2 Move On

"Emmm, maaf. Apa sangat sakit?" tanya Angel.

"Tidak apa-apa. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Alex yang bisa melihat dari kedua mata Angel jika wanita ini menyimpan banyak kesedihan di dalam hidupnya.

"Aku baik-baik saja. Yang terluka kan kamu!" ucap Angel lalu ia melihat sekitar dan tidak jauh dari sana ada toko obat yang masih buka.

"Kamu tunggu di sini sebentar ya. Aku akan membelikan kamu obat dulu," ucap Angel lalu ia mencoba melangkahkan kakinya lalu Alex menarik tangan Angel hingga membuat wanita yang ada dihadapannya ini terjatuh dalam pelukannya.

DEG!!!

Detak jantung mereka berdua berpacu begitu cepat. Sorot mata mereka berdua saling bertemu dan Alex mencoba membantu Angel untuk berdiri tegap.

"Maaf," ucap Alex hingga membuat mereka berdua sama-sama salah tingkah.

"Biar aku obati luka kamu dulu. Aku tidak ingin berhutang budi. Akan sangat berat untuk aku nantinya," ucap Angel.

"Baiklah bagaimana jika kita minum kopi saja di sana," ucap Alex sambil menunjuk salah satu cafe.

"Baiklah," ucap Angel lalu mereka berdua berjalan bersama.

Udara malam yang cukup dingin. Pakaian yang Angel kenakan jelas cukup terbuka dan ia merasa sedikit kedinginan. Angel berusaha mengusap kedua lengannya perlahan-lahan dan Alex yang melihatnya langsung berinisiatif untuk membuka jaketnya lalu memakaikannya ke Angel.

"Eh…" ucap Angel.

"Pakailah, udaranya dingin sekali," ucap Alex dan Angel tersenyum malu.

"Terima kasih," jawab Angel.

"Jadi pria tadi mantan kekasih kamu?" tanya Alex.

Angel tersenyum tipis lalu ia mengangguk malu. "Kenapa kalian putus?" tanya Alex lalu ia melihat Angel yang diam membisu tidak berbicara sepatah kata saja.

"Tidak apa-apa jika kamu tidak mau bicara. Kamu suka kopi apa?" tanya Alex saat mereka sudah berada di depan cafenya.

"Capucino," jawab Angel.

"Di dalam saja ya, biar kamu tidak kedinginan," ucap Alex dan Angel kembali mengangguk lalu mereka berdua masuk ke dalam cafenya dan mencari tempat duduk di dekat jendela.

"Dua capucino panas dan dua sandwhich," ucap Alex dan staff cafenya langsung mencatat pesanan mereka berdua.

Tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka berdua. Benar-benar sangat canggung sekali. Dan Alex tidak usah ditanya sejak tadi ia terus memperhatikan Angel. Wanita cantik yang memiliki lesung pipi ini jelas membuat Alex jatuh hati.

"Minum dulu biar hangat," ucap Alex saat pesanan mereka datang.

"Terima kasih," ucap Angel lalu ia menyesapnya perlahan-lahan. Sangat manis, pas sekali. Kopinya sangat enak dan membuat tubuh dinginnya menjadi lebih hangat.

"Kamu tinggal di mana? Nanti biar aku antar," ucap Alex.

"Aku tinggal di apartemen ujung jalan sana," ucap Angel sambil menunjuk.

"Oh, biar nanti aku antar boleh?" tanya Alex.

"Aku bawa mobil kok," ucap Angel.

"Tidak apa-apa, biar mobil kamu di bawa oleh teman kamu tadi dan aku akan mengantar kamu. Tidak baik seorang wanita pulang malam-malam sendirian," ucap Alex.

"Ta-" ucapan Angel terpotong saat Alex sudah menutup mulutnya dengan jari telunjuknya.

"Nanti kalau kamu kenapa-kenapa di jalan orang terakhir yang di cari itu pasti orang yang bertemu terakhir kali. Jadi biarkan malam ini aku antar kamu pulang ya. Jangan menolak lagi, please," ucap Alex.

"Baiklah tapi dengan satu syarat," ucap Angel lalu Alex menaikan sebelah alisnya.

"Aku yang bayar kopinya ya, sebagai permintaan maaf aku ke kamu," ucap Angel dan Alex tersenyum.

"Baiklah sekarang kamu habiskan dulu makanannya ya," ucap Alex.

Entah kenapa menurut Alex, Angel ini sangat baik dan pemalu. Ia jadi semakin penasaran dengan wanita ini. Apa mungkin dirinya bisa jadi lebih dekat dengan Angel. Atau mungkin ini adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka berdua.

Ada rasa sedih menyelimuti diri Alex dan Angel bisa melihatnya. Entah kenapa menurut Angel kalau Alex ini lebih seperti pria idaman. Wanita mana saja jelas akan terpesona melihat ketampanan Alex yang begitu sempurna. Dan semoga saja kebaikannya tidak hanya di depan matanya saja.

