webnovel

BOS.. MAAFKAN KAMI

sewaktu Risty kecil bersama kakaknya mereka pernah menolong seorang remaja tampan yang kecelakaan, tanpa risty sadar dia telah jatuh cinta pada remaja itu, sayangnya mereka tidak hanya menolong remaja itu, mereka juga mencuri darinya. Akibat kecelakaan itu dan rasa bersalahnya risty bertekad menjadi seorang dokter emergency. Mereka ketemu lagi, dan remaja tampan itu telah menjadi salah seorang pemilik rumah sakit tempat risty bekerja, dan jatuh cinta setengah mati pada risty.. bagaimanakah risty menanggapi cinta bos diatas bosnya itu? bagaimana dengan masa lalu mereka? bos.. maafkan kami (risty)

Linda_Mamuaja · Urban
Not enough ratings
24 Chs

Cerita 10

Apa yang dikatakan herry benar, besok harinya ketika risty baru tiba dirumah sakit, hampir semua orang senyum-senyum padanya.

"akhirnya diterima juga ya dok.. hampir sebulan dia mengirimkan paket bunga dan kue pada dokter, selamat ya dokter isy.. semoga yang dikatakan orang-orang tentang pak herry itu hanya gosip," risty hanya tersenyum dia terlalu lelah untuk menjelaskan, kali ini yang menyebarkan gosip bukanlah stella, tapi salah seorang pengunjung restoran yang merekam saat herry mengatakan pada stella kalau dia tulus mencintai risty, penggalan video itu sudah tersebar luas di media sosial, ketenaran herry membuat video itu semakin disukai.

"oh dokter isy sayang.. hatiku hancur berkeping-keping.." kata salah satu dokter teman kerja risty ketika risty tiba di ruang rapat, dokter yang lain juga senyum-senyum.

"itu bukan cinta sepihak sepupuku kan isy.." dokter mira juga ikut menggoda, saat risty duduk.

"ih dokter mira apaan sih..cerita itu nggak benar, nanti deh isy cerita yang lengkap, tapi jangan disini dok malu-maluin.." kata risty sedikit merajuk pada dokter mira, tapi suaranya dipelankan dan hanya beberapa dokter saja yang dengar.

"ok, selesai rapat jangan lupa janjimu isy, cerita yang lengkap ya.." bisik dokter mira tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada risty.

Hari itu terasa panjang buat rity, selain karena banyaknya pasien juga karena sehari itu risty puas digoda oleh semua penghuni rumah sakit. Risty menarik nafas lega ketika dia sedang berjalan melewati diparkiran menuju jalan keluar, tadi saking sibuknya dia, sampai lupa mencarge hpnya, jadi disinilah dia berharap ada taksi yang lewat.

"isy mau pulang ya?" sapa sebuah suara dan menghentikan mobilnya didepan risty. Risty melihat siapa yang menyapanya, itu dokter maxi, dia salah satu rekan dokter risty, dokter maxi itu salah satu dokter yang menyukai risty, dokter maxi itu sebenarnya dokter yang baik, tapi risty agak kurang suka karena risty pernah melihat istrinya dokter maxi datang dirumah sakit dan marah-marah menuduh salah satu perawat menggoda suaminya. Suami istri itu sedang dalam proses cerai tapi tetap saja risty tak ingin terlibat dengan mereka.

"ayo sy ku antar pulang.." kata dokter maxi lagi,

"ah nggak usah dok, aku bisa naik taksi"

"nggak apa-apa isy.. ayo ku antar pulang.." kata dokter maxi sedikit memaksa, sekarang dia telah turun dari mobilnya dan membukakan pintu buat risty.

"nggak usah dok.. beneran aku nggak apa-apa.. aku bisa pulang sendiri.. " kata risty tetap menolak. Risty tak ingin kalau istrinya dokter maxi melihat mereka, walaupun mereka tidak sedang berbuat apa-apa tapi pasti istrinya akan cemburu dan itu sangat tidak disukai oleh risty.

"kenapa isy kamu takut ya sama pacar kamu?.. tapi bukannya tadi kamu menyangkal tentang hubungan kalian pada dokter mira.." kata dokter maxi dan tersenyum menggoda, mendengar itu risty kesal, kenapa orang ini memutarbalikkan kenyataan kenapa pacarku yang marah, bukannya istrimu yang pencemburu dan pemarah, tapi risty hanya diam.

"ayolah isy.. sekalipun herry itu benar pacar kamu, tapi aku yakin dia nggak akan punya waktu untuk sekedar menjemputmu..lagi pula pacarmu itu terkenal punya banyak wanita" dan kali ini risty benar-benar kesal, walau bagaimanapun juga herry adalah orang yang dia kagumi dan dia tidak terima kalau ada yang mengatai herry seperti itu, dia memandangi dokter maxi dengan tatapan yang marah.

