webnovel

Berharap

"Siapa Leen, kok kaya kesal gitu mukanya ?"

Aileen menoleh, apa Aileen harus bilang kalau Arsenio mengirimnya pesan, dan isinya adalah dia yang meminta bertemu.

"Siapa, mamah kamu cari ya ?"

"Bukan"

"Lalu ?"

"Nio"

Rasya melirik Putri disana, siapa Nio, apa teman barunya Aileen.

"Nio siapa ?"

Tanya Putri yang sepertinya juga lupa dengan Arsenio.

"Nio, yang teman lama itu"

Kini giliran Putri yang melirik Rasya, tentu saja merek ingat sekarang, tapi kenapa harus seperti itu ekspresinya.

"Dia minta ketemu"

"Ya udah, terus masalahnya apa ?"

"Ya aku gak mau"

"Ya udah kamu bilang saja gak mau, kenapa bingung banget sih kamu"

Aileen diam, Putri benar juga, kenapa Aileen harus bingung kalau tinggal menolak saja.

Aileen kembali berkutat dengan ponselnya disana, Putri mengangkat kedua bahunya sekilas saat Rasya meliriknya.

"Balik yuk ah"

Ucap Nadya yang yang menghampiri ketiganya, Putri dan Rasya menoleh bersamaan, tapi Aileen masih saja sibuk dengan ponselnya.

"Udah selesai, mau kemana lagi ?"

"Gak tahu, terserah saja"

"Rasya katanya mau ikut, mungkin dia bisa bawa kita ke tempat yang menyenangkan"

Nadya melirik Rasya, mungkin saja bisa seperti itu, dan kalau tidak bisa juga harus diusahakan.

"Ya udah ayo"

"Yang lain mana"

"Sebentar lagi"

Ucap Nadya, dan tak lama Marsya dan Indri pun keluar menghampiri mereka.

"Ayo, kemana jadinya sekarang ?"

Tanya Indri, tak ada yang bisa menjawab karena memang tidak memiliki tujuan apa pun, mereka tidak ada tempat yang bisa menjadi pilihannya.

"Aku kayanya pulang saja"

Ucap Aileen yang mendapat tatapan kompak dari mereke semua, apa-apaan wanita itu bisa sekali berkata seperti itu.

"Aku pulang ya, Nio mau ke rumah katanya, aku malas ketemu diluar dan dia malah mau ke rumah"

"Apaan sih, gak asyik ah kamu"

Ucap Nadya kecewa, Aileen tersenyum dan meminta maaf, tapi mungkin Aileen memang harus pulang.

"Batalkan saja, kamu bikin janji saja di lain waktu, besok kita belum bisa kumpul lagi"

"Benar tuh, kamu gimana sih malah mementingkan orang baru dari pada kita ?"

"Sudahlah gak usah ribut, Aileen ajak Nino ketemu di tempat kita akan kesana saja, dia pasti mau kan tujuannya ketemu sama kamu, nanti disana kamu bisa berdua dulu sama dia sampai urusannya selesai"

Ucap Rasya memberikan saran, yang lain mengangguk setuju dengan itu, dan sudah jelas itu adalah jalan terbaiknya.

Aileen akan tetap bertemu Arsenio tanpa harus meninggalkan kebersamaan mereka, lagi pula Arsenio pasti hanya sebentar saja, bukan untuk ajak Aileen jalan seharian.

Aileen masih diam, memikirkan apa yang menjadi saran Rasya, Aileen malas bertemu dengan Arsenio apa lagi tanpa ada Afra disana.

"Gimana Leen, kok kamu malah bengong sih, setuju atau enggak ?"

Aileen menghembuskan nafasnya pasrah, terserah saja kalau memang itu lebih baik dari pada pilihannya sendiri.

"Gak usah memaksakan juga, kalau memang gak mau ya jangan saja, kamu ikuti saja keinginan kamu sendiri, lagi pula itu kan urusan kamu sama teman lama kamu"

Ucap Rasya, Aileen masih saja diam tanpa mengatakan apa pun juga.

"Aileen, kamu hanya buang waktu saja"

Ucap Nadya kesal, Aileen tersenyum dan menggeleng, padahal waktu masih pagi kenapa harus serusuh itu.

"Gimana jadinya ?"

"Ya udah iya, terus kita mau kemana sekarang, biar aku kasih tahu Nio untuk datang kesana juga nanti ?"

