webnovel

BB.029 DOMINANT

Wajah Jean menunduk takut, dia tertangkap basah sudah ingin memukul pencuri itu. 

"Handukmu terlepas." Ucap orang itu. Jean mengerjapkan matanya, dia belum sadar jika handuk yang dia lilitkan sudah teronggok ketanah. 

Beberapa detik kemudian Jean tersadar dan segera mengambil handuknya. Saat hendak mengambil, tubuh Jean tiba-tiba terangkat. Orang itu menggendong Jean seperti sedang membopong beras karungan di bahunya. Jean meronta-ronta meminta untuk dilepaskan. Matanya terpejam dengan erat. Dia sangat takut dengan pria itu. 

Tapi entah kenapa aroma tubuh pencuri itu terasa tidak asing. Tapi persetan dengan itu, Jean hanya ingin minta dilepaskan. Pria itu menampar bokong Jean sedikit keras, menimbulkan bekas tanda tangan dibokingnya. Jean hanya berteriak meminta tolong untuk dilepaskan. 

Pria itu tidak menghiraukan isakan Jean, dan malah membawanya kedalam kamar. Jean tahu jika dia sudah di bawa ke kamar, tapi dia tidak tahu kemananya, karena Jean sama sekali tidak membuka matanya karena saking takutnya. 

Pria itu menjatuhkan Jean ke kasur. Menghempaskan nya begitu saja. Jean segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tidak berani sedikitpun melihat si pencuri itu. 

"Apa aku tampak menyeramkan sampai kau menutup wajahmu?" Ucap pria itu. 

Jean tersadar jika pria yang dia sebut sebagai pencuri adalah Dominic. Dia tidak tahu jika orang asing yang menyelinap adalah sangat pemilik istana. 

"Apa aku seperti akan melakukan sesuatu padamu, sampai kau ingin memukul ku dengan tongkat baseball?" Ujar Dominic. 

"Bu..bukan begitu, tadi aku kira kau seorang pencuri, jadi-" Jean tidak melanjutkan ucapannya, suara nya tercekat entah kenapa. 

Wajah penuh luka Dominic mengingatkannya pada saat waktu pertandingan itu. Tangan penuh luka, sudut bibir pecah, pelipis luka. Tangan Jean reflek ingin menyentuh luka itu, tapi tiba-tiba kembali ia tarik karena mengingat luka yang Dominic dapat dari pertarungan konyol itu. 

"Apa kau sedang menggodaku?" Dominic melihat tubuh polos Jean yang tidak berbalut apapun. Jean pun tersadar dan segera menutup bagian depannya. Dominic sedikit menyunggingkan senyumnya melihat Jean  yang dengan malu-malu menutupi tubuhnya yang polos. 

"Kalau saja aku sedang tidam lelah, sudah aku pastikan kau tidak akan aku lepas dari bawah ku." Setelah mengucapkan itu, Dominic menjatuhkan diri dengan posisi tengkurap. Tangannya menarik Jean agar ikut berbaring. 

Di peluknya tubuh polos Jean dengan dengan posesif. Dominic menduselkan kepalanya di belahan payudara Jean. Dan menggelengkan kepalanya membuat Jean merasa geli. Tapi Jean tidak menghentikan Dominic, dan malah mengelus rambut Dominic. 

Suara dengkuran halus terdengar dari Dominic, tanda dia sudah menemui mimpinya. Jean menjauhkan diri dari Dominic dan membenarkan posisi tidurnya. Setelah selesai, Jean memandang wajah ramuan Dominic dalam diam. Matanya dengan lekat menatap pria itu. 

Saat sedang tidur Dominic seperti sosok pria biasa saja. Tidak saat dia membuka matanya, terasa dingin dan kaku. Jean merasa saat tidurlah Dominic seperti layaknya orang biasa. Melihat Dominic terlelap dengan myamannya membuat Jean melupakan jika sosok di depan nya adalah pria yang sama saat dia tanpa ada rasa bersalah ataupun kasihan terhadap lawannya, meski sudah diam tak berdaya. 

Jean ingin berdiri, tapi tangan Dominic menyekal tangannya. "Temani aku." Pinta Damian dengan mata masih terpejam. 

Jean pun menurut, dia ikut masuk kedalam selimut yang sama dengan Dominic. Ikut menutup mata, berharap dengan tidur bisa melupakan sedikit tentang kejadian hari ini. 

