webnovel

Berpisah?

Aileen keluar dari kelasnya, tugasnya telah selesai, ujiannya telah berakhir.

Aileen bisa bernafas lega sekarang, hutangnya telah terbayar semuanya hari ini.

Dua hari tertinggal ulangan, Aileen mengerjakan semuanya hari ini, Gurunya heran dengan Aileen yang bisa mengerjakan semua soalnya dengan cepat.

Aileen juga telah menerima pemeriksaan sebelum keluar, tapi Gurunya tidak menemukan apa pun.

Dalam hati Aileen tertawa lepas, Aileen berhasil menyembunyikan kertas contekan itu, dan sekarang Aileen bebas, Aileen akan mencari dua sahabatnya itu.

"Dimana mereka, bukannya tadi bilangnya di kelas, di kelas mana"

Aileen tak melihat sahabatnya di kelas tempat mereka belajar, lalu dimana mereka, bukankah yang lain masih berada di dalam sana.

"Nindy, kamu lihat Rara sama Nio ?"

"Tadi mereka keluar, gak tahu kemana"

Aileen mengangguk dan terdiam, kemana mereka, apa mungkin di lapangan basket.

"Terimakasih Nindy"

"Ok"

Aileen lantas berlalu meninggalkan kelas, Aileen harus menemukan mereka berdua.

Tapi dimana, masa iya di kantin jam segini.

"Aileen kamu mau kemana ?"

Aileen menoleh dan tersenyum menyapa guru olahraganya.

"Cari Rara sama Nio, mereka kemana ya pak,,mungkin bapa melihat mereka"

"Rara sama Nio di panggil ke ruang TU"

"TU .... kok TU ?"

"Gak tahu"

"Ya udah pak, makasih ya pak"

"Iya"

Aileen kembali melanjutkan langkahnya, fikirannya sibuk menerka tentang apa yang dilakukan mereka disana.

Kenapa harus ke ruang TU, apa mungkin ada pembayaran yang belum selesai.

Aileen mengintip dari celah jendela kaca disana, memang benar sahabatnya ada di dalam sana saat ini.

"Hayo .... ngapain kamu ngintip-ngintip ?"

Aileen tersentak dengan kedatangan satpam sekolah, Aileen terdiam melihat Ibu dari Afra dan Ayah dari Arsenio berada disana.

"Leen kamu disini ?"

"Ibu sama Ayah ngapain ?"

"Rara sama Nio di dalam ?"

"Iya, ada apa sih ?"

"Nanti saja bicaranya, kami harus masuk dulu"

Aileen mengangguk dan memperislahkan keduanya untuk masuk.

"Nah kamu, jangan nguping, sana ke kelas"

"Iya pak, permisi"

Aileen berlalu meninggalkan pak satpam disana, Aileen masih bertanya-tanya tentang alasan mereka ada di ruang TU sekarang ini.

"Leen, gimana ada ?"

"Ada mereka di ruang TU"

"Ngapain ?"

"Itulah, aku juga tidak mengerti"

Aileen duduk ditempatnya, menyimpan tas di meja dan memeluknya Aileen tidak sabar menunggu dua sahabatnya itu kembali ke kelas.

Mereka harus menjelaskan semuanya pada Aileen, selama ini mereka tidak pernah cerita tentang apa pun, tapi sekarang tiba-tiba mereka ada disana.

"Aileen, gimana soalnya, gampang kan ?"

Aileen menoleh, iya .... Aileen baru teringat tentang itu, Aileen begitu mudah mengerjakan semuanya bahkan tanpa harus berfikir keras.

Siapa orang yang telah membantunya itu, apakah dua sahabatnya, mungkinkah mereka ketahuan membantu Aileen lewat contekan itu, sehingga mereka di panggil sekarang.

Aileen menggeleng .... tidak mungkin, kalau cuma masalah itu, tidak mungkin sampai memanggil orang tua mereka juga.

"Aileen"

"Hah ....iya, apa ?"

"Ih gimana sih, susah banget soalnya ya sampai kaya gitu, gak jelas"

"Enggak kok, gampang, aku sudah menyelesaikannya dengan baik"

Mereka yang mendengarnya mengangguk bersamaan, benarkah seperti itu .... mereka tahu kelemahan Aileen didua mata pelajaran itu, apa benar Aileen bisa mengerjakannya sendiri saja.

"Aku sudah selesikan semuanya, mata pelajaran yang tertinggal dua hari itu"

"Hah ...."

Mereka tak percaya dengan apa yang di dengarnya, bagaimana bisa, 6 mata pelajaran selesa dalam sehari.

