webnovel

brengsek op di dunia anime

op mc bepergian ke berbagai dunia anime, menampar beberapa bajingan sombong yang merasa semua orang harus bersyukur keoada mereka karena dipermainkan oleh mereka.

Chrissy_coz · Anime & Comics
Not enough ratings
9 Chs

reality marble

Shirou menerjang kedepan dan menusuk tombak ke arah bahu lancer sambil mengabaikan pertahanannya.

Lancer bingung melihat ini, dia bisa melihat shirou ingin menukar pukulan dengannya, selama lancer tidak menghindar dan menyerang, tusukan shirou pasti mengenainya. Namun dengan membiarkan bahunya tertusuk, dia bisa memberikan tusukan ke arah manapun ditubuh shirou dengan pasti.

Lancer pasti tahu bahwa shirou ingin menjebaknya, namun tidak masalah membayar sedikit harga untuk melukai lawan yang tangguh seperti shirou, selain itu bukan seperti dia ingin berjuang mati-matian untuk kirei.

Jadi lancer juga menyambut dengan menusuk jantungnya.

Namun shirou mengabaikannya.

Shin! Puff!

Suara percikan darah dan tusukan menembus daging terdengar, dan tombak shirou menusuk bahu lancer.

Sementara tombak lancer ditelan oleh riak spasial dengan cahaya emas.

"Hahaha aku tidak tahu tentang ini, bukankah ini noble phantasm milik pria emas itu? Dia pasti akan sangat membencimu. Bukan hanya meniru senjata, kamu bahkan meniru tekniknya."

Lancer tertawa terbahak-bahak membayangkan bajingan sombong angkuh itu memasang wajah marah melihat shirou.

"Memang, namun aku hanya bisa meniru portal tanpa mengeluarkan senjatanya. Tetap saja, jika bisa aku ingin membuatnya marah sampai mati."

"Hahahah"

Sementara shirou mengatakan itu, dia merubah tombak ditangannya menjadi kail raksasa kemudian memproyeksikan rantai medusa dan mengikat lancer. Bahkan jika ini tidak bisa menahannya selamanya, cukup bagi shirou untuk menggunakan rule breaker padanya.

"Jika kamu ingin melawan pendeta cabul itu, pergilah, aku sudah mengatakan ke rider untuk memberikannya padamu."

Shirou mengingat bahwa lancer sebenarnya membenci kirei yang membunuh tuan sebenarnya sekaligus keturunannya.

selain itu, shirou juga cukup menyukainya. chu berkali-kali jauh lebih baik dari pada archer gilgamesh.

"Terima kasih nak, aku akan mengingat ini, dimasa depan jika kamu memiliki sesuatu, panggillah aku, aku akan membantumu."

"kalau begitu aku akan melakukannya, sekarang aku ingin pergi ke pria emas itu."

"Semoga beruntung nak."

Lancer kemudian bebalik ke arah berlawanan dan pergi dari sini.

Medea muncul disamping shirou dan memeriksa keadaannya dan merasa lega bahwa dia baik-baik saja.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."

Shirou tersenyum pada medea yang sadar bahwa dia tidak menyembunyikan tindakannya.

"Hmmp. Aku hanya tidak ingin terjadi apa-apa padamu, lagi pula kamu masih berhutang cawan suci padaku."

"Ya ya. Jangan khawatir, aku pasti akan memberikannya padamu."

Shirou tersenyum lucu melihat caster menjadi tsundere.

"Ayo kita pergi kesana, gilgamesh sudah menggunakan enkidu sekarang, rin pasti akan kalah."

...

"Dua orang ini... apakah mereka ingin menghancurkan fuyuki?"

Saat shirou dan medea tiba di lokasi pertarungan ishtar dan gilgamesh, dia melihat keduanya membuat gerakan besar.

Gilgamesh memegang pedang EA ditangan kanannya dan mengangkatnya ke langit, sementara energi merah hitam membentuk pusaran dengan pedang itu sebagai pusat. Besarnya energi dan daya rusak pedang itu bahkan menciptakan reality glicht disekitarnya.

Sementara ishtar dengan panahnya, maanna disampingnya seperti biasa. Sebuah portal besar terbuka dibelakangnya, dan tiruan dari planet venus dengan ukuran lebih kecil keluar dari belakangnya. Meskipun dikatakan kecil, itu sendiri sebesar sebuah kota.

"Keduanya akan menghancurkan kota ini jika dibiarkan tuan."

"Aku tahu..."

mendengar kata-kata caster, shirou juga sedikit cemas, meskipun dia tidak akan peduli dengan hidup dan mati orang yang tidak dikenalnya, melihat penghancuran seluruh kota adalah hal yang berbeda. Dia berharap rin bisa menghentikan ishtar, tapi entah kenapa ini tetap berlanjut.

