webnovel

Mysterious Man

Kana hanya bisa terdiam menatap kelopak bunga sakura yang berjatuhan ke tanah. Ia terduduk sambil menerawang jauh ke langit. Sudah bertahun tahun lamanya ia mengganggap hidupnya layaknya bunga sakura yang gugur. Ia kadang merasa tidak ada yang bisa ia harapkan untuk hidup ini selain pasrah menerima kemana hidup akan membawanya pergi. Kadang ia ingin sekali percaya ia pernah berada di atas sana, tampak indah dan mekar bersama bunga-bunga sakura yang lain.

Tapi memikirkan hal itu hanya membuat dada Kana terasa sesak.

Ia takut hal itu hanyalah harapan palsu dari khayalannya semata.

Ia tersenyum tipis tatkala mengingat hari ini adalah hari kelulusannya di sekolah menengah atas akan tetapi ia malah datang sendiri ke sekolah hari ini tanpa seorang wali. Dari kejauhan ia melihat ke arah teman temannya yang tampak berbahagia berfoto bersama keluarga mereka. Jauh di dalam lubuk hati Kana ingin seperti mereka.

Sebelumnya Kana sudah memberi tahu bibi Rose, ibu panti tempat Kana tumbuh besar akan hari kelulusannya itu. Namun bibi Rose berhalangan hadir dan akan digantikan oleh salah satu donatur panti yang bibi Rose kenal. Namun kenyataannya hingga saat ini Kana hanya bisa terduduk di bangku tepi taman sekolah sendirian sembari memegang sertifikat kelulusannya.

"Selamat Kana Ayane. Kamu sudah melewati masa SMA mu dengan baik." ucap Kana lirih ke dirinya sendiri.

Setelah dipikir-pikir lagi, Kana hanya bisa bersyukur dan berterimakasih setidaknya kelulusannya tepat waktu. Hanya dengan memikirkan hal itu Kana tidak lagi merasa bahwa dirinya adalah lulusan termenyedihkan. Ia terus memikirkan hal itu agar dirinya tetap bisa bahagia di hari dimana ia seharusnya bahagia.

Ia kemudian bangkit dan hendak pergi dari tempat itu karena ia berniat menyusul teman dekatnya Emi untuk berfoto bersama sebelum tiba-tiba seseorang menghampiri Kana.

"Mohon maaf, apakah Anda bisa membantu saya?"

Kana menengok ke arah sumber suara tersebut. Tampak di retinanya sosok seorang pria muda tinggi dengan jas setelan rapi. Kulitnya terlihat bersih dan wajahnya terlihat simetris. Laki-laki itu terlihat menggosok tengkuknya sambil terlihat canggung. "Sebenarnya saya datang sebagai wali seseorang tapi sepertinya saya sudah terlambat, ya?"

Kana mengamati dalam-dalam pria itu. Ia sedikit merasa bahwa pria itu seperti masih seumuran dengannya dan belum pantas untuk menjadi seorang wali.

"Ah iya. Sebenarnya acara kelulusannya sudah selesai baru saja." Jawab Kana sambil sedikit membungkuk.

Kana hanya bisa terdiam ketika pria itu mengamati name tag yang tersemat di jubah kelulusan Kana. Batinnya mengembara. Mengapa pria itu mengamati name tagnya lama sekali.

Tak lama pria itu tersenyum ke arah Kana sambil mengucapkan kata kata yang membuat mata Kana melebar.

"Tidak apa apa. Toh sebenarnya Anda yang saya cari."

"Ya?"

Mereka berdua tampak duduk di bangku taman. Kana terlihat masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dan pria itu terus saja berbicara sambil menatap lurus ke depan.

"Jadi nama Anda Kim Taehyung dan Anda datang sebagai wali saya?" Tanya Kana sembari melihat ke arah undangan kelulusan yang baru saja pria itu keluarkan dari saku dalam jasnya.

Pria itu mengangguk dan tersenyum.

"Saya sedikit mengenal bu Rose. Saya sendiri pun hanya menggantikan ayah saya. Ayah saya salah satu donatur di panti bu Rose."

