webnovel

Bertemu

Malam hari, Rasya memilih pergi kesalah satu Butik miliknya, Rasya ingat kalau akan ada pemotretan untuk launcing model terbaru di Butiknya itu.

Rasya harus memastikan semuanya siap dan benar-benar terarah, tidak ingin jika sampai launcingnya itu gagal.

Rasya keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki Butiknya, masih cukup ramai, Rasya senang melihatnya karena Butiknya yang satu ini memang selau ramai.

Itulah kenapa Rasya selalu launcing model pakaian terbarunya disini, karena memang peminatnya yang begitu banyak dan setia.

"Rasya"

Rasya menoleh dan melihat Indah yang menghampirinya.

"Kenapa ?"

"Model kita mengundurkan diri, dia memilih orang lain sekarang"

"Bagaimana bisa, gak mungkinlah"

"Tapi memang benar, sekarang sudah tidak ikut kita lagi"

Rasya terdiam, kenapa seperti itu, bukankah dia tahu kalau Rasya akan membutuhkannya dalam waktu dekat ini.

"Jadi bagaimana Rasya ?"

Rasya menggeleng, entahlah .... Rasya harus memikirkannya terlebih dahulu.

"Cuma itu saja masalahnya"

"Iya, dan besok siang pak Tama ingin bertemu dengan modelnya"

"Dua dong masalahnya, gimana sih kamu"

"Ya tapi intinya dia pergi"

"Ya udah, akan aku fikirkan nanti, kamu balik kerja saja"

"Ok"

Indah berlalu, Indah adalah karyawan di Butik Rasya.

Karyawan kepercayaan dan memang teramat disayang Rasya, Indah telah ikut bersamanya dari awal Rasya menjual baju satu demi satu.

Merasa harus segera mencari cara lain, Rasya bergegas memasuki ruangannya sendiri, Rasya akan mencari orang yang memang pantas untuk jadi model pakaiannya nanti.

"Rasya, sebentar"

Teriak Indah, Rasya yang baru membuka pintu itu kembali terdiam menanti Indah sampai di hadapannya.

"Kenapa lagi ?"

"Ke depan dulu saja, itu ada yang maksa mau beli baju tapi ukurannya mau sama sedangkan sudah tidak ada lagi"

"Terus gunanya aku kesana apa, kalau barang udah gak ada ya udah, suruh cari tempat lain saja"

"Iya udah dibilang, gak tahu ah pusing, udah sana ah samperin"

Rasya berdecak seraya menghebuskan nafasnya berat, kenapa Indah seperti itu biasa juga menghadapi pelanggan seperti apa pun.

"Dimana orangnya ?"

"Disana, gaun-gaun sana"

Rasya lantas berlalu dan diikuti oleh Indah, rasanya Indah sudah cukup pusing hari ini, ditambah lagi dengan kepergian modelnya.

Rasya menghampiri orang yang memang di maksud Indah tadi, menyapanya dengan hangat.

"Bagaimana, ada kan ?"

Tanyanya seraya menoleh, Rasya mengernyit saat sadar orang yang dimaksud Indah adalah Marsya.

"Kok kamu disini ?"

"Kamu ngapain disini, bukannya temani Aileen latihan di rumahnya ?"

Marsya tersenyum dan menggeleng, Indah jadi heran sendiri dengan mereka berdua.

"Jadi ini usaha kamu ?"

Rasya mengangguk, dan memperkenalkan Indah sebagai karyawannya.

"Iya, aku tahu pasti karyawan kamu"

"Rasya, kalau gitu aku permisi ya"

"Iya, ok"

Indah lantas pergi, Marsya bingung dengan wanita itu.

"Kok gak sopan sih, manggil bos langsung nama aja"

"Gak apalah, dia karyawan spesial disini"

"Ih .... main-main ya"

"Kok main-main"

"Ya Aileen gimana, awas kamu sampai berani macam-macam"

"Enggaklah, apaan lagi macam-macam, ya udah jadi urusan apa kamu kesini"

"Makan .... ya beli bajulah, memang kamu jual nasi goreng"

Rasya sedikit tertawa mendengarnya, kenapa sesitif sekali wanita di hadapannya ini.

"Aku mau dress yang ini, buat datang ke acara Aileen besok malam"

"Indah kan udah bilang, ukurannya udah gak lengkap"

"Gak mau tahu, harus ada pokoknya, cariin aj cepat, ini pesanan Aileen"

"Pesanan Aileen ?"

