webnovel

Brain power - Psychokinesis

Psikokinesis atau kita sering menyebut dengan telekinesis adalah kemampuan memanipulasi objek fisik hanya dengan pikiran semata. Kemampuan yang masih diperdebatkan, apakah ini fiksi atau fakta. Brian lawrence, seorang remaja yatim piatu berusia 14 tahun mendapati dirinya terbangun di sebuah ruangan. Dia terjebak, tidak tahu kenapa dia ada di sana dan siapa yang membawanya. Brian men-coba bertahan hidup dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Di sisi lain, adanya perang dingin antar 2 negara besar. Membuat dunia dalam keadaan genting. Perang bersenjata dapat meletus kapan saja, nyawa jutaan orang dalam bahaya. Akankah Brian menemukan jawabannya. Akankah perang dapat dicegah. Sebuah pertaruhan besar akan terjadi dimana dunia dan umat manusia menjadi taruhannya.

Elemental532 · Sci-fi
Not enough ratings
1 Chs

Bangun Brian!!!

"Jadi, kalian memutuskan untuk membaca cerita ini, ya.

Baiklah, biar aku beritahu kalian. Ini bukanlah cerita tentang pahlawan super yang berusaha menyelamatkan dunia~ meskipun, secara garis besar, ya. Kalian tidak akan menemukan unsur-unsur cerita pahlawan yang menyenangkan di dalamnya. Di sini hanya ada penghiantan, kehancuran, dan bahaya yang selalu mengintai.

Aku iri dengan kalian. Setelah membaca cerita ini, kalian masih bisa kembali ke aktivitas harian kalian yang membosankan. Melupakan setiap masalah di dalamnya dan menganggapnya tak pernah terjadi.

Tapi, untukku tidak.

Ini adalah kisah hidupku yang harus selalu lari dari kematian."

~Brian Lawrence

***

Hari keempat belas, dan Brian masih tidak tahu kenapa dan bagaimana dia bisa ada di tempat ini. Sebuah ruangan kecil berdinding putih. Tidak ada perabot apa pun didalamnya, hanya sebuah tempat tidur kayu tanpa kasur dan sebuah toilet duduk, juga ada jendela kecil berjeruji besi yang letaknya cukup tinggi . Dua minggu yang lalu Brian masih tidur di kamar panti asuhan tempat dia tinggal. Ketika ia membuka mata, kamarnya sudah berubah menjadi ruangan aneh ini. Brian adalah yatim piatu, ayahnya adalah seorang tentara yang gugur dalam misi saat usia Brian masih 7 tahun. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh pemerintahnya karena sampai saat ini tubuh ayahnya tak pernah dibawa pulang. Ibu Brian meninggal dua tahun kemudian karena penyakit. Sejak saat itu Brian dibawa ke panti asuhan karena keluarganya yang lain tidak mau merawatnya.

Brian tidak ingat pernah melakukan tindak kriminal apapun. Segala hal yang ia lakukan masih dalam batas wajar (mungkin). Jadi, tak ada alasan bagi pihak panti asuhan untuk mengirimkannya ke penjara remaja. Tempat itu sangat sunyi, tak ada suara apapun yang terdengar dari luar, seakan Brian sedang berada di dunia lain. Jendela kecil itu juga selalu menunjukkan gambar yang sama. Pemandangan langit yang keruh. Selama di sana Brian tak pernah menghirup udara segar sekalipun. Satu-satunya bau yang tercium hanyalah bau sesuatu yang hangus terbakar.

Selama terkurung, Brian tidak pernah diberi makan atau minum sama sekali. Tapi, anehnya lapar dan haus tak ia rasakan. Brian pikir itu hal yang bagus karena, setidaknya dia tidak akan mati karena kelaparan atau pun dehidrasi. Tapi tetap saja, Brian harus keluar dari tempat ini karena ia tak mau mati karena stres. Dalam dua minggu terakhir, Brian terus berusaha untuk bebas dari tempat ini. Berbagai cara sudah ia lakukan mulai dari mencoba meraih jendela dengan menaiki toilet (hasilnya? Brian mendapat satu benjolan baru di kepalanya), sampai coba melubangi dinding dan lantai dengan pipa besi yang dia temukan di belakang toilet. Tapi semua usahanya tidak menghasilkan apa apa ( kecuali benjolan tadi). Satu-satu nya jalan keluar yang ada adalah pintu itu. Pintu besi berukuran 1x2 meter, berwarna putih tanpa ada handle pintu. Brian sudah mencoba membobol pintu itu, namun kelihatannya benda itu hanya bisa dibuka dari luar.

