webnovel

9.Rafiz.. Aku Kangen

Cherlly menghentakkan kakinya..

Dia sangat kesal,

Rafiz memang sangat menyebalkan. Dia cemburu dengan atasan nya tetapi dia sendiri, masih dengan wanita-wanita nya. Terus, salah kalau dia mulai tersulut emosi Dengan tingkah laku Rafiz. Harus berapa banyak wanita yang harus dia hadapi?

Rafiz calling....

Dan ini sudah panggilan ke 21 kalinya,di hari ini.

Gak ada kerjaan ni orang, batin Cherlly.

"Apaan?"

"Jutek banget, aku masih pacar kamu! "

"Terus? "

"Ya ampun Sayang.. Dia tu cuma masa lalu aku. Kamu jangan gini dong! "

"Kita sambung aja lagi nanti, aku sibuk. Lagian aku juga gak mood bahas masalah ini.

"Cher.. Kamu kan tau, kita baru aja jalan dan kita belum tau karakter dan masa lalu kita masing masing. Aku juga gak tau masa lalu kamu seperti apa, please.. Biar aku jelasin.. "

"Ok,besok kita ketemuan"

"Kenapa gak sekarang? "

"Fiz, aku lagi kerja... Nanti ada bimbingan buat pengajuan assisment aku"

"sama Bayu? "

"Ya, sama Pak Bayu, karena dia mentor aku. aku tutup telponnya, aku gak mau dianggap makan gaji buta. "

"Ntar aku kirim makan siang ya? "

"Gak usah, Mama udah bawain aku bekal"

"Ok, take care. Love you"

Tut.. Tut...

Cherlly langsung mematikan hpnya dan meletakkan benda pipih itu di lokernya.

Dia berjalan menuju kaca di mess, merapikan dandanannya yang mulai kusut. Rafiz, benar-benar menyita isi otaknya...

Brondong manis yang nyantol dihatinya.

Dia pun berkumpul bersama rekan sejawatnya untuk mengikuti materi yang akan di ajarkan oleh Bayu. Untungnya tempat pemberian assisment dilakukan di tokonya, jadi dia gak usah khawatir untuk terlambat berangkat ngeshift ditokonya. Tentunya setelah pemberian materi assisment oleh Bayu, sungguh hari yang melelahkan.

Cherlly menghampiri Dinda yng sudah menyiapkan sarana dan prasarananya di area kasir, tersenyum menunggu kehadiran rekan kerjanya. Gimana gak mau senyum, pergantian shift adalah surga dunia bagi kasir yang ingin cepat pulang.

"Mbak Cher, aku udah siapin modal dan kantong plastiknya. Mbak atau Rindang yang mau jadi kasir? "

"Rindang aja deh Din ... Aku mau ikut pak bos nyebar leflet kan mau akhir bulan"

"tapi Rindang belom dateng mbak, katanya telat. Dirumahnya ujan"

"Kamu tau hutan baluran luasnya berapa?"

"Gak tau mbak, memang apa hubungannya sama telatnya rindang? " Jawabnya polos

"Ya sama kayak alasannya Rindang, luas banget buat ngarang alasan telat kerja! "omel Cherlly.

"Mbak.. Lagi pms? "tanya Dinda hati-hati.

"Lagi bete ngomong sama kamu! "

Dinda pun cemberut,

"Kan kena semprot....!!! Pak bos..... Mbk Cher lagi Pms. Dinda serem deket deket..." Protes Dinda. Randy menghampiri dua kasir cantik di area sales.

"Apaan sih Cher?" Tanya Randy yang sedang full display menghampiri Dinda dan Cherlly.

"Gak apa apa, lagi bete ama Rindang. Ya udah Din, aku aja. Kamu siap-siap clerek, lain kali kalo si Rindang chat kamu jangan iya-in aja. Kan kamu juga yang molor pulangnya" Nasehat Cherlly.

"Ya Mbak... "

Pintu area sales terbuka...

"Selamat sore, selamat datang di Natha's Mart... " Kata mereka kompak

"Mbak, bisa bantu cari pembalut ukuran 42 cm gak? " Kata customer laki laki yang masuk saat itu, dengan wajah memerah.

"Bisa mas ... Mari Mas, saya antar ketempatnya" Tawar Cherlly.

Cherlly mengantarkan cowok itu ke depan rak pembalut, saat dia akan meninggalkan customernya.. .

"Mbak... Yang 42 cm cuma ini aja? "

"Ya Mas, cuma merk X aja.. Ada yang bisa saya bantu lagi? "

"Gak deh Mbak, terimaksih ya... "

"Baik, terimakasih.. Selamat berbelanja"

Setelah itu Rindang datang menggantikan Cherlly di area kasir. Randy pun meminta Cherlly untuk membantunya menyebar leaflet.

