webnovel

Bersama

Rasya dan Aileen telah sampai di rumah Indri, beruntung karena mereka datang sebelum Indri pergi.

Indri berencana akan pergi jalan saat ini, tapi karena Aileen yang datang, Indri membatalkan rencanya untuk pergi.

Jika ada Aileen maka Indri tidak akan lagi kesepian di rumah, karena orang rumah yang memilih pergi dan Indri yang ditinggalkan sendiri saja.

Sudah sejak pagi Indri kesepian, akhirnya sekarang ada teman juga, Aileen dan Rasya datang diwaktu yang tepat.

Saat Indri butuh, mereka pun datang, bukankah itu sangat menyenangkan.

Ketiganya sama-sama terduduk, Indri sudah menyiapkan suguhannya untuk kedua tamunya itu.

Aileen dan Rasya memilih duduk di lantai saja, bersantai disana dari pada duduk di sofa.

Indri juga tidak keberatan dengan itu, bukankah memang sejak dulu juga selalu seperti itu jika mereka berkumpul di rumah Indri.

Aileen mulai melahap cemilan yang disiapkan Indri, Aileen lebih banyak diam dan memilih mendengarkan perbincangan dua orang di dekatnya itu.

Aileen memperhatikannya dengan baik, merasa kalau keduanya mudah sekali akrab.

Rasya baru dua kali ini bertemu dengan Indri, tapi sudah sedekat itu, Aileen sedang karena merasa tidak salah setuju untuk kenal dengan Rasya.

Bukankah sekarang Aileen memiliki teman baru yang memang sesuai dengan mereka, Rasya mampu mengimbangi Aileen dan juga Indri.

Satu waktu nanti, Aileen akan membawa Rasya berkumpul dengan keempat sahabatnya, pasti akan lebih seru lagi dibanding sekarang.

"Rasya, kamu tidak ke kantor ?"

"Tidak, aku bukan orang kantoran"

"lalu ?"

"Gak ada, aku pengangguran kok"

Indri mengernyit, benarkah seperti itu, lalu bagaimana nanti bersama Aileen kalau Rasya tidak bekerja seperti itu.

"Kenapa, kalau aku gak kerja ?"

"Gak apa-apa, itu urusannya dengan Aileen bukan dengan ku"

Rasya tersenyum mendengarnya, kenapa harus Aileen, bukankah Rasya juga memiliki kebutuhan hidup sendiri.

"Indri, waktu itu kamu pernah bawa laki-laki saat kita kumpul, kemana dia sekarang kenapa gak terlihat lagi sekarang ?"

"Tidak ada, dia sudah hilang entah kemana, dia bukan lekaki baik, aku tidak mau dengannya"

"Tidak baik kenapa ?"

"Tidak baik aja, aku tidak suka dengan semua yang ada pada dirinya"

Aileen mengangguk, sahabatnya itu memang kerap kali berganti pasangan.

Tapi meski begitu, Aileen tidak tertarik untuk mengikutinya, Aileen lebih suka dengan kesedirian seperti sekarang.

Tidak ribet dan tidak ribut, Aileen bisa menjalani hidupnya sesuai dengan keinginannya sendiri, tanpa harus ada yang mengaturnya.

"Kamu juga sendiri sekarang ?"

"Enggak, aku bertiga dengan kamu dan Aileen"

Rasnya mengernyit lantas mengangguk, memang benar itu .... tapi bukan itu yang Rasya maksud.

"Indri memang kabal menyebalkan, Sya"

"Tahu nih, ditanya benar-benar juga, malah seperti itu jawabannya"

Indri sedikit tertawa mendengarnya, lalu apa yang harus menjadi jawaban Aileen, bukankah itu adalah yang jawaban yang paling benar untuk saat ini.

Indri memang tidak sendiri, karena ada Aileen dan juga Rasya bersamanya, kenapa Rasya malah kesal seperti itu.

"Kamu kesini gak aja yang lain juga ?"

"Enggak, ini juga dadakan, tadi abis makan langsung kesini, habis Rasya gak punya tujuan lagi"

Indri mengangguk paham, baguslah karena dengan begitu, Indri jadi ada teman sekarang.

"Kamu juga gak ajak mereka kesini, kalau sendiri dari pagi ?"

"Udah, aku udah hubungi mereka, tapi tidak ada yang datang mungkin mereka memang lagi sibuk saja"

"Kamu tidak menghubungi ku juga ?"

