webnovel

Break Package

Please try to translate to be english language before reading the chapter. Break Package is a unique novel by PonkPoi with a fantasy action theme that tells the adventures of a group of five people who work as package delivery couriers and also as mercenaries who travel to various places from planet Earth to outer space. ______________________________________ One of the main characters in this story is an ordinary man named Doni Suvelius who is a 15 year old young man who wants to help his father from a mysterious illness that he contracted while working as a courier at a company called Zender Sender and now Doni is determined to help. his father applied for a job there in the hope of finding a clue about the disease his father was suffering from and also hoping to find a cure. ______________________________________ The story line of Break Package will be quite complex and also slow because there are many mysteries and other problems that will occur, even though there are plots that go back and forth, it all still has something to do with the main story, so please enjoy the story. ______________________________________ Each 1 chapter / 1 chapter contains more than 1000 words, some can even reach more than 2000 words. ______________________________________ This novel is inspired by many other types of fantasy stories, but if there is a story that is really similar to the story here from another novel application with the same author's name different, please report it here, thank you. [ponkpoiservice@gmail.com]

PonkPoi · Fantasy
Not enough ratings
35 Chs

Bab 24 : Keributan di Ruang Medis

Frans yang saat ini sudah berada di area halaman belakang dan disana dia melihat ada tiga komandan squad yang sedang berbincang.

Frans lalu mencoba berjalan kearah mereka sambil berkata dalam hati.

"ORANG TADI ITU APAKAH DIA MEMANG BENAR-BENAR SUDAH MATI?,AKU JADI KEPIKIRAN SAAT TUBUHNYA BERGERAK MENUJU KOTAK BESIKU...",ucap Frans sambil menggosok kepalanya yang masih terlihat terluka dibagian pipinya.

Setelah Frans mendekati mereka,disana hanya ada Ted,Dominik,dan juga Mareleo yang terdengar.

Sedang membicarakan soal warp zone portable yang barusan mereka temukan di dalam pohon besar.

"Warp zone ini sudah jelas hanya dimiliki oleh pasukan militer Lumicia, apabila ada salah satu dari mereka yang mencoba berhianat dan membantu mereka melakukan hal ini".

"Tapi lebih baik aku akan menyelidiki hal ini terlebih dulu sebelum menyimpulkannya.....Dominik aku akan pergi menuju ke tempat pusat militer yang ada disana".

"Aku serahkan tes perekrutan kepada mu dan trainer lainnya....Oh dan juga laporkan keadaan yang sudah terjadi sekarang kepada tuan Zender bahwa kita berhasil mengamankan artefaknya",ucap Mareleo kepada Dominik yang berada disampingnya.

Lalu Mareleo mulai berjalan menuju kearah gerbang belakang sambil memegang warp zone portable ditangan kanannya.

"Ehhhhh....tunggu Mareleo!!, kenapa aku yang harus melakukan semua ini!!.... ya ampun ini benar-benar merepotkan sekali....",ucap Dominik yang terlihat suram dan berpose seperti tumbuhan yang layu.

*Sementara itu Ted yang dari tadi masih berdiam disana, dia ternyata sedang tertidur dengan nyenak di atas bantal miliknya yang sudah berubah ke wujud semula (wujud kucing imut)*.

Setelah itu Frans menghampiri Dominik yang saat ini masih terlihat suram,lalu dia ingin bertanya kepada Dominik.

"HEI TUAN TRAINER UNGU!!, SEBENARNYA APA YANG SEDANG TERJADI BARUSAN?!, APA KAU BISA MENJELASKANNYA!? ",ucap Frans dengan nada yang cukup keras.

"Eh?.....Apa kamu itu dongo banget bocah kacamata hitam?, sudah jelas tadi ada penyerangan dari kelompok terrorist yang menyusup kemari",ucap Dominik.

Frans yang mendengarnya lalu menjadi terkejut dengan mata yang melotot dan mulut yang terbuka lebar lalu dia berteriak.

