webnovel

Belum Waktunya

Tidur Aileen terganggu oleh kedatangan sahabat-sahabatnya itu, menyebalkan sekali selalu saja seperti itu mereka semua, kenapa harus membuat Aileen kesal di waktu sepagi ini.

Bahkan matahari pun masih sedikit terlihat, tapi mereka sudah sangat berisik sekali sekarang.

"Asalamualaikun nona manisss, bangun woy bangun kita jalan ayo"

Teriak Indri yang membuat mereka semua tertawa, Aileen menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mata Aileen masih sangat sulit untuk terbuka, tidak bisakah membiarkan Aileen terlelap untuk 15 menit lagi saja.

Kenapa harus seheboh itu, menyebalkan sekali mereka semua, ini sangat menjengkelkan, Aileen merasa ini pagi yang buruk untuk dirinya.

"Aileen, ayo bangun kenapa susah sekali kamu untuk bangun ?"

"Apa sih, kenapa kalian ini berisik sekali ?"

"Kamu yang susah, makanya ayo kita jalan sekarang"

"Ini masih pagi, ampun aku masih ngantuk, kenapa harus berisik seperti ini"

Aileen bangkit dan menatap mereka bergantian, menyebalkan sekali mereka semua.

"Jangan marah-marah, ayo sekarang kamu bangun, dan kita berangkat, buruan mumpung waktu kosongnya juga samaan"

"Iya mau kemana, jawab dulu yang benar"

"Ya kemana aja yang penting kita bisa jalan bersama, ayo dong ah lama sekali kamu ini"

Indri menarik Aileen agar turun dari tempat tidur, membawanya ke kamar mandi dengan paksa.

"Repot amat kalian ya, bikin pusing aja pagi-pagi kaya gini juga"

"Udah gak usah bawel, sana mandi cepat"

Aileen medelik dan menutup pintu kamar mandinya, mereka bersama membereskan tempat tidur Aileen, agar nanti ketika Aileen selesai mandi, semua telah selesai dan tidak perlu lagi membuang waktu.

"Mau keman juga sih kita, seheboh ini ?"

"Kemana aja, ke tempat Rasya kan bisa, dia pasti ada di Butiknya sekarang, iya kan ?"

"Bisa jadi sih"

"Ya udah gak bingung, kemana pun kan bisa aja yang penting kebersamaan, kita kan selalu seperti itu"

"Ya tentu saj, itu benar kebersamaan adalah yang utama"

Nadya dan Putri menggeleng mendengarkan perbincangan Marsya dan Indri, sudah cukup lama mereka menunggu tapi Aileen tak kunjung selesai dengan mandinya.

Indri menggedor pintu kamar mandinya, karena yakin kalau sekedar diketuk pasti tidak akan Ailen jawab.

"Leen, cepat ah"

"Sabar, rusuh sekali kamu ini, sabar dong mandi kan juga harus bersih"

"Tidak perlu luluran dulu, nanti aja mandi sore baru luluran"

"Berisik"

Indri tertawa sendiri mendengar kekesalan Aileen, sudah disuruh buru-buru juga masih saja lama, bukankah itu sangat menyebalkan.

"Sya, kamu tahu gak kapan Rasya mau ada acara lagi di Butiknya ?"

"Tidak, memangnya kenapa, Rasya tidak ada informasi apa pun sama aku"

"Kenapa Put, kamu mau ikut belanja model barunya ?"

"Iya, sepertinya akan seru, kemarin aku lihat mereka begitu berebut barang baru Rasya"

"Iyalah, kan harganya mereka yang tentukan sendiri, bukan Rasya yang patok, jadi ya pasti rebutan dong, kapan lagi bisa begitu."

"Itu Rasya gak rugi pakai cara seperti itu ?"

"Katanya sih enggak, aku ada disana ketika Rasya menghitung hasilnya"

"Masih untung ?"

"Iya, meski pun tidak 100%, tapi katanya itu lebih bagus dari acara sebelumnya"

"Memangnya sejak awal selalu seperti itu ya ?"

"Iya, katanya sejak awal, dan kata Rasya itu adalah salah satu cara paling jitu untuk bisa mengundang perhatian banyak orang"

"Kamu tahu ada berapa Butik Rasya semuanya ?"

