1 *Prologue

Wush...Wush...

Suara angin yang berhembus dengan membawa sebagian bunga dandelion terbang ke langit.

Dengan iringan nyanyian burung kutilang dan rumput-rumput pun ikut menari.

Ini di taman kota.

Ya taman kota adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi saat hari libur dan hari kerja.

Banyak orang yang menghabiskan waktunya bersama keluarga, teman dan pacar di sini, termasuk aku.

Aku adalah seorang anak laki laki yang berusia 8 tahun, aku tinggal bersama orang tuaku namun sekarang hanya dengan ibuku saja.

Karna ayah ku sedang pergi keluar kota untuk beberapa bulan.

Kisahku berawal dari sini.

*****

"Ibu...ibu... lihat aku habis menangkap kupu-kupu putih bagus tidak?." Tanyaku ke ibu sambil berlari dengan membawa toples kaca berisi kupu-kupu itu.

"Bagus darimana kau dapat?." Tanya-nya sambil berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke arah toplesku.

"Disana." Jawabku dengan menunjuk jari kearah pohon besar yang sudah tua.

"Oh..... "

"Sebaiknya aku apakan ya?, ah.. aku pelihara saja." Ujarku dengan senang.

"Tidak tidak, sebaiknya lepaskan saja!." Perintah nya.

"Hah?, tapi aku sudah menangkapnya susah-susah kenapa harus dilepas?." Tanyaku dengan wajah sedih.

"Nanti... dia kesepian." Jawab ibuku sambil tersenyum.

Walau aku tak ingin, namun jika aku bersikeras aku tau dia akan mati.

*****

Tit...tit...(suara telfon di ruang tamu)

"Hallo?,oh iya... tak apa-apa aku tau, hati-hati jaga dirimu baik-baik, iya." Percakapan ibu dengan telfon.

"Ibu siapa, apa itu ayah?." Tanyaku sembari menuruni anak tangga untuk mendekat.

"Iya." Jawabnya singkat dengan melewatiku dan pergi ke arah dapur akupun mengikuti nya dari belakang.

"Ibu kapan ayah pulang?, ini sudah lama dari yang dia janjikan." Tanyaku sambil bersandar pada pintu.

"Mm...mungkin bentar lagi, dan jangan telfon ayah untuk sekarang, kau tau dia sangat sibuk, ibu takut itu akan mempengaruhi perkerjaan nya mengerti?." Jawab nya tanpa ragu.

Walau itu tak memberitauku tapi aku tau dia sangat kesepian sama sepertiku yang merindukan nya.

"Ya..." Jawabku dan pergi dari dapur menuju kamar.

Pembicaraan kami berakhir setelah itu dan tak mendapatkan jawaban yang sesuai dengan aku harapkan, dan aku tau itu pasti.

*****

Beberapa bulan setelah itu

Krekk...(suara pintu terbuka)

"Aku pulang..." Suara seorang laki-laki yang tak asing bagiku dan aku tau siapa itu.

"Ayah?....." Tanyaku dengan kaget dan berharap itu memang ayah.

Aku langsung berlari dan menghampirinya dan memang ialah sosok yang kurindukan selama ini.

"Kau sudah pulang?." Tanya ibu berjalan dari dapur dan membawakan tas dan jas ayah.

"Ya.. pekerjaan ku sudah selesai, maaf jika aku pulang lebih lama dari yang ku janjikan." Jawab ayah sembari duduk di sofa ruang tamu.

"Ayah tau, aku rindu sekali...., karna ayah tak pulang-pulang!." Kataku untuk meluapkan semua rasa yang ku alami tanpa nya.

"Hahaha.... begitu ya, kalau gitu karna ini kesalahan ayah maka... kamu mau minta apa?." Tanya nya.

"Mmm..bagaimana kalau besok kita ke taman bermain?." Ajak aku.

"Boleh saja." Jawab nya sambil tersenyum.