"EHHHHHHHHHHH!!!, JADI KALAU GITU APAKAH SEKARANG TES KETIGA MASIH BERLANJUT ATAU ENGGAK TUAN TRAINER UNGU?!! ",ucap Frans yang masih penasaran.

"Bocah kacamata hitam bisakah kamu memanggilku Dominik saja, nama panggilan mu itu benar-benar menusuk hatiku loh.... uggghh",ucap Dominik sambil melakukan pose seperti sedang terkena serangan jantung dengan memegang dadanya.

"Ugh....berisik sekali.....paw ayo kita kesana....wuaaham",ucap Ted yang dari tadi mendengar teriakan dari Frans dan dia lalu pergi dengan terbang menuju kearah gedung.

Lalu setelah itu Dominik menyuruh Frans untuk menuju ke ruang medis karena nanti disana dia akan memberi tahunya dan Frans yang mendengarnya lalu bergegas menuju ke tempat itu sambil berkata dalam hati.

"AKU HARAP SI CEBOL ITU BAIK-BAIK SAJA, DARI TADI AKU TIDAK MELIHATNYA SAMA SEKALI SAAT BERADA DI DALAM SEMAK-SEMAK ITU ".

Lalu kembali lagi pada sudut pandang dari Doni dan Notia yang saat ini mereka sudah berada di depan pintu ruang medis.

"Apa peserta tes yang lainnya juga masih ada disini....halo-halo permisi",ucap Notia yang penasaran lalu dia masuk kedalam ruangan sambil melihat-lihat para pasien yang masih berada disana.

Sementara itu Doni yang masih di depan pintu ruang medis.

"Hah... hah... hah... Shigeo!!..Shigeo aku minta maaf telah meninggalkan mu tadi",ucap Doni yang kelelahan setelah berlari cukup lama lalu ia juga ikut masuk kedalam ruangan.

Setelah Doni masuk ia langsung menengok kearah tempat tidur Shigeo dan disana ternyata masih ada Lilia dan juga Dokter tersebut yang masih berdiri disamping tempat tidur Shigeo.

"Doni kamu itu bodoh banget ya... apa karena sedang panik kamu langsung berlari keluar.. huhuhuhu",ucap Lilia yang tertawa kecil karena tadi melihat tingkah dari Doni.

"Ehh?, kenapa kalian berdua tidak terlihat panik sama sekali?".

"Bagaimana kalau gedung ini tiba-tiba roboh?! ",ucap Doni dengan nada yang agak cemas sambil melirik kearah mereka berdua.

"Tenang saja sekarang aku sedang bersama kapten dari squad ku disini".

"Jadi meskipun bangunan ini telah roboh sekalipun kita yang berada di dalam sini masih akan baik-baik saja kok",ucap Lilia yang melirik kearah Doni.

"Baik-baik saja jidatmu!, bagaimana kalau kita kena geprek didalam sini!...eh".

"Tunggu dulu jadi Dokter itu adalah kapten squad mu Lilia? ",ucap Doni yang awalnya terlihat konyol lalu berubah menjadi penasaran sambil menunjuk kearah Dokter tersebut.

"Tentu saja apa aku harus memperkenalkan nya kepada mu sekarang? ,uhum Dokter? ",ucap Lilia yang lalu menyikut kearah Dokter yang ada disampingnya.

Terlihat Dokter tersebut ternyata dari tadi sedang bengong sambil menghadap kearah atas lalu dia dikejutkan dengan Lilia yang tiba-tiba menyikut nya dari samping.

"Ehhh.....Lilia ada apa? ",ucap Dokter tersebut sambil menengok kearah kanan dan kiri.

"Ehem!!, Dokter Villein!, bisakah kamu hentikan kebiasaan burukmu itu!".

"Karena kamu sering begitu Zeke jadi seenaknya mengambil dan menghancurkan barang-barang mu loh, setidaknya jangan bengong terlalu lama!! ",ucap Lilia dengan nada yang jengkel dan juga wajah yang terlihat marah.

"Maafkan aku Lilia, tadi aku sedang memikirkan rumus perancangan mekanikal tingkat AB untuk projek RoboCBZ miliku",ucap Dokter itu sambil memperagakan pose berpikir.

