webnovel

Bertemu Senja

Kaki itu melangkah dengan ringan dan bibirnya tak luput dari senyuman. Pagi yang cerah dengan suasana yang cerah. Senandung kecil tak lupa juga ia gumamkan. Gadis itu, gadis dengan gamis dan khimar peach pink tengah melangkahkan kakinya dengan ringan. Semangat membara tertera pada hari di mana ia akan melakukan pertemuan organisasi keruhanian, yaitu LDK (Lembaga Dakwah Kampus) yang baru tiga bulan ini ia ikuti.

Di organisasi inilah ia mendapatkan suasana baru, kehidupan baru dan teman-teman baru. Teman yang tak hanya menjadi teman ngobrol, becanda dan hangout bareng. Melainkan teman yang lebih dari itu, teman yang membawa perubahan besar pada hidupnya. Teman yang mendekatkannya kepada Rabb, teman yang dapat menabah ghirah Islam dalam dirinya. Ia bersyukur karena dipertemukan dengan teman surga yang memberikan kesejukan pada jiwa.

"Assalamualaikum,,," pandangannya menatap sekeliling. "wah ternnyata sudah banyak yang datang" lirihnya dalam hati. Ia pikir ia akan menjadi salah satu orang yang datang paling awal, ternyata dugaanya salah. Ia bahkan menjadi orang kelima yang datang paling akhir dari seluruh anggota.

"Hassna di sini!" ujar seorang gadis berkerudung biru dongker sambil melabai-labaikan tangannya penuh semangat. Hassna celingukan mencari-cari sumber suara. Setelah menemukan orang yang memanggilnya ia langsung menghampiri orang tersebut.

"Sudah lama Nay?" tanyanya.

"Sekitar 5 menit-an," balasnya cepat.

"Aku kira aku datang terlalu awal. Eh tau-taunya aku termasuk yang paling terakhir datang," ungkapnya dengan cengiran.

"Tenang aja masih 15 menit lagi sebelum acara dimulai kok! Santai aja kali Naa."

Setiap sebulan sekali LDK di kampusnya selalu mengadakan rapat bulanan. Tujuannya yaitu untuk membahas beberap agenda yang telah terlaksana dalam bulan tersebut dan agenda yang akan dilaksanakan pada bulan selanjutnya.

Rapat bulanan itu biasa dilakukan di masjid kampus dan sekretariat atau bisa juga dilakukan di tempat lain seperti taman untuk mendapat suasana baru. Namun, kali ini rapat dilakukan di masjid, tepatnya di serambi masjid. Dengan posisi melingkar, rapat dilaksanakan. Ikhwan akan melakukan rapat di barisan tempat ikhwan dan begitupun dengan akhwat. Sehingga tak perlu takut akan adanya ikhtilat (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan).

Apabila telah mencapai kesepakatan, maka masing-masing perwakilan akan memberikan rincian kegiatan yang telah ditulis di kertas kepada ketua LDK.

***

Waktu telah menunjukan pukul 11.30 dan rapat telah berakhir beberapa menit yang lalu. Ia, Nayla teman sekelas sekaligus teman seoragnisasinya alias sahabatnya serta beberapa teman lainnya masih enggan beranjak dari masjid. Dengan diselingi beberapa guyonan kecil, mereka membicarakan tentang tsaqofah Islam sembari menunggu waktu zuhur datang.

Allahu akbar Allahu akbar, azan zuhur merkumandang. Saking terlarutnya dengan obrolan, waktu 30 menit yang mereka miliki sangat tak terasa. Mereka terlalu larut dan keasikan mengobrol. Namun, ketika azan berkumandang, mereka semua langsung khidmat mendengarkan lantunan azan dengan saura yang merdu. Hingga lafaz Laailaahaillallah, menandakan akhir dari seruan azan.

"Naa... masya Allah ya suaranya indah banget," bisik Nayla di telinga sahabatnya. Namun, Hassna merespon dengan delikan dan mengisyaraktkan dengan mengangkat kedua tangan untuk berdoa setelah azan kepada Nayla dan Nayla pun menurut ikut berdoa.

Setelah berdoa mereka berdua bergegas untuk berwudhu. "Naa, gimana bagus kan?" tanya Nayla tiba-tiba.

"Apanya?" heran Hassna.

