1 Prolog

Agnia si gadis supel yang terlihat hidup tanpa beban, tertawa seolah sedang mentertawakan dunia. Terlalu hidup hingga tak tau kapan cahaya di wajahnya padam-jujur tak pernah ada yang melihatnya menangis-kecuali langit malam yang sempat mengintip melihat betapa rapuhnya dia malam itu kerena penolakan atas rasa yang terlanjur terucap.

****

Alka gadis dengan sejuta rahasia dalam dirinya, menutupi semua emosi-mendorong setiap orang untuk pergi. Terlalu tertutup hingga pintu dalam hatinya telah usang-hanya menyisakan memori atas dia dan ia yang kini bukan lagi dalam kata-'Kita'.

Agnia benci-hingga otaknya tak mampu memproses pada siapa dia harus meluapkan agar tidak menjadi pecah. Hidupnya sudah cukup sulit untuk berjuang demi sebuah pengakuan, walau hingga hari ini impiannya belum juga turwujud-agnia hanya butuh satu kalimat 'Terimaksih, kamu sudah bekerja keras, kamu hebat, kami bangga.!'. Agnia sadar dia bukan yang terbaik, tak menonjol juga dalam hal apapun, tapi dia adalah sang penjuang yang tak kenal ampun akan namanya pertarungan namun lagi-lagi dia tak cukup baik untuk bisa diterima, rasa yang ia miliki diremehkan begitu hebat oleh ia yang diharapkan, kalau sudah begini agnia bisa apa ?

****

Alka pernah diperjuangkan, pernah juga pada fase ingin waktu berhenti pada suatu waktu-saat dia tengah dalam bahagia bersama seorang yang menggenggam dan merangkuh hangat. Namun semua hanyalah semu dalam perjalanan hidupnya-benar memang tak ada yang permanent tapi bisakah setidaknya bertahan hingga dia cukup kuat untuk melupa.

****

Hara selalu merasa kalau mencinta adalah mengerti, walau tanpa ia sadari dirinya terjebak dalam ruang yang memunculkan keegoisan atas perasaannya. Hara memang tak pernah berbohong ketika ia mengatakan bahwa dirinya sangat mendamba Alka dan akan selalu seperti itu selamanya, namun cinta Hara membuat Alka tercekik hingga sulit untuk melepas-sedang Hara juga tak berniat melepas, karena melepas Alka berarti ia mati. Hara sudah pernah mati sekali dan Alka datang membangunkannya dan memberinya hidup- lalu apa yang harus Hara lakukan jika melepas penawarnya pergi-tentu ia akan menjadi mati sekali lagi.

****

Jen tau bahwa dia juga ingin Agnia. Setiap kali melihat Agnia pergi Jen merasa ia tengah tersesat dalam gurun hingga melangkah asal untuk meraup bebas. Namun Jen juga tau bahwa ia terlalu pengecut untuk berjuang, terlalu percaya diri bahwa selamanya dirinya yang akan Agania perjuangkan ? Tak taukah kamu Jen ? Manusia memiliki batasnya masing-masing. Sekarang mungkin saja ketika Agnia lelah ia masih akan beristirahat, lalu bagaimana jikalau nanti Agnia lelah lalu memutuskan untuk berhenti? Jikalau berhenti Jen masih akan beruntung, dirinya tinggal berputar berbalik dan menghampiri, lalu bagaimana jika Agnia mumutuskan untuk mengambil arah lain hingga kamu bahkan tidak mampu menatapnya kembali?

avataravatar
Next chapter