Setelah basa-basi cukup lama pada akhirnya Lilia mulai menyuruh Dokter itu untuk memperkenalkan dirinya kepada Doni.

"Boiiyah maafkan aku tadi karena tidak mengatakan memperkenalkan diri dari awal jadi perkenalkan namaku adalah Villein Dosberg!! ".

"Kamu bisa panggil aku sebagaiiiiiiiiii.....Dokter Villein!! ",ucap Dokter Villein sambil memperagakan pose aneh seperti Dominik.

Doni yang terheran melihat tingkahnya jadi terlihat konyol dengan ekspresi wajah yang datar.

Dengan nada yang agak jengkel Doni berkata dalam hati.

"Entah kenapa aku ingin sekali genjreng kepala botak orang ini....".

Lalu Notia yang dari tadi sedang melihat-lihat para pasien yang masih ada disana,lalu dia berjalan menuju kearah Doni dan melihat Shigeo yang masih berbaring ditempat tidur dia lalu berkata dalam hati.

"Jadi dia kah peserta tes yang lain,tetapi dari tadi aku tidak melihat orang aneh berkacamata hitam itu dan juga orang kecil yang saat itu satu tim denganku, aku harap mereka baik-baik saja".

Setelah mereka berdiam cukup lama di dalam ruang medis lalu terdengar suara dari dua orang komandan squad yaitu Nosil dan juga Amelia yang ingin masuk kedalam ruangan.

"Nosil kamu itu seperti batu raksasa ya!, bahkan kepalamu juga sama kerasnya! ",ucap Amelia yang terus mendorong Nosil untuk masuk kedalam ruangan.

"Hah!, apa katamu?, aku tadi hanya ingin mencari tangan ku yang masih berada diluar dasar wanita bodoh! ",ucap Nosil dengan nada yang agak kesal sambil melirik kearah Amelia.

"Sudah kubilang tangan mu itu sudah benar-benar hilang saat terkena serangan dari Ted, lebih baik kamu menyerah saja! ",ucap Amelia yang terus mendorong punggungnya sekuat tenaga.

"Oh ya si Ted sialan itu benar-benar membuat ku naik darah saja dari dulu!, nanti aku pasti akan benar-benar mencincang bantalnya itu!!, gara-gara dia aku jadi benar-benar tidak bisa cebokan saat eek!! ",ucap Nosil yang menjadi terlihat sangat marah saat Amelia mengatakan itu.

*Sebenarnya Nosil ingin mengambil tangan kirinya yang terpotong untuk disambung kembali saat dia sudah berada di ruang medis*.

Setelah mereka berdua masuk kedalam ruangan lalu Lilia menyambut mereka sambil menutup kedua matanya dan memberi hormat dengan menundukan kepalanya.

"Tuan Nosil dan juga tuan Amelia selamat datang, apa kalian saat ini butu-"

"Uwaaaaaa!!".

" T..ta..ta..tangan anda kenapa tuan Nosil!? ",ucap Lilia yang langsung terkejut saat melihat kondisi dari tangan Nosil dan juga aura menyeramkan yang dia pancarkan.

Lalu Amelia mulai memberitahu Lilia untuk segera merawat luka yang ada pada area tangan kirinya agar pendarahan nya berhenti.

"Aku minta tolong pada mu Lilia.... sebenarnya aku ingin meminta tolong pada Dokter disamping mu itu, tetapi karena dia itu orangnya cukup aneh, jadi aku serahkan ini padamu",ucap Amelia yang berbisik kearah Lilia sambil melirik kearah Dokter Villein yang saat ini sedang terbengong.

"A... ak...aku?, uhhhh..... baiklah serahkan ini pada saya tuan Amelia",ucap Lilia sambil memberinya jempolnya keatas.

Lalu Lilia menyuruh Nosil untuk duduk dikursi kayu dekat tempat tidur Shigeo dan setelah itu Lilia mulai membalut area terpotong tersebut dengan perban yang cukup tebal.