"Gak, aku cuma tahu dua saja, karena waktu itu Rasya pernah bawa aku kesana juga, jadi aku tahu"

"Jauh dari Butik yang kemarin buka acara ?"

"Lumayanlah, 20 menit ada untuk sampai kesana, ingat dong waktu itu aku pergi lama pas beli gaun untuk acara Aileen yang gagal itu"

"Ingat sih, oh jadi itu karena kamu pergi ke Butik itu ?"

"Iya, soalnya di Butik yang kemarin bajunya gak lengkap"

"Iya iya iya iya, mengerti kok"

Aileen keluar sudah lengkap memakai kimononya, mereka menoleh bersamaan, dan tersenyum bersamaan juga pada Aileen.

"Apa senyum-senyum ?"

"Apa sih masih aja galak kamu"

"Kalian menyebalkan sekali, ganggu sekali tidur nyenyak ku"

"Nanti malam juga bisa tidur nyenyak lagi, kita kan cuma sampai sore aja pergi soalnya aku ada urusan juga nanti sore"

"Indri ada urusan apa sore-sore, tumben banget, udah nambah kesibukannya nih ?"

"Enggak, aku cuma mau antar mamah ke tempat temannya, gak kemana-mana kok"

"Oh, kirain mau jalan sama cowok"

"Cowok siapa Nadya ?"

"Gak tahu, kan siapa tahu aja kamu sekarang udah dapat gebetan baru"

"Gak ada ah, apaan sih"

Aileen sudah selesai dengan penampilannya, sekarang Aileen juga sudah siap untuk pergi bersama mereka.

"Kita ke tempat Rasya ya"

Aileen mengernyit, mendengar ajakan Indri membuat Aileen otomatis melirik Marsya.

Marsya pasti senang dengan rencana Indri sekarang, baiklah .... biar Aileen juga tahu perkembangan Marsya dan juga Rasya sekarang.

Mungkin saja mereka sudah lebih dekat lagi sekarang, mereka lantas pergi bersamaan meninggalkan rumah Aileen.

"Mamah kamu gak ada ya Leen ?"

"Tidak ada, mereka sedang pergi sejak kemarin malam"

Mereka pergi dengan menggunakan mobil Putri dan juga Nadya, Aileen tersenyum karena tidak perlu mengeluarkan mobilnya sendiri.

Malas juga menyetir sekarang, mata Aileen masih saja merasa ngantuk sampai saat ini, padahal Aileen sudah mandi.

Aileen dan Marsya berada di mobil yang berbeda, Aileen bersama dengan Nadya sedangkan Marsya pergi bersama dengan Putri.

Aileen merasa harus mengatakan apa yang ada dalam fikiriannya terhadap Marsya, Aileen tidak mau kalau sampai nantinya membuat Marsya kecewa kalau benar Marsya menyukai Rasya.

"Nad, aku mau cerita sesuatu"

"Cerita apa "

"Ini soal Marsya"

"Marsya kenapa, kamu ada masalah sama dia ?"

"Gak ada, aku merasa kalau Marsya sepertinya suka sama Rasya"

"Kok gitu ?"

"Iya nebak aja, makanya sekarang aku cerita sama kamu, siapa tahu kamu bisa bantu aku untuk memperhatikan Marsya dan Rasya"

"Gak mungkinlah Leen, Marsya kan juga tahu kalau Rasya itu sedang mendekati kamu"

Aileen diam, itu memang benar tapi perasaan Aileen cukup untuk menyimpulkan tentang Marsya dan Rasya.

"Mereka dekat kan karena urusan pekerjaan Leen, kamu cemburu kali makanya jadi berfikir seperti itu"

Aileen mngernyit, cemburu .... benarkah Aileen cemburu, Aileen tidak merasa ada yang berbeda dengan hatinya terhadap Rasya, bagaimana bisa Aileen cemburu.

"Tenang aja, aku yakin kalau Marsya pasti sadar tentang itu, kamu jangan khawatir"

Aileen tersenyum dan mengangguk, Marsya atau Aileen yang harus mengerti dengan semua itu.

Aileen yakin dengan apa yang difikirkannya, Marsya pasti menyukai Rasya, karena setiap bicara dan bersikap pada Rasya itu sangatlah berbeda.

Ya sudahlah mungkin memang waktunya saja belum tepat untuk Aileen bisa bercerita pada mereka.