11 Pisang Cavendish dan Melon Gajah

Tera mendongak karena cengkeraman tangan Sebastian yang sangat sadis, wanita itu membelalak dan bersikap waspada melihat kemarahan Sebastian yang semakin menjadi-jadi setelah mendengar ocehannya.

Sebastian adalah lelaki yang memiliki ego tinggi. Sebagai putra yang dibesarkan dengan kekuasaan dan harta melimpah, Sebastian terbiasa hidup tanpa bantahan. Semua orang selalu mengangguk setuju padanya, sangat jarang menemukan orang yang berani membantahnya sekeras Tera.

"B – Boss…" Tera tergeragap. Wanita itu tahu jika dirinya sudah melewati batas.

"Ayo hina saya lagi! Buka semua sikap asli saya dan keluarkan semua protesmu!"

"M – Maafkan saya, Boss…" cicit Tera yang kesulitan berbicara, "Saya sudah lepas kendali. Tidak seharusnya saya bersikap kurang ajar seperti tadi."

Bukannya melemah, cengkraman Sebastian justru semakin menyakiti rahang Tera. Pria itu benar-benar marah sehingga Tera merasa sangat takut melihat ekspresi wajah Sebastian yang murka.

Sebastian bisa terlihat sangat baik, lembut dan ramah. Namun bisa berubah sangat menakutkan saat marah. Dan tidak semua orang bisa melihat sisi menakutkan Sebastian. Hanya orang-orang terdekat saja yang bisa menyaksikan kengerian Sebastian yang sesungguhnya.

Sebastian bergeser ke depan, kini mereka saling menempel dari ujung kaki hingga kepala. Dada Sebastian tanpa jarak dengan dada Tera. Pinggul Sebastian membentur pinggul Tera dan hidung maupun kening Sebastian saling melekat dengan wajah Tera.

Sebastian mengunci tatapan mereka berdua. Tera tak bisa mengelak. Jarak minim di antara mereka membuatnya kalah telak.

Tera tak mampu melawan.

"Jawab, Tera." Sebastian meremas rahang Tera, membuat wanita itu mengernyit nyeri. "Jawab! jika memang tak percaya cinta, lalu apa landasan hubunganmu dengan pecundang Dexter itu? Apa yang membuatmu berpikir bahwa kau bisa memilih dia dan menolak saya!!"

Mata Tera berkaca-kaca, rahangnya sakit, hatinya nyeri oleh desakan Sebastian yang tanpa henti. Ia tidak tahu mengapa hubungan profesional mereka berubah kacau seperti ini semenjak Tera bersikeras mengundurkan diri. Tera pikir Sebastian akan menerima surat pengunduran dirinya dengan baik dan mereka berpisah tanpa masalah. Namun pria itu justru memancing berbagai emosi di antara mereka terus menerus.

"H – hubungan kami berlandaskan kepercayaan. Cinta akan hadir perlahan-lahan. Kami mencoba yang terbaik untuk membuat hubungan ini berjalan lancar. Cinta bukan alasan utama kami bersama. Lagipula, kami masih berusaha saling mengenal. Kami dalam masa awal hubungan." Jawab Tera susah payah. "Saya menyukai lelaki dengan kehidupan sederhana seperti Brandon, jauh dari skandal. Jauh dari masalah. Sebab itu saya memilih untuk bersamanya. Jadi tolong, jangan desak saya seperti ini, Boss, atau saya akan meledak seperti tadi. Lagipula, ini adalah urusan pribadi saya, Anda sebagai boss tidak perlu tahu masalah seperti ini."

Sebastian menghela nafas tanpa melepas mata dari Tera, "Kalau begitu lakukan hal yang sama saat kau sudah menjadi istri saya. Hubungan yang saling percaya. Cinta yang datang perlahan-lahan dan cobalah membuat hubungan ini berjalan lancar." Simpul Sebastian seolah tak mendengar alasan Tera yang lebih memilih Brandon daripada Sebastian. Pria itu sangat bersikeras dengan keinginannya.

Tera memejamkan mata sekali lagi, ia sedang menahan dorongan untuk membantah ucapan Sebastian karena tidak ingin pria itu berbuat semakin nekat kepadanya di tengah dini hari yang dingin ini. Mereka berdua berada jauh di kebun belakang kediaman Lim. Jika Sebastian berbuat di luar kendali, maka tidak akan ada penghuni rumah yang mendengar teriakan Tera dari kolam renang. Tidak ada yang bisa menjamin nasib Tera malam ini. Wanita itu sangat takut jika Sebastian melancarkan ancamannya dan bertekad menghamili Tera agar mau menikah dengannya.

