1 1 | Pembunuh?

Kebiasaan seorang mahasiswa adalah mengulur waktu sampai batas waktu yang sudah ditentukan. Bukannya mereka malas atau tidak ingin lekas lulus dan Wisuda, tapi tugas yang diberikan oleh dosen terkadang tidaklah berperikemanusiaan.

Namanya Anna, Mahasiswi jurusan Psikologi semester 7 atau lebih tepatnya semester akhir. Menjadi mahasiswi jurusan Psikologi bukanlah impiannya, tapi takdir. Terlalu cepat jika kita membicarakan takdir disiang bolong ini bukan?

Matahari siang ini sangat bersemangat menyinari bumi Surabaya. Terasa menyengat namun hembusan angin sepoi-sepoi membuat Anna tak bisa beranjak dari tempat ini.

Taman kampus

Seharusnya sekarang Anna mengikuti kelas Pak Anto yang mengajar tentang Metodologi Penelitian, tapi Pak Anto dengan teganya menyuruh Anna keluar dari kelas karena tidak mengumpulkan tugas. Dengan muka garang, Pak Anto menyuruhnya untuk merangkum 2 artikel internasional sebagai hukuman karena ia tidak mengerjakan tugas.

"Woy! bengong aja dari tadi" Si karin tiba-tiba mengagetkan Anna

Karin adalah satu-satunya teman Anna dikampus. Satu-satunya yang masih tetap berteman dengannya walaupun banyak mahasiswa lain yang menjauhi Anna dengan seribu alasan

"Bukannya udah aku ingetin kemarin kalo ada tugas dari Pak Anto?" Tanya Karin dengan pandangan yang tajam pada Anna

Sepertinya ia jengkel pada Anna

"Lupa" itu hanya alasan.

"Apa perlu tak telpon setiap hari biar kamu inget?" Sindir Karin

"Boleh-boleh" jawab Anna sambil memperlibatkan gigi ratanya yang lucu itu

Tanpa aba-aba Karin langsung menjitak kepala Anna dengan buku yang ia pegang sedari tadi

"Udahlah yuk ke kelas. udah mau mulai nih kelas Pak Andi" Anna langsung mengangguk setuju dan beranjak dari tempat duduk

Mereka berdua berjalan bersisian menuju ke kelas. Kali ini kelas Pak Andi berada di lantai 3 gedung A. Karena lift mati, Anna dan Karin memilih menggunakan tangga yang ada di ujung gedung

Saat berjalan ditangga lantai 2 terdengar suara beberapa mahasiswi yang sedang berbicara. suaranya nampak berbisik namun sangat terdengar jelas oleh telinga mereka berdua

"Gila Si Anna, berani juga dia masuk kelas tanpa ngerjain tugas dari Pak Anto. Gila sih" bisikan 1

"Ya beranilah. Yang bayar gaji Pak Anto juga Bapaknya Si Anna" Bisikan 2

"Haha bener. Udah kaya muka tebel gitu ya" Bisikan

Seketika tubuh Anna menegang

Sudah banyak mahasiswa yang berbicara dibelakang seperti ini, tapi tetap saja Anna masih belum terbiasa. terlalu menyakitkan mendengar ucapan keji mereka tanpa tahu kebenarannya

Anna merasa seseorang yang sedang menarik tangannya. Ia menoleh ke arah Karin yang sudah menarik tangannya untuk berbalik arah. Dengan cepat Anna melepas tarikan Karin dan langsung menuju ke asal suara

Tak

Tak

Tampaknya segerombolan mahasiswi itu menyadari kedatangan Anna. Mereka masih terus saja membicarakan Anna

Karin yang sedari tadi mengikuti Anna bersembunyi dibelakang tubuh Anna.

"Permisi" Ucap Anna mengintrupsi diskusi mahasiswi penggosip itu

Muka mahasiswi penggosip itu seketika langsung pias saat melihat orang yang dibicarakan ada didepannya. Tapi air muka mereka seketika langsung berubah saat salah satu diantaranya mendorong bahu Anna

"Pengecut" ucap Anna dengan datar

"Lu bilang kita pengecut?" tanya salah satunya

"Lu budek?" tanya balik Anna dengan wajah yang masih sama. Datar

"Lu-" gerakan tangan mahasiswi yang tadi mendorong bahu Anna seketika berhenti saat melihat raut muka Anna yang tajam

"Cuma pengecut yang bisa bicara dibelakang. Bukan begitu?"

"Kalo lu bukan anak Rektor, udah gue hajar!"

"Ck.. udah An ayuk ke kelas" Seketika Karin langsung menarik Kinara keluar dari situasi yang mencekam itu

Karin tidak ingin temannya itu berada di situasi yang bisa membuat nama Anna semakin jelek. Sudah cukup Anna yang sering kali dianggap pembunuh oleh mahasiswa di kampus ini

"Denger. Lain kali kalo ada yang bicarain kamu atau apapun yang mungkin buat kamu ada di situasi yang ndak enak, lebih baik ndak usah diladenin. Please An, aku ndak mau kamu selalu di bilang tuka-"

"Aku ndak bisa diem aja Rin" Bantah Anna pada temannya itu

"Lalu kenapa kamu diem kalo kamu dibilang pembunuh?!" tanya Karin dengan keras

Anna kaget melihat emosi Karin yang tiba-tiba saja tidak terkontrol

"Karena aku memang pembunuh Rin"

avataravatar
Next chapter