webnovel

Pulang Bareng

Acara yang diadakan Aileen telah selesai, waktu sudah menunjukan tengah malam, sekarang yang ada hanya tinggal sisa makanan dan minuman disana, juga beberapa sampah.

Mereka semua telah pulang ke rumahnya masing-masing, begitu juga dengan orang tua Aileen.

Tapi Rasya masih berada disana, menemani Aileen, keduanya memang sepakat untuk berbincang sebelum pulang.

Tentu saja itu adalah permintaan Rasya, dan Aileen juga tidak keberatan dengan itu, Aileen setuju saja untuk menemani Rasya mengobrol disana.

Rasya sudah bertanya beberapa hal pada Aileen, dan Aileen juga sudah menjawab semuanya.

Aileen juga menceritakan tentang masa lalunya, tentang dua sahabatnya yang kini entah dimana keberadaannya.

Aileen juga bercerita tentang keempat sahabat barunya itu, Aileen menceritakan semuanya sampai Rasya tahu dan mengerti apa yang menjadi cerita Aileen.

"Lalu kamu tidak pernah sekali pun mencari sahabat kamu ?"

"Tidak pernah, dulu aku pergi karena marah pada mereka berdua, aku fikir mereka akan mencari ku tapi ternyata aku salah"

"Mungkin mereka tidak dapat akses untuk itu"

"Entahlah aku tidak tahu, terserah saja mungkin memang mereka sudah bosan bersahabat dengan ku"

Aileen tersenyum dan Rasya hanya mengangguk saja menanggapi ucapan Aileen, Rasya tahu sekarang kalau cuma empat orang itu yang memang mengerti Aileen.

"Kamu sendiri gimana ?"

"Gimana apanya nih ?"

"Ya kisahnya dong, kan gak mungkin langsung segede sekarang"

Rasya tersenyum dan mengangguk, tentu saja tidak mungkin, hanya saja Rasya ingin tahu inti pertanyaan Aileen.

"Kamu kerja ?"

"Iya, tentu saja"

"Usia kamu berapa sih ?"

"Aku 2 bulan lagi, 26 tahun"

Aileen mengangguk, berarti beda dengan dirinya yang baru berusia 22 tahun.

"Kamu kerja apa ?"

"Aku punya butik, ada beberapa sih"

"lebih dari dua"

Rasya mengangguk perlahan, Aileen sedikit bertepuk tangan untuk jawaban Rasya.

"Kamu sudah punya pacar ?"

"Tidak ada"

"Bohong, masa iya"

"Tidak ada .... memang tidak ada, kalau ada untuk apa aku mau dikenalkan dengan mu"

Aileen mengernyit .... benar juga, untuk apa Rasya berkenalan dengan Aileen kalau sudah punya pasangan, mereka pasti akan ribut kalau tahu Rasya berkenalan dengan Aileen.

"Eh tunggu .... kamu gak punya pacar, terus mau dikenalkan sama aku, itu berarti .... kamu mau kalau kita ....?"

"Yaaaa .... benar sekali"

Aileen kembali mengernyit, polos sekali Rasya.

Aileen menggeleng, kenapa harus selalu seperti itu, jika laki-laki dan perempuan di perkenalkan oleh keluarganya, pasti tujuannya untuk dipasangkan.

"Kenapa, kamu udah ada pasangan ?"

"Tidak ada, hanya lucu saja, kamu polos sekali"

"Iya .... jujur kan, jadi tahu kalau tujuan aku itu untuk apa, dan kalau memang kamu udah ada yang punya, ya aku mundur"

"Wiiih .... udah mundur aja, baru juga selangkah Pak"

Aileen dan Rasya tertawa bersamaan, entahlah harus seperti apa Aileen menanggapinya.

Aileen lebih suka dengan pertemanan dan persahabatan, Aileen tidak pernah merasakan yang namanya pacaran.

Aileen selalu bertahan dalam zona nyaman kejombloannya selama ini, dan Aileen juga tidak begitu tertarik dengan pacaran.

"Kamu keberatan kalau aku sering ganggu kamu nantinya ?"

"Tergantung, gangguannya seperti apa dulu"

"Ya semacam gitulah, kan udah tahu tujuannya, masa gak ngerti maksudnya"

Aileen tersenyum dan mengangguk, tentu Aileen mengerti, tapi apa Rasya seserius itu untuk menjalani perkenalan ini lebih jauh lagi.

