7 Dia Sudah Menikah, kan?

"Duluan, ya. Itu makanannya udah diantar. Aku mau makan sama calonku dulu," kata Rendra kepada Satya, lalu langsung pergi meninggalkan teman lamanya itu.

Rendra sengaja membuat kode keras untuk Satya. Alasannya sederhana. Setelah memutuskan akan menikahi Kirana, dia merasa perlu memblokir segala bentuk ancaman yang mungkin akan menjadi masalah di kemudian hari. Salah satu caranya adalah memberi tahu semua orang di sekitar Kirana bahwa perempuan itu akan menjadi miliknya.

Siang tadi dia sudah melemparkan isyarat halus kepada salah satu rekan kerja Kirana. Malam ini, Satya jadi orang kedua. Selanjutnya sudah jelas adalah lelaki yang sekarang sedang duduk di samping Kirana. Tidak peduli seberapa lama Damar mengejar Kirana, dia harus tahu kalau pria yang akan menjadi suami Kirana adalah Rendra.

"Mas Rendra kenal Mas Satya? Saya tadi lihat kalian lagi ngobrol," Kirana langsung mengajak Rendra berbicara begitu pria tersebut duduk di depannya.

Rendra hanya mengangguk. Perhatian langsung tertuju pada makanan yang dipesankan Kirana untuknya. Nasi goreng seafood yang disajikan bersama telur mata sapi setengah matang itu tampak menggugah selera bagi banyak orang. Sayangnya, tidak demikian menurut Rendra.

"Ran, saya nggak bisa makan cumi-cumi," kata Rendra sambil tetap memandangi makanannya.

"Mas alergi cumi-cumi?"

"Saya bisa sesak napas kalau makan itu."

Kirana benar-benar tidak tahu. Dia jadi menyesal karena memesan makanan tanpa bertanya dulu kepada Rendra. "Maaf, Mas. Saya nggak tahu. Mau pesan lagi? Ini punya saya soalnya juga nasi goreng seafood. Nggak bisa tukeran."

"Nggak usah. Saya bisa sisihkan cumi-cuminya."

"Jangan kayak gitu, Mas. Gimana kalau nanti tetap ada yang nggak sengaja termakan? Kita pesan menu lain aja."

Damar belum sempat menanyakan kepada Kirana soal pria yang kini semeja dengan mereka. Ada hubungan apa antara Kirana dan Rendra? Apapun hubungan mereka, dia tidak suka dengan perhatian yang barusan ditunjukkan Kirana kepada pria itu.

Bermaksud membuat Kirana berhenti mengkhawatirkan Rendra, Damar tiba-tiba mengambil inisiatif yang belum pernah dia lakukan untuk pria lain. Damar menukar piringnya dengan milik Rendra. Bukan karena dia peduli dengan alergi pria itu, tapi supaya Kirana tidak cemas dan merasa bersalah lagi.

"Saya pesan ayam bakar biasa. Kalau ayam masih aman, kan?" tanya Damar sambil tersenyum kepada Rendra.

Rendra tak menyangka bakal dapat perlakuan manis dari Damar. Ya, setidaknya itulah yang dikatakan Kirana saat berterima kasih kepada Damar. Apanya yang manis? Itu aneh. Kenapa dua pria yang tak saling mengenal tiba-tiba harus bertukar makanan?

Pada akhirnya mereka makan dengan cukup tenang. Setidaknya sampai Damar kembali mengajak Kirana berbicara dan membuat Rendra memasang radar waspadanya.

"Ah, ada yang kelupaan belum aku bilang. Tadi sore aku udah kasih sinopsis novelmu ke tim ilustrator. Biasanya mereka butuh waktu sepekan. Soalnya minimal mereka harus baca tiga bab pertama biar hasilnya optimal."

Kirana mendengarkan sambil tetap menyantap makanannya. Menurut dia, tidak ada yang perlu dijawab.

"Pekan depan, kamu bisa liat hasilnya kayak gimana. Kamu bisa komentar atau minta diubah kalau misal ada yang kurang pas menurutmu," kata Damar lagi.

Kirana berhenti makan. Kali ini, dia merasa perlu menanggapi Damar. "Aku mau yang simpel. Kamu tahu seleraku, kan?"

"Aku tahu. Apa yang nggak aku tahu soal kamu?" balas Damar sambil tersenyum.