"Lex, yuk pulang," ucap Angel dan ia mengernyit saat lelaki dihadapannya ini masih diam saja.

"Alex… Helloooo…" ucap Angel lagi sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Ah iya, sorry sorry," ucap Alex yang tersadar dari lamunannya.

"Yuk pulang, aku bayar dulu ya," ucap Angel lalu ia berdiri dan menuju kasir lalu membayar semua pesanan yang mereka pesan tadi.

"Sudah? Aku jadi tidak enak jika seorang wanita membayar," ucap Alex lalu mereka menuju parkiran mobil.

"Tidak apa-apa, ini juga karena aku kamu jadi terluka," ucap Angel dan ia melihat kembali mantan kekasihnya bersama dengan wanita pujaannya. Mereka berdua terlihat sangat mabuk dan Angel tahu jika Leo pasti masih sadar. Lelaki ini cukup kuat untuk meminum minuman beralkohol.

Leo melihat ke arah Angel dan tatapan kedua matanya begitu memburu mantan kekasihnya yang terlihat sangat seksi dan sangat cantik sekali.

"Sayang liat apa si?" tanya kekasih Leo.

"Masuklah ke mobil tidak perlu menempel-nempel seperti ini," ucap Leo lalu menutup pintu mobilnya dan tatapan kedua matanya masih tertuju ke Angel wanita yang sudah lama menemaninya selama lima tahun belakangan ini.

Angel memejamkan kedua matanya dan ia berusaha untuk kuat dan dirinya harus bisa move on dari semua masa lalunya. Tiba-tiba tangan kekar menghangatkan jari-jarinya yang dingin. Angel melihat tangannya yang digenggam erat oleh Alex, lalu ia menatap Alex dan melihat lelaki itu tersenyum padanya.

"Aku siap menjadi tiang agar kamu bisa bersandar," ucap Alex lalu ia membalikan tubuhnya memunggungi Angel.

"Menangislah jika kamu mau, aku akan meminjamkan punggungku untuk kamu menangis," ucap Alex dan Angel yang sejak tadi masih menahan emosinya langsung menangis.

Leo melewati mereka berdua dan melihat Angel dekat dengan lelaki dalam waktu dekat jelas membuatnya sangat cemburu, rasanya ia belum puas memberikan satu pukulan saja ke wajah Alex tadi.

Alex membalikan tubuhnya lalu ia memeluk Angel dengan erat. "Kenapa aku bisa merasakan sakit juga. Apa karena ini juga terjadi dengan dirinya saat ini? Di saat sedang cinta-cintanya orang yang kita sayangi justru malah meninggalkan kita," ucap Alex di dalam hatinya.

"Tetapi melihat Angel yang cukup kuat membuat Alex semakin yakin ingin mendekatkan diri dengan wanita yang sudah membuat dirinya sangat penasaran sekali.

"Ayo kita pulang dengan mobil kamu saja. Biar nanti aku yang bawa mobilnya," ucap Alex dan Angel mengangguk.

Angel menunujukan mobilnya dan ia meminta anak buahnya untuk mengikuti mobilnya.

Tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua. Angel memilih menyalakan musik saja untuk menghilangkan rasa canggung di antara mereka berdua.

Beberapa kali Alex memperhatikan Angel. Diam-diam ia terus mengukir senyum tipis. Malam ini membuat dirinya sungguh bahagia bisa bertemu dengan Angel adalah suatu anugerah untuknya.

"Sudah sampai. Selamat malam ya, kamu istirahat ya," ucap Alex.

"Terima kasih sudah mengantar aku pulang," ucap Angel dan Alex mengangguk.

"Apa aku boleh minta nomor telepon kamu?" tanya Alex.

Angel tersenyum lalu ia mengangguk dan Alex memberikan ponselnya lalu Angel menekan nomornya di sana dan memberikan namanya juga lalu menyimpannya.

"Ini, terima kasih untuk malam ini," ucap Angel sambil memberikan ponselnya.

Alex tersenyum dan mengangguk. "Sampai jumpa, nanti aku akan menghubungi kamu," ucap Alex dan Angel mengangguk lalu mereka berdua turun dari mobil dan Angel masuk ke dalam apartemennya dan Alex terus memperhatikan Angel sampai tatapan kedua mata Alex menatap curiga dan ia dengan cepat mencoba mengejar Angel yang sudah masuk ke dalam lift.

"Sial, kenapa aku tidak memperhatikannya kalau laki-laki itu ada disini," gumam Alex dengan kedua tangan yang sudah mengepal.

Angel sudah merasa sangat mengantuk sekali. Ia bersandar di dinding lift sambil melihat angka di atas lift bertambah terus sampai menuju lantainya dan saat pintu lift terbuka sebuah tangan kekar dengan cepat menarik sebelah tangan Angel lalu menyudutkan Angel hingga terkunci dengan tubuh kekarnya.

"Le-leo, kamu mau apa?" tanya Angel yang sudah merasa ketakutan dan wajah Leo sudah menatap rakus mantan kekasihnya ini.

Bersambung

avataravatar
Next chapter