"Cepatlah Lilia....setelah ini aku akan pergi untuk mencincang habis orang itu...",ucap Nosil yang saat ini sedang duduk sambil mengeluarkan aura kegelapan.

Doni dan Notia yang masih berada disana,mereka ikut terkejut saat melihat kondisi dari Nosil.

Lalu Doni memberanikan diri untuk berbicara kepada Nosil yang masih dirawat oleh Lilia sambil berjalan maju kearahnya.

"A..a..anuu.... apa anda baik-baik saja? ".

Nosil lalu melirik kearah Doni dengan wajah yang menyeramkan dan juga suram setelah itu dia mulai menjawabnya.

"Bocah!....apa aku saat ini sedang terlihat baik-baik saja bagimu....huh!? ",ucap Nosil yang sambil meremas kepala Doni yang berada dihadapannya dengan tangan kanannya.

"Adudududu...ahhhhhhaha!!...",ucap Doni yang teriak kesakitan dan sementara itu Notia yang dari tadi melihatnya dia berbicara dalam hati dengan nada yang malu-maluan.

"Orang berkacamata itu terlihat lucu juga....aku harap tadi aku bisa satu tim dengannya...ah".

" T...tu..tunggu dulu Notia bukan berarti aku menyukainya atau semacamnya",ucap Notia dengan wajah yang memerah.

"Tuan Nosil anda sudah bisa berdiri kok, saya sudah menutupi semua area luka-luka anda",ucap Lilia yang sudah selesai membaluti perban pada lukanya.

Lalu tiba-tiba terdengar suara keributan dari Frans dan juga Zados yang sedang berlari dilorong dekat ruang medis.

Dengan nada yang terdengar meledek dan juga marah,diluar sana terdengar suara teriakan dari mereka berdua.

"Woeeeii!...kau benar-benar akan ku bunuh berandalan sialan!!, sini kau bajingan!!, kembalikan yoyo ku!! ".

"MUAHAHAHAHAHA!, COBA SAJA KALAU BISA LIHAT-LIHAT AKU JUGA BISA MEMUTAR YOYO MU LOHHH!!".

"Aku tidak akan membiarkan kau memainkannya!!, sini kau berandalan bajingan!!".

"LIHAT-LIHAT AKU BISA MELAKUKAN TRIK DNA, APA KAMU BISA MELAKUKANNYA SAMBIL BERLARI?!....OH TENTU SAJA TIDAK! ".

"HEHEHEHE!!".

" Sialan kau!!, apanya yang lucu dari itu!!, apa kau benar-benar mengejeku karena tidak bisa memainkan yoyo ku sendiri?!! ".

*Ternyata pada saat Frans mulai berjalan menuju kedalam lantai 1, dia berpapasan dengan Zados yang pada saat itu sedang menyendiri sambil memainkan yoyo dan Frans yang tahu kalau dia adalah salah satu peserta tes yang lain, lalu dia mencoba menjahilinya sampai pada akhirnya Frans dikejar olehnya sambil memainkan yoyo miliknya*.

Nosil yang dari tadi mendengar keributan dari mereka berdua, akhirnya mulai nyamperin mereka dilorong tersebut dengan ekspresi wajah yang terlihat marah.

Lalu mereka berdua yang saat ini masih berlari dilorong, lalu dengan tanpa sadar tiba-tiba Frans menabrak badan Nosil yang ada dihadapannya dan mulai melirik kearahnya.

"Woi kalian berdua berisik sekali.....apa kalian berdua ingin langsung ku smoothing disini huh!? ",ucap Nosil dengan nada yang terdengar menakutkan sambil memegang senjata jiwa miliknya.

"EH?, AHHHHH! ",ucap Frans yang terkejut saat melihat wajah dari Nosil.

"Sialan kau berandalan!!.....uhh?....ahhhhhhh!!",ucap Zados yang pada saat itu sudah berada dibelakang Frans dan setelah itu dia juga ikut melirik kearah Nosil sambil terkejut.

"Sepertinya aku punya latihan yang sangat cocok untuk kalian berdua saat ini.....heee".