Secepat itukah Rasya setuju dengan keluarganya, Aileen menghembuskan nafasnya perlahan.

Mulai besok, Aileen harus siap berhadapan dengan hal-hal baru yang mungkin akan Rasya tunjukan.

"Aileen"

"Heemm"

"Pulang yuk, aku antar ya"

"Tapi aku bawa mobil"

"Nyetir sendiri ?"

"Enggak sih, ada sopir, aku gak bisa nyetir mobil"

Rasya menjentikan dua jarinya hingga menimbulkan suara.

"Bagus kalau gitu, sopir kamu suruh pulang duluan saja, biar kamu pulangnya aku yang antar, bisa kan ?"

"Bisa aja sih, tapi aman gak nih ?"

Rasya mengernyit, pertanyaan macam apa itu, kenapa Aileen bertanya seperti itu.

Apakah Rasya terlihat seperti orang yang jahat, bukankah Rasya itu tampan dan menawan.

"Aman gak ?"

"Coba saja dululah, pertanyaan kok kaya gitu sih"

Aileen tertawa mendengar nada kesal Rasya, kenapa harus kesal .... Aileen hanya bercanda saja bertanya seperti itu.

"Kok ketawa sih ?"

"Gak apa-apa, ya udah ayo mau antar aku pulang kan ?"

"Iyalah"

"Iya, ayo pulang, nanti aku suruh sopir aku pulang duluan"

"Gitu dong, jangan berbelit jawabannya, biar jelas langsung."

"Siap Bapak, mohon maaf"

Rasya berdecak mendengarnya, Aileen lantas bangkit dan berlalu lebih dulu.

Aileen langsung menemui sopirnya dan memang memintanya untuk pulang lebih dulu saja, Aileen juga menunjukan Rasya dan menjelaskan siapa Rasya.

Sopir Aileen tampak mengangguk paham, ia lantas pamit pada Aileen dan akan menunggu Aileen hingga sampai di rumah.

Kini gantian Aileen yang mengikuti Rasya menuju ke mobilnya, Aileen memasukinya bersamaan dengan Rasya.

Mereka benar-benar pulang bareng malam ini, pertemuan yang memang sejalan sekali antara Aileen dan Rasya.

Karena mereka sama-sama merasa kalau orang yang baru saja dikenalnya adalah orang baik, dan juga asyik sehingga mereka bisa langsung nyambung seperti itu.

Rasya memang sengaja meminta orang tuanya untuk mengenalkan Rasya pada siapa pun, wanita mana pun yang mereka kenal meski pada awalnya Rasya tidak tahu kalau Aileen yang akan menjadi pilihan orang tuanya.

Rasya merasa senang mengenal Aileen, anaknya asyik dan juga santai.

Rasya menyukai wanita seperti Aileen, dan Rasya akan sangat berterimakasih pada orang tuanya nanti ketika telah sampai di rumah.

Selama diperjalanan menuju rumah Aileen, keduanya tak henti bercerita, Rasya terus saja mengulik tentang pribadi Aileen.

Aileen merasa kalau Rasya memang berniat untuk mendekati Aileen, dan Rasya memang melakukannya bahkan tanpa basa-basi apa pun juga.

Rasya langsung berterus terang dengan apa yang menjadi tujuannya itu, Aileen sepertinya respect dengan hal itu, Aileen memang tidak butuh basa-basi, Aileen ingin agar segala sesuatunya itu langsung pada intinya saja.

Tidak perlu ada kepura-puraan atau kebohongan, dan Rasya sudah sangat menunjukan keapa adaan dirinya.

Aileen sangat tidak keberatan dengan hal itu, Aileen justru suka dengan cara Rasya mengungkapkan segala sesuatunya.

Rasya tahu kalau Aileen tidak bekerja, karena memang baru lulus kuliah, dan Aileen berkata kalau Aileen memang berencana untuk mencari kerja, hanya saja niat Aileen belum sepenuhnya ada.

Jadi sampai sekarang Aileen masih jadi pengangguran, meski kuliahnya telah selesai.

Aileen masih ingin berada di rumah bersama kedua orang tuanya, dan mereka juga tidak keberatan dengan Aileen yang tidak langsung melamar kerja sana-sini.

Mereka juga ingin kebersamaan itu, dan mereka akan menikmatinya sampai nanti Aileen bosan di rumah, dan akan melamar kerja, meski nantinya Aileen akan kehilangan waktu kebersamaan itu.