Kalimat yang diucapkan Damar sungguh mengganggu bagi Rendra. Gombalan lawas. Tidak berkelas.

Namun, melihat ekspresi Kirana yang terlihat biasa saja, Rendra entah kenapa merasa lega. Dia jadi ingat kalau berdasarkan informasi Satya tadi, Damar sudah berkali-kali ditolak. Kirana mungkin sudah mati rasa dengan segala perhatian dan gombalan Damar.

Kirana menjadi orang terakhir yang selesai makan. Dia lalu ingat kalau belum sempat mengenalkan Rendra kepada Damar. Kedua pria itu memang sudah saling berkenalan sendiri, tapi cuma sebatas menyebutkan nama masing-masing. Damar belum tahu hubungan Rendra dengan Damar.

Dibandingkan pria lain yang menjadi teman Kirana, Damar memang punya peran spesial. Dia tahu banyak tentang Kirana karena memang sering dijadikan tempat curhat. Dia bahkan jadi orang pertama yang tahu kalau Kirana akan dijodohkan.

"Dam, masih ingat soal cowok dingin yang dulu aku ceritain itu, kan? Orang yang selalu balas pesan dariku cuma pakai stiker doang."

Damar tidak pernah lupa. Kirana pernah cerita soal pria yang akan dijodohkan dengan perempuan ini. Dalam setiap curhatannya, Kirana selalu bilang betapa cuek dan dinginnya pria itu.

"Orangnya sekarang ada di meja yang sama dengan kita."

Kirana terdengar tak punya beban sama sekali saat berbicara kepada Damar. Baginya, itu mungkin bukan masalah besar. Namun, Damar jelas tidak berpikir seperti itu.

Damar secara reflek langsung melihat Rendra yang kini sedang memperhatikan Kirana. Jika dia tahu Rendra adalah seseorang yang diproyeksikan menjadi suami Kirana, Damar tak akan sudi bertukar makanan dengan pria itu. Biar saja kalau Rendra berakhir keracunan cumi-cumi.

Kirana sendiri sudah sibuk dengan ponselnya, mengecek rancangan daftar pertanyaan untuk wawancara khusus yang baru saja dikirimkan Dinda. Kirana seolah tidak peduli meski dia baru saja membuat kaget dua pria sekaligus.

Begitulah, bukan hanya Damar yang kaget. Rendra pun tak menyangka bakal diperkenalkan dengan cara seperti itu. Apa kata Kirana tadi? Cowok dingin? Sikap Rendra selama ini memang tidak bisa dibilang baik, tapi tetap saja dia tak suka dengan sebutan itu.

Bukankah menyebut Rendra sebagai teman masa kecil akan jauh lebih baik? Ya, walaupun mereka tidak bisa dibilang berteman juga, sih.

Sementara itu, Satya kembali memperhatikan meja Kirana dari kejauhan. Dia baru saja selesai mengobrol dengan seorang pegawai dan memilih berdiri di dekat kasir.

"Dia sudah menikah, kan?"

Satya masih penasaran dengan kalimat terakhir Rendra sebelum menuju meja Kirana tadi.

Dia memang sudah lama tidak berkomunikasi dengan Rendra. Teman lamanya itu tidak pernah hadir di reuni SMA. Dia juga tidak ada di grup obrolan alumni.

Namun, semua orang tahu siapa Rendra. Beberapa tahun lalu, orang-orang menyebutnya pria yang sangat beruntung karena menikah dengan perempuan dari keluarga konglomerat.

Lalu, bagaimana bisa sekarang Rendra jadi calon suami Kirana? Apakah itu berarti Rendra sudah bercerai dengan istrinya dulu? Apakah itu artinya Rendra adalah seorang duda? Kirana akan menikah dengan mantan suami orang?

Satya jadi kasihan dengan Damar. Perjuangan Damar mendapatkan hati Kirana benar-benar tidak mudah. Sekarang setelah ada Rendra, sepertinya sudah waktunya Damar menyerah.

"Damar kasihan banget. Kukira situasinya bakal membaik setelah si tukang PHP pergi. Eh, ternyata sekarang malah ada saingan baru. Rendra jelas bukan tandingan Damar."

Setelah ini, ada baiknya Satya bersiap untuk menghibur Damar.

avataravatar
Next chapter