"Yey..." Kataku dengan senang sambil melompat lompat.

"Eh.. tunggu ayah kan baru pulang dia butuh istirahat!." Kata ibu.

"Tidak apa lagi pula aku sudah ambil cuti untuk beberapa hari kedepan." Jawab ayah untuk meyakinkan ibu.

"Aku tak sabar aku tak sabar aku tak sabar...." Teriakku karna senang.

Aku sangat senang karna akhirnya aku bisa bersama dengan ayah dan aku tak ingin waktu mengambil saat-saat ini dari ku.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain pada ku.

*****

Di'ar...di'ar...(suara petir menyambar)

"Wah...kayak nya hari ini hujan nya deras..." Batinku

"Sayang cepat tidur ini sudah malam!." Suruh ibu karna sekarang sudah menunjukan pukul 10 malam.

"Tapi aku belum mengantuk!" Jawabku setengah teriak dari ruang tamu.

"Sudah sana tidur nanti ibu marah." Kata ayah.

"Ya baiklah.." Jawabku yang pasrah.

Saat jam 2 malam

Tokk...tokk...tokk...

Suara orang mengetuk pintu rumahku ditengah hujan deras dan petir menyambar.

"Siapa ya, yang malam-malam begini datang?." Batin ibu yang terbangun dari tidur.

Krekk...

Terlihat di balik pintu itu seorang wanita cantik berambut hitam panjang bergradasi biru dengan sekujur tubuhnya basah oleh hujan.

"Ada apa ya?." Tanya ibu yang kebingungan.

"Apa kamu viona?" Tanya wanita itu dengan wajah datar.

"Iya...kenapa, siapa kamu?" Tanya ibu lagi dan ditambah bingung.

Brakk...

Seketika wanita itu langsung mendorong ibu dan masuk paksa ke rumah dengan berteriak teriak.

"HEY... DIMANA KAMU HADEN!!! KE LUAR KAMU, DASAR PENGECUT, TUNJUKKAN WAJAHMU!!!!" Teriak wanita itu.

"HEY... berani berani nya kamu masuk kerumah orang tanpa izin!!!." Kata ibuku setengah teriak pada wanita itu.

"AKU TAK PEDULI, MANA SUAMIMU ITU HAH?... APA DIA TAKUT MENUNJUKKAN WAJAH NYA!!!!." Teriak wanita itu lagi.

"Sayang ada apa kenapa ra..." Tanya ayah ku yang kaget setelah melihat wanita itu.

"Diana?..."

"KENAPA, TERKEJUT?" Kata wanita itu yang bernama Diana.

"Kenapa kamu disini?" Tanya ayah pada nya.

"Yah... kamu kenal wanita ini, siapa dia?." Tanya ibu yang semakin bingung.

"Dia tak memberitau mu?, malangnya....BIAR AKU BERITAU AKU DIANA ADALAH ISTRINYA HADEN SUAMIMU!!." Jelas dari wanita itu.

Sontak ibuku kaget setengah mati mendengar penjelasan nya.

"TIDAK AKU LAH ISTRINYA AKU YANG SAH..." Bentak ibuku.

"Kalau kau tak percaya kau bisa bertanya lansung pada suami mu itu!."

"ENNGGAK ENGGAK YAH ITU GAK BENER KAN?, KAMU GAK KENAL SAMA WANITA INI KAN? JAWAB YAH..!!!"

Ayah hanya terdiam dan tak mengatakan apapun, menatap mata ibu pun ia tak berani.

"Dasar suami tak berguna!". Ucap Diana.

Plakk..

Tanpa pikir panjang ibu langsung menampar wajah wanita itu dengan keras.

"DIAMM.. KAMU DASAR WANITA PEREBUT SUAMI ORANG GAK TAU MALUU..!!!" Kini ibu semakin marah tak tertahankan.

"HENTIKAN VIONA!!!." Bentak ayah.