Mereka tampak tersenyum, begitu juga denga Rasya, kebersamaannya dengan Aileen tidak akan gagal hari ini karena ternyata Aileen menerima sarannya.

"Ya udah ayo jalan sekarang, nanti kita fikirkan di perjalanan kemana tujuannya"

Semua setuju dengan ucapan Indri, mereka lantas keluar Butik dan memasuki mobilnya.

Aileen masih menunggu Rasya yang harus bersiap terlebih dahulu, pamit pada karyawannya disana, lalu turut keluar bersama Aileen.

Rasya membukan pintu mobilnya untuk Aileen masuk, setelah sama-sama berada di dalam mobil, Rasya menekan klaksonnya meminta yang lain untuk jalan lebih dulu.

Mereka mengerti dan melajukan mobilnya, Rasya mengemudi di belakang mobil mereka, sambil berbincang banyak hal dengan Aileen.

----

Aresnio menuruni tangga rumahnya, senyumannya tak bisa menghilang dari bibirnya saat ini, Arsenio begitu bahagia karena bisa bertemu dengan Aileen dan hanya berdua saja.

Itu sesuai dengan keinginannya sejak awal, dan beruntunglah karena Aileen juga menuetujuinya, meski Arsenio harus membujuknya mati-matian.

"Nio, kamu mau kemana, kenapa buru-buru seperti itu ?"

"Pergi sebentar mah, nanti juga balik lagi"

Ucap Arsenio tanpa menghentikan langkahnya, lelaki itu keluar dan langsung memasuki mobilnya, melajukannya dengan tenang untuk bisa sampai ke rumah Aileen.

Ditengah perjalanan, ponselnya berdering tanpa ada pesan yang masuk kesana, Arsenio membukanya dan membacanya perlahan.

"Kok pindah, katanya harus ke rumah, sekarang diganti lagi"

Arsenio menghentikan laju mobilnya dan membalas pesan Aileen untuk memperjelas tujuannya, setelah beberapa saat berkutat dengan ponselnya, Arsenio melajukan kembali mobilnya.

Tentu saja karena Aileen telah memberi tahukan lokasi mereka untuk bertemu sekarang, Arsenio akan langsung datang kesana tanpa membuat Aileen menunggu lama.

"Tunggu saja, aku akan segera sampai tanpa membuat mu kesal menunggu"

Ucap Arsenio dengan penuh keyakinan, lokasi yang dipilih Aileen tidak begitu jauh dengan tempatnya sekarang, dan tentu saja itu sangat mendukung untuk Arsenio bisa sampai lebih cepat.

Ini adalah kesempatan pertamanya, setelah sekian lama sekarang Arsenio bisa bertemu dan bersama lagi dengan Aileen.

"Boleh jika aku merindukan kamu sekarang, dulu kita selalu sama-sama setiap saat, sekarang aku merindukan kebersamaan itu"

Arsenio tersenyum mengingat kebersamaannya dengan Aileen dulu, sekarang sosok Aileen telah kembali dan jauh berbeda dari Aileen yang dulu.

Arsenio menyukainya, dan jika boleh perasaan itu bisa bertambah semakin jauh lagi, sejak pertemuan pertama mereka waktu itu jujur saja Arsenio jadi kerap teringat dengan Aileen.

Kenangan mereka dulu semakin membuat Arsenio merindukannya setiap saat, dan kali ini Arsenio akan melepaskan kerinduan yang sejak lama ditahannya itu.

Semoga saja respon Aileen bisa sesuai dengan apa yang diinginakannya, semoga mereka bisa memperbaik hubungan yang sempat retak itu setelah pertemuan kali ini.

Arsenio teringat dengan Afra disana, wanita itu tidak tahu tentang pertemuannya dengan Aileen sekarang, dan itu memang kesengajaan Arsenio.

Afra pasti akan menganggunya jika ikut, dan Arsenio tidak bisa berkata banyak pada Aileen tentang apa yang ingin diungkapkannya.

"Lain kali kita bisa berkumpul bertiga seperti waktu dulu, tapi sekarang biarkan aku bersama Aileen dulu tanpa ada kamu Ra, maaf aku tidak bilang ini sama kamu"

Arsenio mengangguk, Afra pasti bisa mengerti dan tak akan marah jika suatu hari tahu pertemuan ini.