"Lalu Anda datang terlambat" sahut Kana sedikit kesal namun kemudian menutup mulutnya karena menyesal telah mengatakannya pada orang yang baru saja ia kenal. Walaupun ia memang tidak begitu berharap, datang sendiri di acara kelulusan seperti ini terlihat menyedihkan.

Taehyung hanya bisa mengikik kecil "Maafkan saya. Tadi saya ada acara terlebih dahulu."

Kana mengernyit ke arah Taehyung tatkala Taehyung melanjutkan kalimatnya "sebenarnya saya juga diwisuda hari ini sama sepertimu sehingga saya terlambat datang"

Taehyung lalu berdiri diikuti oleh Kana sendiri. "Kalau begitu, selamat atas kelulusan Anda" Taehyung mengulurkan tangan, selanjutnya Kana melalukan hal yang serupa. Meskipun ia masih tidak mengerti mengapa tiba-tiba di hari kelulusannya seorang yang seumuran dengannya tiba tiba menjadi walinya.

"Selamat juga atas kelulusan Anda"

Setelah itu Taehyung merapikan jasnya "sebenarnya ayah saya menitipkan beberapa pesan dan ucapan terimakasih kepada guru-guru disini, apakah Anda bersedia mengantarkan saya?"

Kana mengangguk pelan lalu memimpin Taehyung menuju ke gedung sekolah.

Kana memang sudah terbiasa dengan keadaan dimana ia harus menghadapi semuanya sendiri. Ia pun tidak berharap banyak pada bibi Rose yang sibuk mengurus panti sendirian. Tapi ia saat ini tak peduli apakah ia mengenal pria itu dengan baik atau tidak, ia senang setidaknya ada seseorang yang datang di salah satu momen berharga dalam hidupnya.

Walaupun sebenarnya pria yang sedang bersamanya saat ini sedikit menarik perhatian teman temannya.

"Siapa itu? Apakah saudara Kana? Kalau iya astaga tampan sekali!"

Samar samar Kana dapat mendengar beberapa ucapan temannya kepadanya itu. Kana hanya bisa meringis.

Ia tidak tahu kehadiran walinya ini akan menarik begitu banyak perhatian.

Kana kemudian memandang ke arah pria itu dan dari dalam hatinya ia mengakui kalau Taehyung memang tampan.

Mereka lalu keluar dari gedung sekolah. Sebelumnya Kana sudah sempat berpamitan dan berfoto dengan teman temannya, termasuk Emi. Karena acara sebenarnya memang sudah selesai, Kana hanya ingin segera sampai ke kosnya dan menyiapkan perlengkapan untuk ke panti besok. Ia ingin tinggal di panti sementara waktu hingga ia menemukan tujuan kemana ia akan melanjutkan studinya.

Taehyung tampak berhenti sebentar.

"Apakah Anda ada acara setelah ini?"

Inginnya sih begitu, Kana inginnya dia ada acara dengan keluarganya tapi bagaimanapun juga ia hidup sendiri di Tokyo. Ia tak punya siapa-siapa di sini. Teman-temannya pun pasti sibuk memiliki acara dengan keluarga mereka masing-masing.

"Kalau tidak ada bagaimana jika kita makan bersama dulu?"

Taehyung menunggu jawaban Kana namun Kana hanya diam dan menatap Taehyung dengan tatapan bingung seolah-olah mengatakan "loh kan kita baru kenal?"

"Sebagai permintaan maaf saya juga karena sudah datang terlambat"

Kana tidak tahu pasti mengapa, ia merasa nyaman berada di samping pria itu seperti ia sudah benar benar mengenal Taehyung dan sepenuhnya percaya padanya. Dan lagi ia ingin sedikit menghargai usaha pria walinya yang sudah datang, meskipun terlambat.

"Baiklah saya akan menemani Anda. Anda tidak apa apa pergi makan dengan saya memakai seragam sekolah seperti ini?"

Taehyung mengangguk. "Tidak apa apa"

Taehyung lalu mengeluarkan remote dari mobilnya yang terpakir rapi di halaman SMA Kana. Mereka berdua kemudian berjalan ke arah mobil sedan hitam milik Taehyung.