*** 

Pagi menjemput, saat ini Jean dan Dominic sedang sarapan bersama. Seperti biasa, mereka tidak ada yang membuka suara, tidak ada sapaan atau apapun. Jean segan untuk melakukan itu karena Dominic juga menjawab dengan singkat. 

Tentang kemarin, Jean masih merasakan takut saat melihat langsung wajah Dominic, dan hari ini Jean sebisa mungkin untuk tidak berpapasan wajah dengan Dominic. 

"Apa wajahku sangat buruk sampai-sampai kau tidak ingin menatapku." Dominic sadar jika Jean sedang menghindarinya. 

"Tidak." Jawab Jean singkat. 

"Lalu apa yang membuatku memalingkan wajah saat aku menatapmu." Dominic kembali bertanya, dia tidak suka dengan sikap Jean yang mengacuhkannya. 

"Itu..." Jean tidak tahu harus menjawab apa, dia terlalu takut untuk menatap Dominic. 

"Mau kemana hari ini?" Tanya Dominic. 

"Hah?" Jean bingung karena Dominic bertanya tiba-tiba. 

"Apa kau ingat ingin pergi ke suatu tempat?" Tanya Dominic lagi. 

Jean berpikir sebentar, sebenarnya dia sangat ingin pergi kerumah orang tuanya, tapi Jean takut Dominic tidak akan memperbolehkan. 

"Tidak ada?" Dominic menganggap Jean tidak ingin pergi kemanapun. 

"Mau." Ucap Jean dengan cepat. Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. 

"Kemana?" Tanyanya untuk kesekian kalinya. 

"Aku.. Sebenernya ingin pergi mengunjungi daddy. Aku merindukannya." Jawab Jean dengan wajah masih menunduk. 

"Look at me." Perintah Dominic. Tapi Jean tidak juga mengangkat wajahnya. 

Dominic sedikit kesal, dia pun menghampiri Jean lalu mengangkatnya dan mendudukan Jean di atas meja makan.

"Apa kau tahu, diam mu itu membuatku kesal. Apa kau mau aku marah?" Dominic berbicara dengan biasa saja, namun di pendengaran Jean begitu sangat tajam. 

Jean mengepalkan tangannya, wajahnya masih menunduk. Kejadian semalam masih terus terngiang di kepalanya. 

"Kau mau membuatku marah?" Kata Dominic sambil mengangkat wajah Jean agar dapat melihatnya. 

"Apa aku benar-benar menyeramkan?" Tanyanya. Jean masih terus diam tidak mengindahkan ucapan Dominic. 

Kesal karena Jean tidak juga membuka matanya, Dominic pun meraup bibir Jean, lalu menggigit dengan kuat sampai bibir bawah nya berdarah. Jean menggelengkan wajahnya meminta Dominic untuk berhenti. 

Bukan berhenti, Dominic malah menghisap bibir bekas gigitannya, Menghisap darah segar dari bibir bawahnya. Jean pun membuka matanya. Bibirnya bergerak tanda meminta Dominic untuk berhenti. 

"Aku tidak akan melepasmu kalau kau masih mau mengacuhkanku." Kata Dominic disela-sela bibir Jean. 

Jean pun menggelengkan kepalanya. Berjanji untuk tidak mengacuhkannya. Bibirnya sudah terasa sangat perih. Gigitan Dominic, ditambah hisapan kuat darinya membuat bibir Tatiana teramat sangat sakit. 

"Apa yang membuatmu seperti itu?" Tanya Dominic melihat tingkah Jean yang tidak ingin memandangnya. 

'Apa aku bertanya kau akan menjawab dengan jujur?' batin Jean.  

"Aku bertanya." Dominic menekan setiap ucapannya. Suara begitu menuntut membuat Jean mau tidak mau membuka suaranya. 

"Apa yang membuat wajahmu menjadi seperti itu?" Akhirnya Jean memberanikan diri. 

Dominic langsung diam, dia tidak ada sedikitpun ingin menjawab pertanyaan Jean. 

'Tadi kau yang menyuruhku untuk mengatakannya. Sekarang aku tanya kau malah diam. Apa begitu sulit untukmu mengatakan yang sejujurnya padaku? Aku memang syok dengan yang aku ketahui tentangmu. Tapi aku tidak bisa berbuat banyak. Seburuk apapun itu, kamu tetaplah suamiku, suami di atas kertas.' batin Jean. 

_______________

Aku update kalo powers stone, komen, review dan bintangnya rame ya:-p