Ucap Nosil dengan ekspresi wajah senyum yang sangat menakutkan sambil ingin mengayunkan pedang miliknya kearah mereka berdua.

'DUUUUAR',(suara dari serangan Nosil yang terdengar dari ruang medis).

'SWUNG!.... SWUNG!..... DURRR',(suara sama yang juga mengenai tembok besi yang ada dilorong). 

"HYAAAA!, SEKARANG BENERAN ADA GORILLA RAKSASA YANG MAU MEMBUNUHKU!!! ",ucap Frans yang sedang berlari sambil berteriak hingga kedengaran dari ruang medis.

"Woi berandalan!!....ini semua gara-gara mu sialllllannnn!! ",ucap Zados yang juga berlari dari kejaran Nosil.

'SWUNG!... SWUNG!.... DUARR!'.

"Ihhhh!!.....",ucap Zados dengan nada yang terdengar ngeri.

'DURR'.

"WOAAAHHHHH!!...SIAPAPUN TOLONG!!!",ucap Frans yang masih berlari dari kejaran Nosil.

*Suara teriakan dari mereka berdua yang sudah berlari cukup jauh masih terdengar jelas di dalam ruang medis, hingga membuat guncangan kecil*.

Sementara itu Doni dan yang lainnya saat ini masih berada di dalam ruang medis dengan ekspresi wajah yang cemas dan muka yang datar mereka mulai berkata.

"Mereka pasti kena cincang.....",ucap Dokter Villein dengan nada yang pelan.

"Uhuh.... pastinya....",ucap Lilia sambil mengangguk-anggukan kepalanya dengan kedua mata yang tertutup.

"Aku doakan mereka berdua bisa beristirahat dengan tenang disana.....huhuhuh kenapa kedua bocah imut itu harus menerima takdir seperti ini huhuhuhu".

Ucap Amelia dengan nada yang sedih dan juga menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Padahal aku baru saja bertemu dengan mereka tapi sekarang harus berpisah seperti ini...selamat tinggal...teman baruku",ucap Notia sambil terlihat murung dan mengeluarkan aura warna ungu.

"Tunggu!...mereka berdua belum mati tahu! ".ucap Doni yang berteriak kepada mereka semua dengan wajah yang konyol.

Lalu sudut pandang berpindah kepada Kotora yang saat ini dia sedang bersama tiga anggota merpati merah lainnya yang sedang duduk disebuah kursi kayu panjang.

Saat ini mereka sedang berada disebuah gang kecil yang cukup gelap disekitar perkotaan.

"Tuan Kotora apakah ini artinya kita akan menuju ke tempat itu? ".

Ucap salah satu orang berjubah hitam yang ada disana sambil memegang sebuah tas pengangkut kain berwarna hitam dengan kedua tangannya.

*Suara darinya merupakan seorang wanita*.

"Tentu saja.... dan setelah itu kita akan mendapatkan benda itu disana.....".

" Frost Amulet ".

Ucap Kotora yang saat ini sudah terlihat baik-baik saja dengan dia yang sudah memakai jubah hitam yang menutupi semua badannya.

*Kali ini apa yang sedang direncanakan oleh Kotora? *.~

~==========================~

[(Petit Package Time) Ponk Sensei pada saat terjadi guncangan hebat di dalam gedung bukankan semua orang pada berlari keluar bisa jelaskan setelah kejadian itu?, "Baiklah disini Ponk Sensei akan menjelaskannya pada kalian, Jadi pada saat semua orang yang panik sudah mencapai area luar halaman mereka lalu berpapasan dengan Amelia dan juga Nosil yang ingin masuk kedalam gedung, lalu saat itu salah satu dari mereka ada yang mulai menanyakan tentang guncangan keras yang terjadi dan pada akhirnya Amelia menjelaskan keadaannya kepada mereka semua dan setelah itu akhirnya keadaan mulai mereda dan beberapa dari mereka pun akhirnya kembali lagi masuk kedalam, Jadi sekian",Terima kasih infonya Ponk Sensei.... ].

[Bab 24 : Keributan di Ruang Medis Selesai]

Total Revisi : 0 Kali