"Bagaimana kalau kita bicara dengan santai saja?" Ujar Taehyung tiba tiba sesaat setelah ia selesai memesan makanan.

"Hmm baiklah kalau dipikir pikir kan kita juga seumuran" Kana hanya bisa tersenyum tipis sambil masih menyelami pikirannya.

Sebenarnya Kana sedikit canggung karena mereka baru kenal hari ini.

Namun ia merasa tidak enak menolak tawaran pria di depannya itu apalagi setelah ia hari ini tahu dari guru wali kelasnya jika ayah Taehyung lah yang selama 3 tahun ini telah membiayai sekolahnya.

Cukup mengejutkan baginya.

Sehingga yang bisa ia lakukan di perjalanan tadi adalah menatap kosong ke depan dan memikirkan itu hingga sekarang. Ia tahu biaya sekolahnya tidak sedikit karena ia memilih salah satu sekolah menengah atas yang terkenal di daerah Tokyo.

Kana sebenarnya tidak ingin menanyakannya tapi rasa penasaran itu membuncah dan ia merasa pasti ia akan menyesal jika tidak menanyakannya. Akhirnya dengan penuh keberanian ia bertanya pada Taehyung.

"Sebenarnya aku bertanya tanya mengapa ayahmu melakukan hal ini padaku? Yang kumaksud adalah yang kuketahui bu Rose yang membiayai sekolahku saat ini-"

Taehyung yang tadinya melihat ke arah luar restoran kini menatap ke arah Kana "Ayah yang menawarkan diri untuk mengurus semua biayamu jadi tidak usah khawatir"

Kana menghela napas panjang. Bukan itu maksudnya,batin Kana.

Walaupun ia merasakan ketulusan dari ucapan Taehyung tetap saja ia takut atas motif apa ayahnya melakukan hal ini padanya.

Untuk detik selanjutnya Kana terlihat bingung bagaimana caranya menanyakan apa sebenarnya motif walinya menbiayainya tanpa berusaha menyinggungnya. Kana sudah berada di usia dimana ia mengerti bagaimana dunia bekerja. Bagaimana bisa seseorang mau menghamburkan uang dan usahanya secara cuma cuma ke dirinya tanpa motif apapun?

Sementara Taehyung sendiri sebenarnya sudah bisa membaca situasi ini. Ia sebenarnya sedikit tersinggung namun ia tersadar bahwa wanita di depannya ini tidak sama dengan wanita yang ada di dalam ingatannya. Wujud yang sama namun ingatan yang berbeda.

"Kamu benar benar tidak ingat sama sekali ya?" Kali ini Taehyung menatap Kana tajam. Tatapan mata Taehyung ini membuat Kana terkejut karena sebelumnya Taehyung Taehyung terlihat sebagai pribadi yang ramah. Sekarang ini yang ia lihat dari tatapan mata Taehyung adalah tatapan mata putus asa yang seakan-akan menyubit hati Kana.

Kemudian Taehyung meringis lalu melihat ke arah luar lagi.

"Aku tidak tahu apakah harus senang atau bersyukur jika kamu benar benar tidak ingat sama sekali seperti ini."

Kana terkejut namun ia memberanikan diri untuk bertanya. Cukup sudah kejutan hari ini untuknya.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu."

Jelas hari ini Kana dilanda kebingungan. Siapa pria ini? Mengapa keluarganya membiayai sekolahku? Mengapa pria ini mengatakan hal semacam ini?

"Jadi apakah saya sebenarnya mengenal Anda" Kana tanpa sadar kembali menggunakan kalimat formal.