"Tidak, aku takut kamu lagi ada urusan sendiri, dan bukankah benar .... kamu ada acara dengan Rasya"

Aileen tersenyum dan mengangguk, benar sekali .... tapi pada akhirnya yang tidak dihubungi yang justru datang untuk menemani.

"Eh .... kalian mau tiduran, silahkan saja"

Aileen mengangguk, itu sudah biasa Aileen lakukan, nanti saja Aileen masih anteng dengan cemilannya.

"Dri, kamu mau sama teman aku ?"

"Mau apa ?"

"Mau .... ya mau .... mau dekat gitu"

"Tergantung"

"Tergantung apa ?"

"Tergantung teman kamu, baik atau enggak"

"Baiklah, kamu gak lihat segimana baiknya aku, teman aku juga baik"

"Masa sih ?"

"Iya, dan yang paling penting, teman aku itu tidak pengangguran seperti aku"

Aileen tersenyum mendengarnya, kenapa harus mengaku pengangguran seperti itu, kalau ternyata usahanya sudah dimana-mana.

"Orang mana dia ?"

Rasya tersenyum, sepertinya Indri tertarik dengan tawaran Rasya.

"Orang sini juga, sama seperti aku, jadi kamu kalau mau ketemu gak perlu waktu lama"

Indri terdiam, entah apa yang ada dalam fikirannya saat ini setelah mendengar penuturan Rasya.

Aileen iseng dengan mengusap wajah Indri tanpa permisi, Indri menghindar dan langsung memukul tangan Aileen.

"Serius amat, nanti dibohongi loh, Rasya kan baru kenal sama kamu, mau kamu dibohongi sama orang baru"

Indri mengernyit, benar juga apa yang dikatakan Aileen, Indri baru dua kali bertemu dengan Rasya dan belum tahu seprrti apa Rasya yang sebenarnya.

"Mikir apa kamu ?"

Tanya Rasya tiba-tiba, Indri menggeleng cepat menjawab pertanyaan itu.

Aileen sedikit tertawa melihat mereka berdua, hiburan juga ada mereka sekarang ini.

Aileen suka dengan keduanya, terutama Rasya meski pun baru kenal tapi sudah seasyik itu.

Rasya begitu mudah berbaur ddngan Aileen dan sahabatnya itu, dan Aileen sangat suka dengan orang seperti itu.

Aileen tampak menguap, setelah merasa bosan dengan cemilannya, Aileen lantas rebahan dan tak peduli sekali pun disana ada Rasya.

Aileen datar saja melakukan apa yang diinginkannya, memangnya apa yang jadi masalah kalau pun ada Rasya disana.

Rasya harus tahu seperti apa kebiasaan Aileen, bukankah Rasya sedang memdekati Aileen sekarang.

Aileen ingin agar Rasya tahu semua tentang dirinya, tanpa harus ada yang terlewatkan.

Kalau pun nanti memamg Rasya suka dengan Aileen dan begitu juga sebaliknya, Aileen tidak perlu repot menjadi orang lain saat bersama dengan Rasya.

Aileen bisa tenang menjalani kesehariannya dengan Rasya, menjadi pribadinyansendiri dihadapan Rasya dengan tetap disukai Rasya.

Bukankah itu sudah seharusnya, Aileen juga akan mencari tahu tentang Rasya, darichal terkecilnya bahkan sampai hal terbesarnya sekali pun.

Karena Aileen juga sudah tahu dengan tujuan Rasya berkenalan dengan Aileen, dan Aileen tidak akan menghindarinya.

Aileen tidak akan menutup diri bagi siapa pun yang mendekatinya, tapi kalau pun pada akhirnya Aileen tidak bisa bersama dengan Rasya.

Aileen hanya ingin jika Rasya bisa menerimananya, tidak perlu kecewa dan marah pada Aileen.

Aileen tidak pernah merasakan jatuh cinta, dan bekenalan juga dekat dengan Rasya pun, tidak mampu merubah perasaan Aileen.

Rasya hanya seorang teman baru bagi Aileen, dan untuk hari esok, Aileen tidak tahu apa yang terjadi pada hatinya.

Yang jelas, Aileen tidak akan memaksakan apa pun, jika memang Aileen tidak mau maka Aileen akan pergi saja dari Rasya.