webnovel

Boku Wa Betsu No Isekai Kami Ni Narimasu

Yamagi Yugi adalah pekerja kantoran yang saat itu lembur, karena tidak kuasa menahan kantuk ia ingin pergi ke ruang bebas untuk mengambil mesin pembuat kopi. Ruangan itu ada di lantai pertama yang membuat Yugi harus turun melalui tangga, lift masih rusak dan ditutup sehingga tidak dapat digunakan. Karena itu Yugi harus menuruni tangga untuk mencapai ruang bebas, naasnya karena ia kelelahan dan menahan kantuk, membuatnya terpleset dan jatuh di tangga hingga berdarah dan tidak bernyawa lagi. Suatu saat, ia bangun dan dihadapannya adalah perempuan yang cantik dan anggun mengenakan gaun putih layaknya bidadari. Yugi dibangkitkan kembali di sebuah dunia dimana ia menjadi seorang Dewa, yang dapat mengatur kehidupan dunia lain. Akankah Yugi dapat menjadi Dewa untuk mengatur kehidupan Astarnor? Akankah menjadi Dewa itu menyenangkan bagi Yugi? Author: Hayusya Picture Source: Pinterest

Hayusya · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

Prolog

Namaku Yamagi Yugi, bekerja di perusahaan terkenal, perusahaan induk "Nagai" ia adalah perusahaan minuman cola yang sedang populer di Tokyo.

Jam di tangan menunjukkan pukul dua belas malam, ini benar-benar kerja lembur, karena ada data penting yang harus segera dikirim.

Hanya ada tiga pekerja lembur di sini, yaitu aku, Atsushi, dan Miyamae. Tampaknya mereka serius untuk mencapai gaji yang mereka inginkan, sementara itu aku dihukum lembur karena absen selama dua hari.

"Aduh, ngantuk banget."

Ini susah banget buatku, apalagi lagi malesnya disuruh ngetik di layar komputer.

"Sial masih saja ada yang salah perhitungan, ini buruk ...."

Aku berpikir kopi akan membuat mataku cepat sadar dan menghilangkan rasa kantuk ini, aku berdiri dari kursi sembari izin ke yang lain untuk pergi ke lantai dasar, di mana itu adalah ruang bebas untuk membawa mesin pembuat kopi.

Aku berada di lantai tiga, dan sayangnya lift masih tertutup dan tidak bisa beroperasi karena rusak sehingga membuatku harus turun tangga.

"Gelap sekali ya, dan menakutkan ...."

Bahkan suaraku semakin melemah karena mengantuk, aku menuruni tangga sekitar lima anak tangga.

Aku memegangi kepalaku yang mulai pusing, bahkan aku selalu menguap, tanda yang ingin segera tidur.

"Hoahm ngantuk ...."

Pergerakanku mulai terhuyung-huyung, entah apa yang terjadi, hanya saja kakiku terpeleset dan jatuh dari ketinggian sepuluh meter dan terjatuh di dasar anak tangga, padahal masih banyak anak tangga yang harus aku lewati, untuk sampai ke ruang bebas.

Darahku keluar dari dada, sampai wajahku tidak lagi terbentuk, aku jatuh ke dasar anak tangga dan mati di tempat.

Kalau saja aku tidak absen saat itu, pasti tidak akan jadi seperti ini ....