"Iya, Aileen mau tampil pakai ini, sempurna dengan gambarannya, cariin ah"

"Ya udah untuk Aileen aja satu, kalian cari model lain"

"Enggak, kita selalu kompak, cari cari cepat cari"

Rasya menggeleng dan mengeluarkan ponselnya, menghubungi Butik lainnya untuk menanyakan barang yang sama.

Marsya terdiam memperhatikan lelaki di hadapannya, menarik sekali, manis dan memang tidak terlalu tampan.

"Ok, terimakasih, siapkan dan akan di ambil 10 menit lagi"

Rasya menutup sambungannya dan melirik Marsya, yang tak henti menatapnya.

"Kenapa hey, ada masalah ?"

Marsya mengerjap dan menggeleng cepat.

"Kenapa ?"

"Enggak, jadi gimana ?"

"Ada tapi di tempat lain, ayo aku antar kesana"

"Ya udah ayo, bagus kalau ada"

"Indah"

Panggil Rasya, Indah tampak datang dengan cepat.

"Siapkan dua baju ini sekarang, aku akan bawa kurangnya di tempat Tasya"

"Ok"

Indah mengangguk dan membawa baju yang sejak tadi dipegang Marsya.

"Yang rapi ya"

"Siap kakak"

Jawab Indah yang kembali pergi dari mereka berdua, Marsya melihat sekitar, memastikan kalau tidak ada lagi yang ingin dibelinya.

Rasya justru terdiam memperhatikan Marsya dari atas sampai bawah, Rasya berfikir kalau wanita di hadapannya ini menarik, cantik, dan sepertinya pantas untuk memakai baju dari Butiknya.

"Marsya"

"Hemmm"

"Hari minggu, ada acara"

Marsya terdiam, untuk apa Rasya bertanya bertanya seperti itu.

"Kamu mau bantu aku"

"Bantu ?"

"Bantu aku, aku mau launcing pakaian yang baru di Butik ini, dan aku sepertinya butuh kamu untuk modelnya"

Marsya mengernyit, benarkah seperti itu, Marsya akan menjadi model pakaiannya.

"Mau gak, aku bayar kok sesuai"

"Aku jadi Brand Ambassador di Butik kamu"

"Kalau kamu mau"

Marsya tersenyum, kenapa tidak .... bukankah Marsya memang cantik dan paling cantik dari sahabatnya yang lain.

"Mau gak, hari minggu soalnya, udah mepet"

"Kenapa gak Aileen aja ?"

Rasya terdiam, benar juga .... Aileen juga cantik dan pasti pantas juga.

"Lupa ya sama Aileen"

"Enggaklah, masa iya lupa, Aileen kan sudah ada kesibukan"

"Iya sih"

"Jadi kamu aja udah ya, mau kan ?"

"Hari minggu ya ?"

"Iya, tapi besok siang harus ketemu sama designer aku dulu, buat pastikan ukurannya pas ditubuh kamu"

"Besok ?"

"Iya besok, besok siang, kan acaranya hari minggu"

Marsya kembali tersenyum, bukankah itu berarti Marsya akan bersama Rasya besok.

Marsya menggeleng, apa yang difikirkannya saat ini.

"Gak bisa ya ?"

"Bisa kok, aku bisa, tapi nanti aku cerita dulu ya sama yang lain, kali aja Aileen keberatan"

"Ok, gak masalah, tapi kabari secepatnya ya"

"Kabari kemana"

"Oh iya lupa, nanti ada kartu nama aku kok barengan sama barang kamu"

Marsya mengangguk paham, orang sukses nerarti Rasya ini, salah sekali saat Imdri menyebut Rasya adalah pengangguran.

"Ini kak, silahkan"

Indah memberikan barangnya, Rasya mengatakan kalau pembayarannya melalu transfer saja.

Mereka lantas pergi untuk mengambil kekurangan barangnya, Marsya tak henti tersenyum saat duduk berdua dengan Rasya di mobil.

Ternyata benar, mobil Rasya memang kecil dan hanya untuk dua orang saja.

"Aileen jadi latihan kan"

"Jadi, mereka lagi di rumah Aileen sekarang, aku ditugaskan untuk cari baju ini, jadi aku pergi sendiri"

Rasya mengangguk paham, baguslah karena dengan begitu Rasya tidak susah mencari modelnya.

Karena Marsya datang tepat waktu membantu Rasya.