webnovel

Untuk Apa ?

Rasya membawa Aileen kesalah satu tempat makan, Rasya masih harus berbicara dengan Aileen, khususnya untuk membahas tentang tawaran Rasya pada Aileen, untuk tampil di acara Rasya besok.

Aileen setuju saja dengan tawaran itu, karena Aileen juga tidak ada acara lain lagi, jadi apa salahnya menerima tawaran Rasya.

"Aku pesan minum saja ya"

"Kenapa ?"

"Masih kenyang soalnya, kamu kalau mau makan ya makan aja gak apa-apa"

"Gak enaklah, masa makan sendiri"

Aileen tersenyum dan mengangguk, tapi Aileen memang masih kenyang sekarang, dan masih tidak perlu makan.

Keduanya lantas memesan apa yang memang mereka inginkan, tidak perlu sama yang penting mereka menikmatinya bersama.

"besok mau datang jam berapa ?"

"Acaranya jam berapa ?"

"Jam 11, sekitar jam segitulah"

"Ya udah, aku siap-siap dari pagi saja"

Rasya mengangguk setuju, dengan begitu Rasya bisa bersama Aileen dari sejak pagi.

Rasya merasa senang dengan jawaban Aileen, karena dengan begitu akan satu sumber yang akan menambah semangat Rasya dan mengerjakan semuanya.

"Aku ke toilet dulu ya Leen"

"Ok, jangan lama-lama ya"

Rasya mengangguk dan berlalu meninggalkan Aileen yang masih menunggu pesanannya, Aileen melihat sekitar memperhatikan setiap yang datang ke tempat itu.

Aileen tersenyum karena begitu banyak orang yang datang kesana, di waktu yang masih terbilang pagi tapi tempat ini sudah ramai saja.

Aileen mengeluarkan ponselnya, memainkannya beberapa saat dan menyimpannya di meja.

"Permisi, pesanannya"

Aileen menoleh dan mengangguk, membiarkan waiterss menata pesanannya.

"Selamat menikmati"

"Terimakasih"

Seperginya waitress itu Aileen langsung mencoba minumannya, dan Aileen menyukainya.

Tangan Aileen tak sengaja menggeser ponselnya dan membuatnya terjatuh ke samping, Aileen meliriknya dan berdecak karena ulahnya sendiri.

Aileen membungkuk tanpa sempat melihat kesamping terlebih dahulu, ketika itu bersamaan dengan orang yang hendak melewatinya.

Kepala Aileen tak sengaja membentur tubuh seseorang yang berjalan itu, Aileen mengaduh bersamaan dengan orang itu juga.

"Maaf, mbak gak sengaja"

Aileen meraih ponselnya dan menyimpannya kembali ke meja, Aileen tersenyum dan menoleh.

Tapi seketika itu senyumannya perlahan menghilang, saat melihat siapa orang yang berbicara padanya.

Ekspresi yang sama juga ditunjukan orang di sampingnya, rupanya dia berdua disana.

"Aileen ?"

Aileen masih saja terdiam menatap dua itu bergantian, Afra dan Arsenio, lagi .... mereka berada dalam jangkauan penglihatan Aileen.

Setelah Aileen begitu menghindari pertemuan itu di pesta malam lalu, kini justru mereka kembali bertemu dan bahkan sedekat ini.

"Aileen kan ?"

Ulang Afra, Arsenio nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Jauh berbeda .... Aileen ini jauh berbeda dengan Aileen dimasa SMA dulu, disaat terakhir kebersamaan mereka bertiga.

"Aileen, ini aku Rara dan dia Nio, kamu ingat kan Leen ?"

"Tentu saja aku ingat, aku fikir kalian yang lupa sama aku"

"Mana mungkin Aileen, gimana kabar kamu ?"

Aileen bangkit dan mengulurkan tangannya pada Afra.

"Kenapa ?"

Aileen hanya menggerakan tangannya, meminta Afra untuk menjabatnya, Afra lantas menjabatnya masih dengan senyumannya.

"Selamat ya atas pertunangan kalian, jadi kapan acara pernikahannya ?"

Senyum Afra menghilang begitu saja, bersamaan dengan tangannya yang melepaskan jabatan Aileen.

"Kenapa, kok seperti itu ?"

Afra melirik Arsenio sesaat dan kembali pada Aileen disana.

"Mungkin sekarang aku tahu, dan maaf saja jika memang aku so tahu, aku fikir kepergian kalian dulu itu memang untuk pertunangan itu ya ?"