Yang benar saja!

"Boss, saya sudah bersama Brandon. Tolong hargai keputusan saya…" mohon Tera dengan mata berkaca-kaca.

Sinar mata Sebastian semakin terbakar amarah, "Kamu tahu gosip macam apa yang beredar di kantor?"

"Tidak. Saya tidak tahu dan tidak ingin tahu. Saya tidak perduli dengan gosip murahan yang menyebar di kantor."

"Kalau begitu biarkan saya memberitahu kamu tentang gosip yang menyebar di kantor." Sebastian meremas pinggul Tera hingga wanita itu berjengit dan memekik kaget, dengan sengaja Sebastian menekan pinggul Tera dengan pinggulnya, "Mereka semua berpikir bahwa kita sering bercinta di kantor. Sering membuat skandal dimanapun kita berada, bahkan saat business trip ke luar negeri sekalipun dan parahnya mereka berpikir bahwa kamu hanyalah pemuas kebutuhan seks saya."

"Cukup! Saya tidak mau dengar lagi! Itu hanya gosip murahan yang tak layak untuk didengar!" sela Tera.

Sebastian menolak dengan gelengan kecil, Pria itu melanjutkan dengan keras kepala, "Dan tahukah kamu bahwa surat pengunduran diri yang kamu kirimkan ke HRD telah menimbulkan riak gosip yang baru. Mereka berpikir kamu jatuh cinta sekaligus patah hati setelah tahu bahwa saya bertunangan dengan wanita lain! Kamu ingin melarikan diri, kamu ingin lepas dari saya dan menjadikan Brandon sebagai pelarian! Sebagai alasan!" Sebastian menarik nafas, lalu melanjutkan, "Lihat Tera! Sudah sejelas itu, bahkan semua orang sudah mengetahui isi hatimu, dan kamu masih ingin mengelak semuanya?!"

"Sudah selesai?" tanya Tera dengan suara tenang.

Sesungguhnya ia telah mencoba menahan emosi sebaik mungkin, namun Sebastian terus mendesak dan menyulut emosinya. Gosip dan prasangka yang baru saja Sebastian jelaskan telah menyulut kembali api yang hampir padam.

Tera menarik nafas dalam-dalam. Ia tidak ingin memperkeruh suasana, namun hatinya yang panas merasa harus memberi pria narsis ini pelajaran. Jadi Tera hanya perlu mengeluarkan pisau tajam dari lidahnya.

"Pertama-tama, kita sama-sama tahu bahwa gosip itu tidak benar. Kita tidak pernah melakukan hubungan seks satu kali pun. Kita tidak pernah bersikap genit dan saling menggoda kepada satu sama lain. Dan kita tidak pernah bersikap diluar batas profesionalitas – kecuali Anda yang sering melewati batas dengan membully saya melalui sebutan-sebutan penuh hinaan, sekaligus sikap mesum Anda yang beberapa kali memeluk saya seperti sekarang."

Sebastian hendak menyela, namun Tera menatap penuh peringatan sehingga pria itu pun kembali menutup mulutnya.

"Kedua, saya dan Brandon saling menjajaki perkenalan sebelum Anda bertunangan dengan Nona Kanaya, kami sudah cukup dekat dan saling tertarik. Jadi menuduh Brandon sebagai pelarian dari patah hati adalah hal yang sangat tidak adil untuk Brandon dan terutama untuk saya. Ketiga…"

"Kamu…"

"Izinkan saya menyelesaikan kalimat saya!" bentak Tera.

"Tera!" tegur Sebastian.

"Anda selalu bicara panjang lebar dan saya membiarkan Anda menyelesaikan kalimat Anda. Bisakah Anda menghargai saya walau hanya sedikit saja!" bantah Tera, "Dengarkan saya. Point ketiga adalah Saya tidak mencintai Anda. Gosip murahan itu hanyalah gosip. SAYA TIDAK MENCINTAI ANDA! TITIK!"

"Teratai Hutama!" geram pria itu tak terima. Selama ini tidak pernah ada wanita yang menolaknya sehingga Sebastian sangat terkejut mendengar penuturan Tera. Sebastian tak menyangka jika hari ini dirinya mendapat dua penolakan sekaligus, yang pertama berasal dari Kanaya, dan yang kedua berasal dari cewek gembrot yang menyebalkan ini.

"Sebastian Lim!" balas Tera. "Anda pikir hanya Anda yang bisa marah!?"

