampak mesra. Galuh mencoba bersabar untuk membuang prasangka buruk. Tapi Hery sudah mendekat sambil merangkul wanita lain berjalan ke arahnya.

" Minggirr!!" bentak Hery sambil mendorong tubuh istrinya yg mau memeluknya dan jatuh dekat pintu. Hery bersama wanita itu masuk rumah. Galuh ikut masuk mengejar suaminya. Tapi kaki Hery menendang perut istrinya hingga jatuh ke belakang, ke bawah undakan rumah.

" Keluar !! Pergi kamu dari rumah ini dongok ! Awas kalau balik lagi. Kubunuh kamu !!" kata2 dari Hery telah melukai hati Galuh. Wanita muda yg nikah dengan Hery karena cinta hingga rela meninggalkan orang tuanya..dan hidup dengan lelaki bajingan itu. Galuh terlalu lemah dan bodoh mencintai suaminya sepenuh hati. Kini ia mau pulang kerumah siapa pada malam gelap gulita seperti ini ? Orang tua jauh, jalan menuju desa lain untuk apa ? Tak lagi ada harapan untuk hidup. Tangisnya telah menguras airmata yg terus mengalir membasahi pipi. Ia ingin mati saja.

Tapi dengan cara apa? Galuh berjalan sangat jauh mencari sungai besar atau jurang yg bisa membantunya mengakhiri hidupnya. Sesampai di tepi jurang yg dibawahnya mengalir sungai besar ia terjun bebas !!

" Byuuurrrr !!"

*****

Mbah Sonto yg sudah membaca firasat dari mimpinya segera meluncur ke  Bengawan Solo  dan merubah ujud menjadi seorang wanita tua untuk menyelamatkan nyawa wanita muda itu. Mbah Sonto tidak tahu siapa nama wanita itu, tapi ada firasat agar wanita malang itu diselamatkan.

Rasa lega telah hanyut bersama seluruh harapan Galuh ke dalam air .Tapi seperti ada sosok wanita lain yg tiba2 menarik tangannya masuk ke dalam rumah besar. Ibunyakah ? bisik Galuh dalam kepedihan hatinya.

Galuh jadi bingung dan merasa ada kehangatan menyelimuti pikirannya. Galuh menangis dan bersujud di kaki wanita tua itu.

" Sudah..jangan menangis..kamu sudah berada di rumah ibu.." kata wanita tua berpakaian kebaya yg kini merangkul pundaknya. Galuh menoleh dan memandang wanita itu.

'" Jadi wanita itu harus kuat ! Sini ibu kasih kekuatan.!!" kata wanit itu sambil menempelkan telapak tangan ke dada Galuh. Lalu ada sinar dan rasa seolah disetrum listrik. Galuh gemetar sesaat dan tangan itu ditarik kembali oleh wanita setengah tua itu.

" Sekarang kamu sudah jadi wanita kuat. Kamu bisa melakukan apa saja yg kau mau. Kalau kamu disakiti suamimu, balas ! Kamu bisa balas dengan menyakiti atau membunuhnya dengan TENUNG."

Setelah mendengar suara itu, Galuh mendadak menjadi merasa kuat dan ingin membalas sakit hatinya kepada Hery yg telah mengusirnya dari rumah. Galuh bisa lakukan itu.

" Pulanglah..ikuti jalan ini, jangan menoleh ke belakang. Kalau butuh bantuan sebut ibu.. Ibu pasti datang" kata wanita itu yg kemudian lenyap.

Dengan kekuatan barunya, Galuh menapaki jalan setapak di pinggir bengawan keluar menerabas kegelapan..seperti terbang besama hembusan angin. Kakinya bagai terangkat tanpa menyentuh tanah hingga tiba2 sudah tiba didepan rumahnya. Ia melangkah mendekati pintu dan masuk tanpa membuka pintu terlebih dahulu. Galuh menyisir kamarnya yg sedang dihuni sepasang manusia iblis.

Tiba2 Hery jadi terusik oleh hembusan angin panas yg membuat tubuhnya gerah. Hery terbangun melihat kehadiran Galuh yg berdiri di depan pintu. Hery bangkit dari ranjang dan murka bersama wanita tanpa busana disampingnya.

" Setan kau nekat pulang juga. Kubunuh kamu setan !!" kata Hery.sambil menerkam isterinya.

Sedang Galuh menatapnya dengan mata liar, bukan menangis minta dikasihani.

" Huuhhh!! Mampus kamu !!" kata lelaki kalap itu sambil mencekik leher isterinya. Tapi kali ini justru tangan Hery merasakan aliran listrik yg luar biasa. Hery menjerit jatuh ke lantai dengan luka bakar sekujur tubuhnya.

" Brukk !!"

" Aaaaauchh!!!"

Hery merangkak keluar rumah dengan susah payah. Ia sadar yg datang bukan istri yg disia- siakan Galuh. Yg datang adalah setan atau kekuatan gaib yg dipakai Galuh untuk membunuhnya. Hery ingin keluar dari tumah itu. Wanita yg ditidurinya berusaha menolong dan membawa Hery keluar. Galuh hanya berdiri dengan rambut terurai dan pandangan seram mengawasi keduanya keluar dari pintu.

'" Keluar dari rumahku !!" teriak Galuh sambil membanting daun pintu dari dalam.

" Blamm!!"

Dengan bersusah payah Hery merangkak dan jatuh dari undakan rumah Galuh. Wanita yg dulu lemah dan bodoh itu sekarang menjadi kuat dan kejam kepada orang yg telah menyakitinya.  Hery merangkak seperti seekor buaya yg terluka. Tubuhnya yg gosong karena luka bakar seperti kena stroom listrik dituntun seorang perempuan lonte yg bukan isterinya. Galuh kemudian masuk ke dalam rumah sambil menutup pintu dengan keras.

" Blaamm !!"

    Galuh telah berubah menjadi seorang wanita yg kuat dan siap menahan air matanya untuk menangisi nasibnya kecuali untuk menangisi nasib orang tua yg telah ditinggalkannya.

Didalam kamar Galuh mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan terimakasih kepada " Ibu '" sosok makhluk halus yg telah memberinya kekuatan.

" Terima kasih ibu, saya telah pulang ke rumah orang tua saya dengan selamat." kata Galuh.

Next chapter