Saat Brian masih memikirkan cara lain untuk keluar, suara alarm itu kembali terdengar. Alarm yang selalu berbunyi sekali setiap hari dengan bunyi yang sangat keras dan mengganggu. Brian sangat benci dengan alarm itu. Selain karena suaranya yang memuakkan, benda itu memberi pengaruh buruk bagi Brian. Tepat setelah alarm itu berbunyi, kepala Brian selalu terasa sangat sakit dan berakhir dengan ia kehilangan kesadaran.

Tapi, hari ini berbeda. Kepalanya memang terasa sakit, namun Brian tidak pingsan. Dia masih sadar hanya saja tubuhnya tak bisa digerakkan. Seluruh tubuhnya terasa lemas dan mati rasa. Keadaannya mirip seperti sedang mengalami sleep paralyse.

Panik, itulah yang dirasakan Brian sekarang. Otaknya terus memberi perintah agar bergerak, namun tubuhnya tidak merespon sedikitpun bahkan suaranya pun tidak bisa keluar.

Saat Brian masih berkutat dengan dirinya sendiri. Tiba-tiba terdengar suara seperti pintu besi yang dibuka dan masuklah dua orang pria dewasa memakai seragam ala militer. Brian~secara refleks menutup matanya, mencoba untuk berpura-pura pingsan. Siapa pun orang-orang itu, merekalah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Brian saat ini. Brian yakin, mereka punya niat jahat.

" Dia, subjek nomor berapa? " tanya pria dengan nama Alfred di seragamnya.

" Nomor 10," jawab pria satunya yang berdiri di pintu. "Cepat, bawa dia!"

Dua orang tadi langsung mengangkat Brian dan meletakkannya di sebuah kursi roda. Lalu membawanya keluar dari ruangan. Brian masih berpura-pura pingsan sedari tadi~ karena hanya hal itu yang bisa ia lakukan.

Perjalanan yang mereka lalui cukup panjang. Selama itu juga hanya ada keheningan. Dua orang yang sedang membawa Brian sekarang, mereka saling diam seribu bahasa. Brian juga merasa kalau tak ada seorang pun selain mereka bertiga di sana.

Brian sudah mulai bosan dengan kesunyian itu, sampai ketika mereka berbelok ke sebuah ruangan. Perjalanan pun selesai.

" Ini subjek nomor 10, Professor," kata Alfred.

" Ya, letakkan dia di sana!" Sang professor menunjuk sebuah tabung.

Sesaat sebelum dua tentara tadi memasukkan Brian ke dalam tabung, Profesor menyutikkan sesuatu ke dalam tubuh Brian. Sesuatu itu membuat otot-otot dalam tubuh Brian menjadi tegang dan berangsur- angsur melemas.

Setelah Brian berada di dalam tabung, air mulai diisi ke dalamnya hingga penuh. Beruntung si Professor tadi memasangkan selang untuk bernapas dan berbagai alat lainnya di tubuh Brian. Ketika Brian telah benar-benar tenggelam, si Professor mulai menekan berbagai tombol yang ada di layar ipad nya. Tabung itu mengeluarkan suara dengung tanda mulai bekerja. Sesudah tombol terakhir ditekan Brian mulai bereaksi. Kepalanya mulai terasa sakit, rasa sakit yang luar biasa. Kepalanya seperti dihantam karung yang isinya penuh dengan palu besi. Otaknya terasa seperti mau meledak. Kabar baiknya, Rasa sakitnya hanya berkutat di kepala, sementara tangan dan kakinya yang semula mati rasa mulai bisa ia gerakkan.

Rasa sakit itu mulai tak tertahankan, Brian mulai berteriak dan tubuhnya bergerak tak karuan.

" Bagaimana dia bisa sadar?!" Sang professor yang terkejut menekan sebuah tombol di ipad-nya. Seketika tabung itu berhenti bekerja. " Penjaga!!!!"

Masuklah dua orang penjaga lain.

" keluarkan dia dari sana!" perintah Si Profesor,

" Baik, Professor, " jawab mereka dengan serempak.

Mereka pun mengeluarkan Brian dari tabung tersebut. Rasa sakit yang menyiksa Brian mulai berkurang. Beban yang ada di kepalanya telah diangkat. Tubuh Brian mulai merespon perintah dari otaknya. Kakinya sudah bisa digerakkan, jika sudah seperti ini hanya satu hal yang harus dilakukan Brian. Kabur.

Brian memberontak dan mendorong dua orang penjaga tadi, salah satu dari mereka menabrak si professor, dan yang satunya terjatuh tak jauh dari mereka. Dengan tenaga yang tersisa Brian lari menuju pintu yang terbuka.

" Payah!" Sang professor mendorong penjaga yang menubruknya dan mencoba untuk bangun. " Cepat, tangkap dia!!!" teriak professor.

Dua orang penjaga yang mulai bangkit , dengan terhuyung-huyung mereka mulai mengejar Brian.