webnovel

Pasangan ?

"Mamih, Marsya pergi dulu ya"

"Mau kemana ?"

"Mau pergi sama Rasya, kan udah cerita semalam, mamih lupa ?"

"Rasya .... oh iya Rasya, mana orangnya, gak kesini ?"

"Enggak, Rasya nunggu di Butiknya, Marsya lansung kesana aja sekarang"

"Oh ya udah, hati-hati kamu ya"

"Ok"

Marsya tersenyum dan mencium tangan Adel sang Mamih.

"Asalamualaikum"

Marsya lantas pergi dari Adel, Marsya berbohong tentang Rasya yang menunggu di Butiknya.

Rasya memang menjemputnya, tapi Rasya menunggu di depan, Marysa memasuki mobil Rasya, dan menyapanya hangat.

Setelah beberapa saat, Rasya lantas melajukan mobilnya menuju tempat designer yang telah menunggunya.

"Kamu gak ada acara sama sahabat kamu ?"

"Gak ada, mereka lagi sibuk masing-masing, Aileen kan memang lagi latihan"

"Oh iya, jadi ya Aileen malam ini ?"

"Jadi dong, jadwal Aileen gak pernah salah"

Rasya tersenyum, baguslah berarti memang Aileen itu berbakat dengan kemampuan bernyanyinya.

"Rasya, memangnya benar kamu undang Aileen ke acara kamu nanti"

"Iya, memang benar, meski pun cuma sedikit barang barunya, tapi aku selalu buat acara yang lumaya untuk menarik perhatian pembeli"

Marsya mengangguk, berarti mereka akan bersama nanti disana, Aileen akan melihat Marsya dan begitu juga sebaliknya.

"Oh iya, cuma aku sendiri nih nanti, bukannya bajunya ada beberapa ?"

"Iya memang, gak apa-apa aku biasa pakai satu orang saja, mereka yang memang tahu kualitas barang di Butik aku, pasti setia sampai acaranya selesai"

Marsya kembali mengangguk, ya sudahlah Marsya akan ikut saja seperti apa aturannya.

Marsya memang tidak mengerti tentang itu, jadi Marsya hanya akan mengikuti saja semuanya.

Setidaknya, Marsya bisa tahu kalau mungkin Marsya mampu melakukannya, melakukan hal yang memang belum pernah Marsya lakukan sebelumnya.

"Kamu udah makan ?"

"Udah tadi bareng mamih, kamu sendiri ?"

"Aku juga udah tadi sebelum kesini"

Keduanya sama-sama terdiam, rasanya tak ada lagi yang perlu dibicarakan untuk saat ini.

Mereka hanya perlu menikmati perjalanan untuk sampai ke tempat tujuan, Marsya sebenarnya tidak bisa tenang karena takut kalau designer Rasya tidak cocok dengannya.

Rasya memarkirkan mobilnya dihalaman satu rumah, Marsya yakin kalau itu adalah rumah desainer Rasya maksud.

Keduanya lantas turun dari mobil Rasya membawa Marsya masuk ke dalam rumah tersebut, mereka rupanya menemui satu orang disana.

"Rasya, akhirnya kalian datang juga"

"Iya, dan ini model pengganti yang aku maksud kemarin"

"Tidak masalah, dan memang tidak terlalu buruk juga"

Marsya hanya terdiam mendengarkan pembicaraan mereka berdua, tidak berniat mengganggu mereka sedikit pun karena Marsya memang tidak mengerti apa pun juga.

"Jadi siapa namanya ?"

Rasya tampak melirik Marsya dan memintanya untuk memperkenalkan dirinya sendiri, Marsya mengangguk dan mulai memperkenalkan diri pada Tama.

Mendengar penuturan Marsya, Tama sepertinya tidak keberatan dengan kalimat yang menyatakan kalau Marsya tidak pernah mencoba hal seperti yang ditawarkan Rasya sebelumnya.

"Kamu bisa sambil beljar Marsya, tidak perlu khawatir karena disini tidak akan ada penekanan apa pun"

"Tapi acaranya tinggal 2 hari lagi"

"Iya memang, tapi tugas kamu hanya untuk bergaya saja di hadapan mereka yang hadir nanti, dengan memakai baju keluaran baru dari Butik Rasya"

Maura mengangguk paham, meski Maura tidak tahu akan mampu atau tidak nanti saat harus tampil di hadapan banyak orang yang datang.