Puncak emosi Tera sudah mencapai batas maksimal. Tera yang pada awalnya hendak mengalah dan menyelamatkan diri dengan bersikap penurut, kini mulai merubah sikap dengan menunjukkan taring tajamnya.

"Saya manusia biasa. Saya bisa marah – benar-benar marah dan saya memiliki hak untuk marah! Setelah apa yang saya lakukan untuk Anda dan Nona Nora selama ini, begini cara Anda membalas semua pengorbanan saya?"

Tera menarik tangan Sebastian hingga terlepas dari rahangnya. Wanita itu diselimuti keberanian yang sangat luar biasa. Keberanian yang timbul oleh tekanan yang berlangsung selama tiga puluh menit sejak kemunculan Sang Boss besar menyebalkan.

Sebastian terhenyak mendengar bentakan Tera yang tak main-main. Wanita yang selalu sabar dalam menghadapinya itu kini terlihat sangat murka hingga meledak-ledak seperti singa lapar. Tera memang sering membantah dan bersikap seenaknya, namun wanita itu tidak pernah benar-benar marah setiap kali Sebastian bersikap main-main kepadanya, bahkan Tera tidak pernah membalas kemarahan Sebastian dengan kemarahan yang menakutkan seperti sekarang. Selama ini Tera selalu menjadi air saat Sebastian mengobarkan api. Tera selalu menjadi penyejuk saat Sebastian sedang kepanasan. Sebab itu Sebastian benar-benar terkejut mendengar bentakan Tera kali ini.

"Saya sudah mengorbankan waktu saya, masa muda saya dan semua kesabaran saya untuk menghadapi Anda dan Nona Nora. Begini cara Anda memperlakukan orang yang telah memberikan kasih sayang kepada putri Anda? Orang yang telah susah payah mengelola kehidupan kacau Anda?" cecar Tera.

Wanita itu menarik nafas seraya melanjutkan, "Anda pikir manusia mana yang tahan menghadapi dua orang tantrum seperti kalian? Yang sedikit-sedikit marah! Yang sedikit-sedikit berteriak mengganggu saya! Dua orang manja yang sangat menyebalkan! Dua anak tunggal yang terbiasa menindas bawahan! Asal Anda tahu, di dunia ini tidak akan ada orang yang sanggup menghadapi kalian selain saya! Carilah pengasuh atau pembantu di luar sana yang mampu mengurus kalian berdua sekaligus, saya yakin hanya dalam waktu seminggu mereka akan melarikan diri. Mereka tidak akan sanggup mengurus anak manja seperti kalian!"

Mendengar kalimat penuh kejujuran Tera membuat Sebastian menyela dengan segera, "Karena itu menikahlah dengan saya! Hanya dirimu yang sanggup menghadapi kami berdua!"

Tera mengernyit semakin marah, "Tidak!"

"Harus mau!!"

"Tidak mau! Pokoknya tidak mau!"

"Apapun keputusanmu. Saya akan menikahimu!"

"Dalam mimpi! Lakukan itu dalam mimpi!"

"Dasar bus kopaja tak tahu diri!! Di dunia ini tidak akan ada orang yang mau menikah dengan wanita bertubuh gajah sepertimu!! Seharusnya kamu merasa beruntung karena masih ada pria tampan seperti saya yang mau menikahi barongsai imlek sepertimu!!"

"Lalu kenapa malah kebelet kawin sama barongsai imlek? Kenapa maksa bus kopaja untuk menikah dengan Anda? Dan Kenapa pisang cavendish Anda selalu tegang setengah mati setiap kali berhadapan dengan melon gajah milik saya, hah!? Saya tanya kenapa!? Jawab!?"

Sebastian megap-megap seperti ikan yang terdampar di tepi pantai. Ia tak bisa berkata-kata untuk membalas ocehan Tera yang benar adanya. Pisang Cavendishnya memang selalu tegang setiap kali memeluk melon gajah itu.

"Dasar pria munafik! Menghina tapi ingin memiliki! Mencemooh tapi ingin mencicipi! Jadi manusia itu yang konsisten, gak napsu ya, gak napsu aja, gak suka ya, gak suka aja! Gak usah kontradiktif seperti itu!"

Sebastian yang gengsi segera membantah, "Saya terpaksa! Jika ada pilihan lain, maka saya pasti akan memilih orang lain!"

"Kalau begitu, pilihlah sesuka Anda! Urusan Anda bukan urusan saya! Menikahlah dengan wanita murahan yang sering Anda kencani! Lelaki brengsek seperti Anda pantas mendapatkan wanita brengsek juga!!"

***

avataravatar
Next chapter