webnovel

Blood Sweat And Tears

Kau tidak akan pernah bisa memilih di keluarga mana engkau di lahirkan, di negara mana engkau tinggal dan warna kulit apa yang kau miliki. Masa muda semua remaja di jalani dengan cara yang berbeda-beda,mungkin sebagian besar menghabiskan nya dengan berpergian keliling dunia dan membuat hal-hal indah nan Romantis bersama pasangan. Namun bagaimana dengan kami yang harus di paksa untuk dewasa dan bekerja keras dengan keadaan ?

Lyan_Juliani_M · Teen
Not enough ratings
19 Chs

2

Diana Nampak sibuk dengan pembicaraan di grup kelas, dimana mereka akan mengadakan pertemuan sebelum masuk ke dalam ruangan orientasi mahasiswa nanti . Diana masih memiliki waktu tiga hari dan ia akan menggunakan tiga hari tersebut dengan menginguti interview di beberapa perusahaan yang sudah ia kirimi surat lamaran. Besok ia akan memulai nya dengan panggilan interview dari salah satu perusahaan yang terletak di kawasan Jakarta utara, ia pun menyiapkan sebuah seragam formal nya serta sepatu untuk ia gunakan besok, ia juga tidak lupa memasang alarm sebelum tidur agar dirinya tidak terlambat.

Pagi pun tiba, alarm berbunyi tepat pukul 5 pagi. Diana pun segera bergegas mandi dan menyiapkan diri nya, ia pun membawa roti yang sebelum nya di berikan oleh ibu nya untuk sekedar cemilan untuk nya di kamar. Harus bagaimana pun ia harus bisa menghemat uang karena diri nya saja belum memasuki waktu kuliah, setidak nya ia harus menghemat takut takut ada biaya tertentu untuk membeli buku dan keperluan yang lain. Diana pun melihat jam di layar handphone nya dan jam menunjukkan pukul 06:15, dengan cepat ia pun keluar dari kamar nya dan pergi ke luar. Dengan ramah ia pun menyapa pak Tri yang tengah berjaga di pos, ia pun berjalan melalui jalan yang ada di belakang kost, tempat nya seperti sebuah perkampungan yang sedikit kumuh dan padat tapi itu adalah satu-satu nya jalan yang cukup dekat untuk menuju ke stasiun kereta Pasar Minggu, walaupun sesekali Diana harus berlari dan mempercepat langkah nya untuk mengejar waktu karena jalan menuju Stasiun memang terbilang sangat jauh jika berjalan kaki. Namun di balik semua yang ia lakukan pada pagi ini tidak lebih dari menghemat dan belajar mandiri, Diana selalu memikirkan jika ia meminta uang sebelum waktu nya bagaimana nanti keluarga nya yang di rumah bisa makan. Ia bahkan tidak memikirkan bagaimana dirinya terlebih dahulu, niat nya sangat besar guna merubah kehidupan nya, karena jika menunggu sang kakak rasa nya akan sangat lama. Di tambah kondisi sang kakak sering sakit jika dirinya terlalu keras berpikir dan bekerja, maka dari itu Diana tidak memiliki pilihan lain selain menjadi kan dirinya lah yang akan berkorban. Bagi Diana rasa nya cukup tidak adil saat harus di paksakan untuk menjadi dewasa di usia yang sangat muda, mencoba bekerja keras saat berada di bangku sekolah dan menerima banyak penolak kan dari lingkungan sekitar. Terkadang tidak di akui oleh ibu dan di asing kan oleh keluarga sendiri membuat Diana kecil begitu sangat tertekan. Terkadang sang ibu selalu saja marah pada nya dan memaki dirinya hanya karena hal kecil dan kesalahan yang tidak ia perbuat, terkadang Diana sangat muak dengan itu semua nya tapi Diana juga tidak bisa berbuat apa-apa selain tetap berbakti dan diam, di tambah keadaan keluarga nya yang selalu di acungkan panah oleh orang-orang sekitar yang membuat nya seperti di paksa harus berdiri di depan semuanya.