"Sial!"

Shirou kemudian memutuskan untuk mencobanya.

"Seharusnya bisa.... "

"Apa yang kau lakukan tuan?"

Medea melihat sirkuit sihir shirou menyala dan bertanya. Aliran kekuatan sihir yang besar dari shirou membuatnya terkejut.

Shirou kemudian melantunkan mantra yang hanya dia lihat di anime sebelumnya.

'Jika ini gagal pasti akan sangat memalukan.'

[ I am the bone of my sword.

Steel is my body and fire is my blood.

I have created over a thousand blades.

Unaware of loss,

Nor aware of gain.

Withstood pain to create weapons, waiting for one's arrival.

I have no regrets. This is the only path.

My whole life was..... ]

Sementara shirou melepaskan kekuatan sihir yang cukup kuat, gilgamesh dan ishtar memperhatikannya namun tidak menghentikan tindakan mereka.

"Hancur berkeping-keping, [An Gal Tā Kigal Shē!!] "

"Memberi penghormatan dalam kematian. [Enuma Elish!] "

ishtar menembakkan venus(konsep) yang telah diubah menjadi tombak cahaya dimasukkan ke boat of heaven maanna.

Sementara gilgamesh juga menembakkan pusaran merah gelap dari pedangnya dari arah berlawanan.

Melihat ini shirou juga mempercepat.

[...Unlimited Blade Works. ]

shirou menyelesaikan kata-katanya dan retakan menyebar dari dirinya sebagai pusat, kemudian cahaya menelan mereka semua. Tidak hanya dirinya dan para servant, namun bahkan serangan dari dua noble phantasm diserap kedalamnya.

saat mereka mendapatkan kembali penglihatan mereka, gurun tandus yang terbuka dengan roda gigi hitam monolitik yang berputar di kejauhan. Ini adalah kerajaan puing-puing yang dikotori dengan ribuan, mungkin tak terhitung banyaknya, pedang yang berlabuh di tanah seperti penanda kuburan di gurun, namun terpelihara dengan baik. Ini adalah dunia yang disamakan dengan pabrik baja, penuh dengan senjata, api, dan roda gigi raksasa. Dasar dunia di Reality Marble adalah bukit pedang yang menyebar tanpa batas di pikiran mereka. Ini adalah ilusi terakhir yang Archer lihat di ambang kematian, satu-satunya kebanggaan yang tersisa dalam dirinya.

'Syukurlah itu tidak menjadi pemandangan memalukan... meskipun sedikit lagi akan runtuh.... '

Karena dua noble phantasm penghancur itu, retakan mulai terlihat dimana-mana didalam marmer realitas nya. Meski begitu, tujuannya telah tercapai, kota fuyuki bisa terselamatkan dengan ini.

"Fiuh... syukurlah masih sempat... "

Shirou menepuk-nepuk dadanya. Medea menatap sekeliling dengan takjub kemudian menatap shirou dan bertanya.

"Tuan, bagaimana kamu bisa membuat marmer realitas ini?"

"Sudah kukatakan panggil saja aku shirou.. ha... marmer realitas ini tidak dibuat olehku tapi oleh diriku dalam garis waktu lain, aku hanya menirunya."

Yah, karena dia memang pada dasarnya shirou emiya timeline ini, tidak ada salahnya mengatakan versi alternatif. Meskipun keduanya sangat berbeda.

Crak!

Terdengar suara retak kemudian realitas marmer hancur dengan cahaya menyilaukan dan mereka kembali ke tempat semula.

"Apakah kamu sudah puas bermain dengannya dewiku? Haruskah aku melawannya untukmu?"

Shirou menatap ishtar sekarang dan bertanya sambil tersenyum. Mengetahui dewi tsundere ini memiliki kebanggaan yang tinggi, dia mencoba kata-kata terbaik agar ishtar mau membiarkan dia yang bertarung.

Ishtar melihat senyum shirou tersipu sejenak dan membuang muka.

"Hmp! Benar-benar membosankan, shirou, aku serahkan dia padamu, kalahkan dia, jangan mengecewakanku."

"Sesuai keinginanmu."

Karena ishtar juga merasa sedikit lelah karena kehabisan kekuatan sihir, dia juga menyerahkan hal merepotkan didepannya pada shirou. Begitulah pikirannya.

Shirou tersenyum dan membungkuk sedikit kemudian terbang kearah gilgamesh yang sudah menyimpan EA miliknya, dimata gilgamesh yang melihat pedang palsu didalam reality marble tadi, shirou hanyalah seorang pemalsu, tidak layak untuk EA.