Della dan Rio ditugaskan menjaga toko sedangkan mereka bertiga berjalan menyebar leflet di perumahan dekat area kampus.

Semoga saja gak ketemu Rafiz, batin cherly

Dan benar, Rafiz lagi nongkrong di cafe dekat kampusnya. Gak usah ditebak, dia langsung nyamperin Cherlly. dan Dinda sudah mesem mesem gak jelas ngeliat cowok ganteng berdiri di depannya,

"Woi cowok gue itu!!! " Pengen banget Cherlly teriak gitu di depan si Dinda, berhubung dia lagi marah akut, jadi cuma di dalam hati aja.

"Kamu gak bilang mau kesini? "Tanya Rafiz to the point

"Aku nyebar leaflet, gak niat kearah sini. Pak bos yang mau kearah sini! "

"Jutek banget sih yang, gak bisa alusan dikit? "

"Gak bisa, kalau mau dialusin belanja ditoko, ntar full service dapet senyum! "

"Ya udah, ntar aku mampir ke sana"

Sahut Rafiz sambil mengacak rambut Cherlly.

"Gak usah sok manis dan bikin aku baper" Jawab Cherlly ketus.

"Yah gak kangen aku dong... " Canda Rafiz sambil memelas.

"Gak! Aku kerja dulu, besok aja disambung lagi"

"Ya kangen la Fiz... Cuma ego aku lebih tinggi dari kangen aku. Untung sayang, kalau gak udah diceburin ke laut ni orang! " Pekik Cherlly dalam hati..

"Kamu beneran gak kangen aku? " Tanya Rafiz sekali lagi,sambil menggenggam tangan Cherlly.

"PD banget..! "

"Kalau gak PD kamu bisa direbut cowok lain"

"Aku kerja dulu, gak enak kayak gini pas jam kerja "

Rafiz pun menganggukkan kepalanya dan melepaskan genggaman tangannya. kemudian memberikan kecupan di dahi kekasihnya.

"Jangan nakal ya sayang.. "

"Kebalik, situ yang jangan nakal " Ucap Cherlly judes sambil meninggalkan Rafiz yang siap di plonco oleh Diego dan Dimas.

Dinda cengo, dia gak tau kalo Rafiz pacar Cherlly. Randy menahan tawa, melihat ekspresi dinda yang cengo melihat adegan so sweet di depannya barusan.

"Cowok ganteng itu sudah taken sama si judes, kamu telat Din" Bisik Randy. Dinda tersenyum kecut dibuatnya.

"Seriusan Pak? sama Mbak Cherlly "

"Iya, si Brondongnya Cherlly ya itu si Rafiz. Kalau udah rejeki gak kira kemana Din."

"Sesama jomblo ngenes, kita harus saling menghormati dan menghargai Pak"

"Maksudnya Din? "

"Bapak kan Jomblo, sama kayak saya. semoga kita segera dapat Rejeki ya pak. Biar gak berasa sendiri, truk aja gandengan pak. masa kita nggak? "

"Asem kamu.. Dinasehati, malah nasehatin balik" kata Randy.

"Hehehe... "

"Kamu sama saya kan sama sama jomblo, kenapa kita gak coba buat jalan"

"Maaf pak, bapak sudah tua!!" Polos Dinda.

Cherlly yang mencuri dengar percakapan mereka sedari tadi pun tak kuat menahan tawa.

"Hahahahaahahahhahahaha..... " Suara tawa Cherlly, menambah rasa keki Randy.

"Kamu jujur banget sih Din, gak ada basa basi ngehibur saya? "

"Kan harus sesuai kenyataan " Jawab Dinda polos,

"Hhhmmmmfft.... " Cherlly pun menahan tawanya.

"Wes seneng sekarang, dari tadi manyun aja. Giliran aku di bully sama Dinda kamu happy Cher"

"Habisnya Dinda suka bener pak.. " Lanjut Cherlly.

" Asem...!!! "

Tanpa mereka sadari interaksi mereka dilihat oleh Rafiz dari cafe tempatnya nongkrong dengan Diego dan Dimas. Terbersit senyum menghiasi wajah tampannya, mengingat sang pujaan hati sudah mulai tersenyum dan tertawa. Ya walaupun tawa dan senyum itu bukan untuk dirinya, mungkin Rafiz harus bersabar. Menunggu hari esok, agar Cherlly percaya dengan dirinya.

Semoga....

Next chapter