"Baiklah, di dalam ruangan itu sudah ada beberapa orang yang memang membantu setiap kebutuhan modelnya"

Marsya melirik ruangan yang dimaksud Tama, dan memang dari pintu yang terbuka itu, terlihat ada beberapa di dalamnya.

"Kamu bisa langsung masuk kesana, dan mencoba ukuran pakaian yang memang pas ditubuh kamu"

"Sekarang ?"

"Tanyakan saja pada Rasya, mau kapan kamu diperbolehkan untuk mencoba pakaiannya"

Marsya melirik Rasya tanpa berbicara apa pun juga, bukankah Rasya sudah mendengarkan semua yang telah dikatakan mereka berdua, harusnya Rasya sudah tahu harus mengatakan apa.

"Silahkan saja, bukankah lebih cepat itu lebih baik"

"Aku sendiri kesana ?"

"Ya iyalah, masa kamu ganti baju harus ku lihat"

Marsya mengernyit saat mendengar sedikit tawa dari Tama disana, baiklah Rasya sudah membuatnya ditertawakan saat ini.

"Udah sana masuk, aku akan menunggu disini"

"Baiklah, aku permisi dulu kalau begitu"

Marsya lantas pergi setelah mendapat anggukan dari Rasya, berjalan memasuki ruangan disana dengan segala rasa bingungnya saat ini.

"Jadi, siapa wanita itu ?"

"Namanya kan Marsya, tadi sudah dikatakannya"

"Tentu saja aku mendengarnya, tapi aku tahu kalau kamu mengerti bukan itu maksud dari pertanyaan ku"

"Iya memang aku mengerti, tapi wanita itu adalah Masrya yang memang datang untuk membantu ku, hanya itu saja tidak ada lagi yang lainnya"

"Kamu berbohong ?"

"Untuk apa ?"

"Bukankah kamu yang bilang, kalau kamu sedang mendekati seorang wanita, dan wanita tadi yang kamu bawa menemui ku"

"Dia teman dari wanita itu, kamu akan melihatnya nanti saat acara"

"Kamu mengundang keduanya ?"

"Tentu saja, mereka memiliki kemampuan juga masing-masing dan aku menyukai keduanya"

"Dua wanita itu, jangan main-main kamu"

Rasya hanya tertawa menanggapi ucapan Tama, apakah Rasya seburuk itu bagi Tama, sejak kapan Rasya berani mempermainkan seorang wanita, apa lagi Marsya dan Aileen adalah sahabat baik.

"Baiklah lupakan, sekarang jelaskan desain seperti apa lagi yang akan kamu rancang untuk baju berikutnya"

Rasya tersenyum, kenapa tidak membahas itu sejak tadi saja, jadi mereka tak harus membicarakan Marsya seperti tadi.

Rasya mulai melihat rancangan desain yang disiapkan Tama untuk pakaian di Butik Rasya nanti, Rasya senang karena Tama selalu mampu mengerti apa yang menjadi kesukaannya.

"Mau buat berapa naju lagi ?"

"Untuk yang berikutnya, aku mau lebih banyak dari yang biasanya"

"10 atau 20, atau lebih banyak lagi ?"

"Perkiarakan saja dengan kemampuan brand ambassadornya"

Tama mengangguk paham dengan jawaban Rasya, tapi masalah itu bisa mereka bicarakan nanti saja.

Bukankah masih abnyak wanita cantik diluar sana yang memang bisa untuk dijadikan brand ambassador, Rasya hanya harus siapkan saja nominal uang untuk membayarnya.

"Aku mau diperbanyak gaun saja untuk yang berikutnya, selebihnya terserah saja"

"Gaun seperti apa"

"Pesta, pokoknya semacam gaun gitulah, tapi jangan terlalu mewah juga"

Tama mengangguk paham, baiklah itu hal mudah buat Tama.

Rasya tidak perlua khawatir kalau Tama tidak mampu memenuhi pesanannya, Tama selalu mampu membuat Rasya puas dengan semua hasil desain Tama.

Dan kali ini pun Rasya yakin kalau Tama bisa memenuhi permintaan Rasya lagi, bahkan mungkin bisa lebih sempurna dari yang sebelumnya.

"Kirimkan nanti"

"Tenang saja, akan ku nuatkan terlebih dahulu"

"Ok, santai saja masih satu bulan lagi"

Keduanya tersenyum, mereka memang selalu kompak dalam setiap hal menyangkut pekerjaan.