Tak ada yang menjawab, dari mana Aileen tahu tentang pertunangan mereka berdua, bukankah tidak ada yang memberi tahu Aileen atau pun keluarga Aileen.

"Padahal sejak awal kita sahabatan, kamu yang buat perjanjian agar diantara kita tidak boleh ada perasaan yang lebih dari seorang sahabat, tapi ternyata kalian tunangan loh"

Ucap Aileen sambil tersenyum, Afra dan Arsenio tidak bisa mengartikan senyuman itu.

Bibir dan raut wajah Aileen berbeda jauh, meski bibirnya tersenyum tapi raut wajahnya tidak menunjukan kesenangan.

Rasya kembali menghampiri mereka semua, dan tak berniat berkata apa pun juga.

"Aku bisa jelaskan, Leen"

"Jelaskan apa, mau bilang kalau hati itu tidak bisa diarahkan gitu ?"

"Bukan, kita seperti ini karena ...."

"Saling sayang kan"

Potong Aileen, Rasya mengernyit melihat dua orang itu .... sepertinya Rasya ingat siapa mereka.

"Leen ...."

"Diam, aku tidak butuh penjelasan apa pun, itu hak kalian berdua, lagian kita juga udah bukan siapa-siapa lagi kan sekarang ?"

"Aileen, kita bisa ...."

"Gak bisa"

Potong Aileen pada kalimat Arsenio.

"Kalian sudah merencanakan ini sejak awal kalian mengatakan akan pergi kan, aku sudah sangat memohon penjelasan waktu itu tapi kalian tidak mau menjelaskan, dan sekarang aku sudah tidak butuh lagi itu semua"

"Gak bisa Leen, selama ini kita udah berusaha mencari kamu untuk bisa menjelaskan semuanya"

Aileen tersenyum mendengar ucapan Afra, berusaha .... berusaha dalam bentuk apa mereka mencari Aileen.

"Aileen, kita ...."

"Rasya, aku mau pulang saja, bisa kamu makan di rumah aku saja ?"

Rasya hanya mengangguk setuju saja dengan pertanyaan Aileen.

"Besok ada acara di Aglaonema Boutique, kalian tahu kan nama Butik itu, kalian datang saja kesana siapa tahu minat sama pakaiannya, disana kita bisa bertemu lagi dan nanti aku kenalkan sama sahabat aku"

Afra dan Arsenio mengernyit, kenapa Aileen jadi berkata seperti itu.

Sahabat .... siapa sahabat Aileen, bukankah dulu Aileen mengatakan, kalau Aileen berharap suatu hari mereka akan bertemu dan bersama lagi untuk bisa melanjutkan persahabatan mereka lagi.

"Sya, ayo pulang"

"Iya, ayo"

"Sekali lagi selamat ya untuk pertunangannya, kalau nanti nikah jangan lupa undang aku, kan sekarang kita udah ketemu lagi"

Ucap Aileen yang kemudian pamit pada dua orang itu, Rasya mengikuti Aileen pergi.

Kepergian dua orang itu membuat Afra dan Arsenio mematung, pertemuan ini tidak diinginkan jadi mereka tidak bisa menjelaskannya dengan baik.

Dan bagaiman bisa Aileen tahu tentang pertunangan mereka, dari mana Aileen tahu tentang itu.

Rasya melajukan mobilnya, Rasya tahu Aileen sedang menahan tangisnya saat ini.

Lagi .... Aileen menangis karena melihat dua orang itu, mendengar kalimat Aileen tadi, mungkin memang benar kalau mereka adalah masa lalu Aileen.

Lelaki itu mungkin memang mantan kekasih Aileen dan wanita itu mungkin adalah teman Aileen, Rasya mulai jauh menerka kalau penghianatan telah terjadi diantar mereka bertiga.

Aileen pernah sangat menginginkan penjelasan itu, tapi itu dulu dan mereka tidak mau menjelaskan semuanya.

Sekarang Aileen tidak membutuhkannya lagi, tapi mereka ingin menjelaskannya, apa gunanya untuk Aileen.

Mungkin memang benar kalau hati tidak pernah bisa diarahkan, siapa pun tidak pernah tahu pada siapa mereka akan jatuh hati, termasuk dua sahabatnya dimasa lalu.

Aileen menggeleng, bagi Aileen ini cukup membuatnya merasa kecewa dan sakit hati.