"terima kasih dok atas tawarannya.. tapi benar aku bisa pulang sendiri" kata risty dengan tegas. Tidak jauh dari mereka risty mendengar suara orang membanting pintu mobil, dibelakang mobil dokter maxi sebuah mobil hitam mewah baru saja berhenti. Dan risty menyadari siapa yang baru saja turun dari mobil itu.

"heiii.. sayang kenapa datang.. kan sudah bilang aku bisa pulang sendiri.." kata risty suaranya begitu riang dan agak manja, dia menatap herry yang baru datang dengan senyum yang manis dibibirnya. Herry memang datang untuk menjemput risty tapi dia masih ragu apakah risty mau pulang dengannya, dan saat melihat sambutan risty seperti itu, jantungnya berdebar begitu kencang, hatinya berbunga-bunga, dia tersenyum lebar dan dengan langkah yang panjang dia datang pada risty dan langsung memeluk risty, tapi kemudian dia disadarkan dengan sebuah cubitan dipinggangnya, dia melihat sekitar mereka, seorang laki-laki sedang tersenyum kecut dan sepertinya sedang salah tingka memandangi mereka, herrypun memandangi dokter maxi tanpa tersenyum, dan dia menyadari ada yang aneh dengan situasi ini.

"siapa ya?" tanya herry dengan tenang tapi penuh wibawa,

" saya rekan kerja dokter risty, dokter maxi.." kata dokter maxi mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya. Dan herry tanpa ragu menjabat tangan itu tanpa senyum.

"terima kasih ya sudah menemani pacar saya.. kalau begitu kami permisi pulang.." kata herry masih dengan gayanya yang tenang, kemudian di memeluk pundak risty dan menuntunnya ke mobilnya.

"kami duluan ya dokter maxi.." kata risty masih dengan suaranya yang dibuat riang. Tapi ketika didalam mobil risty kembali ke sikapnya yang biasa dan langsung duduk menjauh dari herry. Herry meliriknya sekilas.

"ayo pak hen, jalan.. kita cari makan dulu.." kata herry menyuruh sopirnya jalan.

"tadi itu kenapa?" tanya herry tenang untuk memulai pembicaraan dengan risty.

"langsung antar aku pulang please, aku nggak ingin makan, masih kenyang.." kata risty tak menghiraukan pertanyaan herry.

 "tapi aku sangat kelaparan.."

"ya sudah kalau begitu turunkan aku didepan situ aja pak.." kata risty pada sopirnya herry.

"ok..baiklah.. kita langsung antara dia pulang pak hen, tapi mampir di kios sate yang depan itu pak"  kata herry memberi perintah.

"teman dokter kamu masih dibelakang kita, kamu nggak keberatan kalau dia melihatmu turun disini.." kata herry tetap tenang dan melihat ke risty. mendengar yang dikatakan herry itu risty secara refleks melihat kebelakang,  kemudian dia diam, dia masih agak malu dengan kejadian tadi itu.

"tadi itu kenapa sih?" tanya herry dengan lembut.

"bukan urusanmu.." kata risty cuek, herry diam memandangi risty sesaat, kemudian dia tersenyum.

"kalau kamu mau, aku bisa memecat dokter itu.."

"ih jangan.. dokter maxi itu dokter yang baik dan hebat loh.. sayang kalau dipecat"

"tapi kalau dia membuatmu takut.. aku nggak akan sungkan.." kata herry tegas, dan itu membuat risty tertunduk diam.

"tadi itu aku sempat berpikir kalau kamu itu lagi kesurupan.." kata herry tersenyum memulai pembicaraan lagi, dan mendapat lirikan kesal dari risty.

"tapi sungguh isy, tadi itu.. aku sangaaat bahagia.. mau nggak kamu bicara lagi kayak tadi, aku suka banget mendengarnya sayang.." kata herry menggoda, dan otomatis wajah risty langsung berubah merah, beruntung didalam mobil agak gelap jadi herry tak bisa melihat wajah risty yang memerah itu.

"malas ah ngomong sama kamu, aku capak pingin tidur, bangunkan aku kalau sudah sampai rumah" kata risty dan langsung berpura-pura tidur, padahal dia masih berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. Melihat risty seperti itu herry berhenti menggodanya lagi, selain karna berpikir risty sedang kelelahan dia juga tak ingin mendesak risty takut risty akan menjauh lagi. Risty yang sadar herry tak lagi mengganggunya akhirnya benar tertidur dengan pulas dimobil herry.