Taehyung terlihat menghela napas sebelum mengucapkan kalimat yang ingin ia keluarkan selama ini. Taehyung tahu mungkin ini terlalu awal bagi Kana. Ia menampakkan diri di depannya sekarang memang sudah keputusan yang ia ambil dengan matang sejak lama namun ia tidak tahu apakah Kana sudah siap menghadapinya. Ia sempat tidak menyangka bahwa ia akan mengatakan hal ini secepat ini. Luka, penantian dan kerinduan yang sudah lama ia pendam seakan bergelora dalam satu waktu yaitu hari ini. Ia tak pernah mengalami perasaan seperti ini sebelumnya. Perasaan rindu, namun ia tidak tahu bagaimana untuk mengembalikan seseorang yang ia kenal menjadi seperti dulu. Ia merindukan masa-masa dirinya dan wanita di depannya ini saling mengenal dan saling bertukar canda.

"Song Minji. Adalah nama aslimu."

Taehyung merasa lega telah mengatakannya walaupun sebenarnya ia masih bingung apakah keputusannya untuk mengatakannya secepat ini sudah benar.

"Dan benar kita saling mengenal sebelumnya." Lanjut Taehyung membuat Kana syok dan terdiam.

Ia memegang kepalanya yang berdenyut mencerna situasi yang ada. Jelas jelas ia sama sekali tidak ingat dengan pria di depannya ini. Kana kembali mengingat-ingat dan selalu mendapatkan jawaban yang sama. Pertama kali ia bertemu dengan pria di depannya adalah hari ini dan ia tidak pernah bertemu dengan pria di depannya ini sebelumnya.

Makanan yang mereka pesan pun datang. Mereka kemudian memakan makanan yang sudah mereka pesan namun dalam hati masing masing masih memikirkan hal yang membuat hati mereka resah.

Tak lama, mereka selesai makan. Kana merapikan alat makannya lalu membersihkan bibirnya dengan tisu.

"Lalu apakah aku bisa mempercayaimu Kim Taehyung-ssi?"

Taehyung hanya bisa tersenyum dan kembali menatap kedua manik bola mata Kana. Taehyung sedikit senang akhirnya wanita di depannya ini menyebut namanya.

"Itu semua terserah padamu. Kamu lah yang memutuskan apa yang akan terjadi pada hidupmu. Saat ini aku akan mendukung apapun yang membuatmu bahagia, Minji-ah"

Kana memang tidak tahu pasti kapan ia belajar bahasa Korea tapi akhiran ah di belakang namanya menunjukkan kalau Taehyung merasa dekat dengannya dan hal itu membuat Kana terkejut.

Sebenarnya ia sempat bertanya-tanya sejak lama. Setiap ia memasuki sekolah dasar menengah pertama ataupun menengah atas selalu saja ada yang bertanya tanya apakah dirinya orang berkewarganegaraan Jepang atau Korea.

"Kana-san bukankah kamu sangat mirip dengan aktris Korea ini?"

"Kana-san mengapa kamu pandai sekali menulis dan membaca Hangeul"

Bahkan tak jarang ia bekerja sambilan sebagai penerjemah webtoon Korea untuk teman-temannya. Rasa penasaran itu lama terpendam. Ia mengubur rasa penasaran itu dalam-dalam karena toh Kana juga ingin fokus menjalani hidupnya. Memikirkan hal memusingkan itu hanya membuat kepala Kana pening. Dan kini seorang pria di depannya ini seakan akan memegang kunci rasa penasaran Kana yang lama terpendam.

"Aku ingin tahu. Bisakah kau membuatku percaya padamu?" ujar Kana tak tahu harus berkata apa.

Jauh dalam dirinya ia ingin tahu apakah kehidupan yang ia jalani sekarang adalah benar-benar kehidupannya dan ia tidak ingin menguburnya dalam-dalam lagi. Walaupun sebenarnya Kana belum bisa sepenuhnya mempercayai pria di depannya ini akan tetapi saat ini dirinya merasa seperti mendapatkan secercah harapan yang akan menjawab rasa penasaran dalam hidupnya. Ia merasa kapan lagi kesempatan ini akan datang.

Hi! Honestly this is my first chapter after being hiatus from writing fanfics for almost like 5 years ??

Kuharap kalian bisa memaklumi beberapa misspell, alur yang terlalu cepat dan bahasa yang mungkin gaenak buat dibaca wkwk

Please leave me some messages~ ??

natadecocooocreators' thoughts