1 Prolog

"Hiks..."

Suara tangisan membuat tidur seorang Kevin Anggara terganggu. Ia menutup kepalanya dengan bantal untuk mengurangi suara bising akibat tangisan. Tapi percuma saja karena suara berisik itu semakin jelas terdengar.

Kevin pun terbangun dan bersiap melahap siapapun yang berani mengganggu tidur nyenyaknya. Kevin terkejut melihat Kamila duduk diatas ranjangnya sembari menekuk lutut, menyembunyikan wajahnya.

Kevin belum sadar dengan apa yang telah terjadi semalam. Ia melihat Kamila tengah menatapnya dengan tajam dari balik selimut yang membungkus tubuhnya yang....polos?!

'What the hell is going here?!'

"Kamu..."

"Jangan mendekat!" Pekik Kamila. "Please jangan mendekat. Jangan sakiti aku lagi, Kevin. Aku mohon," ucap Kamila ketakutan.

"What teh hell is going here, Kamila?" tanya Kevin seraya bangkit dari ranjang. Ia yang belum sadar kalau tubuhnya telanjang membuat Kamila memekik kembali. "Oh shit!!"

Kevin menutup bagian intimnya dengan tangan dan segera mencari pakaiannya yang berceceran dilantai. Dengan gerakan cepat ia memakai kembali pakaiannya.

Kevin baru sadar apa yang tengah terjadi. Dirinya dan Kamila sudah melakukan hal yang tidak mereka inginkan. Parahnya lagi Kevin memperkosa Kamila. Merobek mahkota satu-satunya milik Kamila, yang seharusnya ia serahkan kepada suaminya kelak.

Kevin meremas rambutnya dengan kuat. Tak hentinya ia mengumpat kejadian yang sudah pasti akan membawa malapetaka untuknya di kemudian hari. Ingin rasanya Kevin memiliki jubah ajaib milik Harry Potter yang bisa membuatnya menghilang dalam sekejap sekarang juga.

Tapi sayangnya tidak bisa. Meski ia pria yang doyan gonta ganti pasangan one night stand, tapi tetap saja ia menggunakan pengaman. Selama ini Kevin tidak pernah bercinta dengan wanita yang masih perawan. Semuanya sudah ahli memuaskan gairahnya di atas ranjang. Tapi Kamila berbeda.

Gadis culun yang bekerja sebagai sekretarisnya itu masih disegel. Kevin sangat yakin jika Kamila belum pernah merasakan rasanya pacaran, berciuman apalagi bercinta. Kevin sangat mengenal sahabat dimasa SMAnya itu dengan baik. Melihat betapa syok, kecewa dan terlukanya Kamila, membuat Kevin merasa bersalah.

"Mil...Aku tahu aku ngga pantas mengatakan ini. Tapi aku benar-benar minta maaf," ucap Kevin sembari perlahan mendekati Kamila yang masih berusaha menutupi tubuh telanjangnya.

Kevin menghentikan pergerakannya saat melihat Kamila mulai panik. "Oke... oke. Aku ngga akan mendekati kamu lagi. Tolong, maafkan aku, Mil."

"Aku... aku benar-benar ngga ingat apa yang terjadi sebelum ini. Yang jelas aku minta maaf," ucap Kevin lirih.

Kamila menatapnya dengan tatapan kosong. Kevin tidak pernah merasa sesakit ini sebelumnya. "Maaf?! Apa maaf mu bisa mengembalikan ku seperti sebelumnya?" tanya Kamila. Kevin hanya diam menyesali kebodohannya.

avataravatar
Next chapter