"Iss,,, suara azan tadi," lirik Nayla, "asli ih merdu banget. Suaranya itu loh embuk kaya sari roti," racau Nalya sambil cekikikan.

"Dihh apaan sih Nay, masa suara empuk kaya sari roti. Kaya makanan aja," balas Hassna sambil dengan senyum lebar dan menggelengkan kepala heran dengan celotehan sahabatnya ini.

***

Hassna dan Nayla tengah duduk di teras masjid selepas melaksanakan jamaah salat. Tepatnya Hassna menunggu Nayla yang tengah memakai sepatu Converse-nya yang dengan sengaja dilama-lamakan. Yah walaupun bergamis lebar, Nalya itu tipe orang yang sangat suka memakai sepatu jenis kets, nyaman katanya. Kalaupun ia memakai sepatu jenis pantopel, ia pasti akan mengeluh. Entah itu kakinya lecet, tidak bisa diajak jalan cepat atau keluhan-keluhan yang lainnya.

"Lama banget sih Nay, pake sepatu aja kaya ngalis. hehe" gurau Hassna.

"Bentaran Naa, lagian males pulang nih cuaca panas banget."

"Kan mau ke MD (madrasah Diniyah)," Hassna mengingatkan. "Oke 5 menit lagi," jawab Nayla bernegosiasi dan Hassna hanya bisa menghela nafas mengiyakan.

Tak beberapa lama, terdengar suara langkah kaki yang sepertinya menuju ke arah mereka. Langkah itu langkah kaki laki-laki terdengar dari suara mereka yang mengobrol sambil berjalan. Sepertinya mereka tidak sadar jika arah yang mereka tuju sedang ada dua gadis yang duduk dengan berselonjor kaki.

Nayla yang menyadari itu buru-buru bangkit dan mengajak Hassna untuk pergi dengan menarik cepat tangan Hassna. Hassna yang ditarik tangannya dengan spontan kaget, namun tetap mengikuti tarikan sahabtnya itu tanpa sadar ada sesuatu yang tertinggal.

Belum satu menit mereka melangkah, tiba-tiba ada yang memanggil-manggil mereka. "Teh HP-nya ketinggalan," panggil salah satu laki-laki yang ada di sana. Namun Hassna dan Nayla tidak kunjung merespon atau sekedar menengokan kepala mereka, takut panggilan itu bukan untuk mereka. "Teteh berkerudung pink dan dongker," panggilnya lagi "HP nya ketinggalan."

Sadar jika yang dipanggilnya itu mereka Hassns dan Nayla sontak menoleh dan langsung memastikan jika HP itu HP mereka dan mengecek tas masing-masing.

"Astaghfirullah, HP aku," kata Hassna. Ia pun langsung menghapiri laki-laki dengan baju koko berlengan pendek warna marun gelap yang sedang memegang HP-nya itu. Sedangkan Nayla menunggu di tempatnya.

"HP nya teh," kata lelaki yang ia ketahui sebagai ketua LDK, sambil menyodorkan HP tersebut kepada Hassna. "Saya pangil-panggil loh dari tadi," tambahnya.

"Aduh iya maaf, dikira bukan sama kita kang," balas Hassna denga suara sedikit bersalah, sambil menggabil HP-nya. "Syukron ya kang," angguk Hassna dan berbalik meninggalkan lelaki dengan senyum manis itu. "Iya afwan, lain kali hati-hati teh," Hassna sempat meliriknya sekilas dan kebetulan ia tengah tersenyum ketika membalas ucapan Hassna.

Dari arah berlawanan, seorang laki-laki hendak ke masjid. Ketika telah sejajar dengan Hassna, ia tiba-tiba berujar dengan sedikit lantang dan mengagetkan Hassna.

"Loh Senja!" dari nada suara dan ekspersianya, terlihat lelaki itu baru bertemu lagi dengan teman lama. "Apa kabar bro?" lanjutnya menyapa si ketua LDK.

Meski sudah beberapa meter dari para lelaki tadi, namun Hassna masih mendengar ketua LDK juga membalas sapaan laki-laki itu.

"Namanya Senja," Hassna bergumam, sedangkan di depannya Nayla berkata "Apa?" ia pikir Hassna berkata padanya, "bukan kah namanya Aldian?" herannya masih dengan bergumam dan Nayla yang juga masih menyanggka jika Hassna berbicara padanya.