"KUMOHON DIANA KEMBALILAH, AKU TAK INGIN KAU KENAPA KENAPA."

"KAU LIHAT BAHKAN SAMPAI SEKARANG SUAMIMU MASIH MEMPERDULIKANKU!." Ucap wanita itu membuat ibu semakin kesal dan menangis tak tertahankan.

"Hikss...apa yang telah ku lakukan padamu hingga kau tega menduakan ku APA!,, COBA KATAKAN APA??."

Ibu terus menarik narik baju ayah dan menangis hingga tak kuat berdiri ia pun terjatuh ke lantai.

Aku berfikir betapa sakitnya itu, disakiti oleh orang yang kita cintai dan percayai sepenuh hati, tapi kini dia telah menghianati semua yang kita harapkan sebelumnya.

Aku menyaksikan semua itu, tapi aku tak bisa berbuat apapun aku hanya anak kecil yang polos tak punya kekuatan dan lemah.

Namun dari semua pertengkaran diantara mereka aku melihat nya, melihat nya dengan jelas dia... dia yang disana, seorang anak laki- laki yang kurasa seumuran dengan ku dia...,dia menatapku.

*****

Beberapa hari setelah itu keluargaku berantakan, semuanya hancur, wanita itu diusir dari rumahku dan orang tuaku tetap bertengkar.

Karna pertengkaran yang tak ada ujungnya pada akhirnya ayahku pergi dari rumah.

Sedangkan ibuku, ia mengurung diri nya dikamar, tak lama setelah itu dia memutuskan pergi jauh ketempat yang tak bisa ku gapai.

Mungkin Tuhan memang telah mengatur semua dan kita hanyalah pion yang di gerakkanNya.

Aku sedih, aku sakit, tapi tak ada seorangpun sebagai tempat bersandarku, dan sesuatu terlintas dikepalaku

kenapa aku harus hidup?.

*****

Di'ar...Di'ar...(suara petir menyambar)

.

.

Tin.....(suara klakson mobil)

.

.

"AWAAASSSS...."

.

"HEY..... NAK KALAU JALAN LIHAT LIHAT!!!." Kata seorang pengemudi dijalan raya.

"Ma..maaf.." Jawabku setengah kaget karna aku hampir saja tertabrak mobil.

Kini aku sedang berada di taman kota tak ada lagi tempat yang bisa menjadi pelarian ku selain ini.

Entah mengapa aku merasa harus kesini seakan ada yang menantiku disini.

"Apa yang kau pikirkan bukanya kau ingin mati?." Batin ku.

"Kamu yang disana!." Suara seorang gadis kecil yang membawa payung hitam dan mengenakan jubah hitam bergambarkan bulan purnama.

Aku yakin ini yang pertama kalinya kami bertemu, tapi hati bergerak hanya tertuju padanya.

Dia menatapku dengan mata indahnya dan tersenyum manis yang seolah berkata "Semua akan baik baik saja."

Aku terpaku dan tak bisa berkata kata seketika dia ngajukan tangan kanan nya yang mungil dan berkata.

"Maukahku jadi temanku, yang selamanya bersama ku?."

Dan aku bilang "Iya aku mau."

Dan saat itu aku merasa senang tak terhingga, kini aku tak sendirian, aku bersama nya selamanya.

Itu adalah peristiwa yang tak akan pernah ku lupakan, kami saling berjanji akan selamanya bersama.

Aku tak tau namanya, tempat tinggal nya dan semua tentang nya tapi aku yakin hati ini tak mungkin menipuku.

AKU MENCINTAI NYA PADA PANDANGAN PERTAMA DAN KU YANKIN IA ADALAH CINTA PERTAMAKU

.

.

Cobalah percaya akan takdir Tuhan karna Ia tak pernah membuat hamba nya dalam masalah yang mendalam karna pasti akan ada jalan walau itu sangat kecil.

******

avataravatar