1 Prolog

1. Prolog

Viola Anggraini gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis dewasa berumur 19 tahun. Bertambahnya usianya seharusnya bertambah juga pengalaman hidup untuknya. Tak ada yang bisa menghentikannya ketika ia menginginkan sesuatu. Kecuali orang itu benar benar dekat denggannya.

Sejak kedua orang tuanya tiada 2 tahun yang lalu, Viola hidup dengan tantenya. Beliau adalah tante Lita. Tante lita memiliki seorang anak perempuan juga yang bernama Ananda Tiara. Dari kecil Tiara dan Viola sudah berteman dekat, ya mungkin karna ibu mereka juga menjalin persahabatan, hingga persahabatan itu terasa seperti keluarga sendiri.

Hari ini seperti biasa Viola setelah pulang kuliah dia bekerja part time di salah satu restoran yang berada disekitar kampusnya. Sekedar info saja meskipun Viola tinggal dirumah tante Lita, namun biaya hidup dan sekolahnya dia mencari sendiri. Belajar hidup mandiri karna dia sebenarnya hidup sendiri. Ayah dan ibu Viola sama sama merupakan anank tunggal dari keluarganya. Jadi Viola tidak mempunyai saudara, tinggal nenek dari pihak ayah saja yang kini tinggal didesa.

" aku kesana sebentar" pamit Viola kepada teman kerjanya ketika seorang pembeli mengangkat tangannya sambil memegang buku menu.

" ya tuan, apa yang mau anda pesan? " tanya Viola

"saya pesan ini, ini, ini, ini, ini, dan ini" jawab lelaki itu sambil menunjuk menu yang ada di buku menu tanpa menyebutkan nama makanannya.

"untuk minumannya terserah apa saja" lanjut laki laki itu

"baik tuan akan segera kami siapkan" jawab viola

Sebentar dia memesan sebanyak itu tapi dia berada di meja yang cukup kecil. Batin Viola penuh tanya, kemudian menghampiri laki laki itu kembali.

"maaf tuan apa semua makanan anda mau dibungkus atau... "belum selesai viola bertanya pria itu memotong pembicaraannya.

"anda mengusir saya? "bentak pria itu tiba tiba

"bukan begitu maksud saya,saya hanya"

"hanya apa? Dengar jangan pernah berfikir lagi jika saya akan makan disni lagi!" teriaknya keras dan sekali lagi dia tidak mendengarkan penjelasan viola terlebih dahulu. Viola pun mencoba bersabar

"maaf tuan andika, jika perkataan viola membuat anda marah. Biar kami yang menghukumnya" tutur manager restaurant yang tiba tiba muncul untuk menenangkan situasi yang terjadi.

"baiklah, aku harap kau bisa memberi hukuman yang pantas untuknya"jawab andika sembari meninggalkan tempatnya.

"viola ikut saya"perintah tegas dari manager resto tersrbut

Viola tidak bisa berbuat apapun ia hanya mengikuti perintah managernya sambil berjalan dibelakangnya.

"jelaskan tentang kejadian barusan?" tanya manager kepada viola sesaat setelah mereka sampai diruangannya.

"tuan tadi memesan makanan yang begitu banyak,namun beliau duduk di meja yang kecil. Itu membuat saya bingung, dan saya bermaksud menanyakan apa makanan itu hendak dibawa pulang atau tuan tersebut mau berpindah kemeja yang lebih besar. Ya setidaknya cukup untuk menaruh semua pesanan makanan tersebut,tapi malah beliau salah paham. Ia mengira saya mau mengusirnya? "jelas viola kepada manager yang langsung ditanggapi anggukan oleh managernya.

"maaf pak, hukuman apa yang saya dapatkan? " tanya viola pasrah. Dia tau bahwasannya manager tersebut selalu bersikap adil namun sangat dingin. Hatinya dingin sedingin fleezer...

"dari cerita kamu dan kenyataan dilapangan serta sifat tuan andika, mungkin memang benar ini hanya sebuah kesalah fahaman. Jadi mulai hari ini jika tuan andika berkunjung kemari sebaiknya kamu jangan melanyaninya. Ya kalau bisa menghindarinya." jawab manager tersebut.

" baik pak, terimakasih" jawab viola lalu pamit keluar ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya.

'siapa juga yang mau bertemu orang seperti tuan andika yang angkuh itu. Syukur deh tidak ada hukuman yang lebih baik dari pada ini. Hiks.. Hiks' batin viola sambil berjalan dengan senyum senyum tidak jelasnya itu.

avataravatar