"Tidak mungkin"

"Kok tidak mungkin, tanya saja sama Bu Indah, dia yang ngawas tadi"

Mereka saling lirik, tak percaya dengan semuanya, bagaimana bisa seperti itu.

"Kamu nyontek ya, dikasih contekan ya sama Rara dan Nio ?"

"Enggak .... tanya aja sama orangnya sendiri"

Aileen tersenyum, Aileen tidak mau mempertanyakan siapa orang yang telah membantunya itu.

Yang jelas Aileen senang karena bantuannya itu, Aileen bisa cepat terbebas dari tugasnya.

Afra dan Arsenio kembali ke kelas, mereka menghampiri Aileen disana.

Aileen menggebrak mejanya setelah dua sahabatnya itu duduk dihadapannya.

"Ada masalah apa kalian ?"

Afra dan Arsenio saling lirik, tak berani menjawab pertanyaan Aileen.

"Kenapa ih diam aja, administrasi kalian belum diselesaikan ?"

"Iya"

"Yang mana ?"

"Adalah pokoknya"

"Kok gitu sih, jadi mau tertutup sekarang"

Keduanya tak lagi menjawab, Aileen tak mengerti dengan itu, ada apa dengan sahabatnya sekarang.

Apa Aileen bukan siapa-siapa lagi, kenapa jadi diam seperti itu, kenapa Aileen tidak diberi penjelasan yang pasti.

(kriiiiinngggg) Bel sekolah berdering, sudah waktunya untuk mereka pulang.

Seisi kelas bersorak, hari ini mereka terbebas dari semuanya, hanya main saja.

"Udah pulang yuk"

"Gak mau, jelasin dulu yang benar"

"Nanti aja di rumah Nio, kita kan mau kesana"

"Janji ya ?"

"Iya .... ayo pulang"

"Awas bohong"

"Iya bawel"

Aileen bangkit dan keluar kelas bersama, mereka juga pulang bersama, Aileen harus mengganti pakaiannya dulu.

Sehabis itu, Aileen akan langsung ke rumah Arsenio, Aileen akan menagih janji mereka berdua tanpa buang waktu lagi.

"Asalamualaikum, Ail pulang"

Teriak Aileen, Karin menghampirinya dengan senyuman.

"Mamah .... asalamualaikum"

Aileen mencium tangan Karin, Karin menjawab salamnya dan mencium kepala putrinya itu.

"Mamah, Ail mau ke rumah Nio ya"

"Iya tapi makan dulu"

"Nanti saja, Ail makan di rumah Nio saja"

"Ih .... malu dong sayang, numpang makan terus"

"Gak apa-apa, Rara juga disana kok"

"Memangnya ada tugas apa ?"

"Gak ada tugas, tadi Ayah Nio sama Ibunya Rara datang ke sekolah, mereka masuk ruang TU, dan Ail mau tahu ada masalah apa"

"Kok kamu kepo"

"Biar saja, habisnya mereka gak jelas ceritanya"

"Ya udah sana kamu ganti baju dulu"

"Tapi gak makan ya"

"Iya, ganti bajunya, simpan yang rapi besok kan masih sekolah"

"Ok"

Aileen berlau meninggalkan Karin, Karin tidak mempermasalahkan tentang itu, Aileen memang tidak pernah pergi kemana-mana.

Sekali memang Aileen pergi pasti ke rumah tetangga sendiri.

"Mamah, Ail pergi ya"

"Cepat banget"

"Kan ganti baju saja"

Aileen nyengir, Karin menggeleng dan membiarkan Aileen pergi lagi saat ini.

Padahal Karin sudah menunggunya sejak tadi, berniat ingin makan bersmaa Aileen, tapi selalu saja seperti itu, Karin akan kalah kalau sudah berhubungan dengan Afra dan Arsenio.

Aileen menghampiri mereka berdua, ternyata mereka sedang duduk di teras rumah Arsenio, Aileen tidak berbasa-basi lagi pada mereka berdua.

"Jadi apa penjelasannya ?"

"Kalau kita jawab, kamu jangan marah ya"

"Kok marah, tergantung jawabannya apa"

"Pokoknya gak boleh marah"

"Iya .... lalu apa ?"

"Kita berdua akan keluar sekolah"

"Aku dan Nio akan pindah ke Medan, setelah kita dinyatakan naik kelas"

"Dan tadi Ayah sama Ibu sudah urus surat-surat yang kita perlukan untuk masuk sekolah baru"

Aileen menggeleng tak percaya dengan apa yang didengarnya.