webnovel

BB.016 cover for something

Happy Reading 💛💙

Di sepanjang acara berlangsungnya pembukaan mall milik perusahaan yang dikelola oleh Dominic, Jean hanya berdiam diri. Karena memang ini bukan dunianya. Dunia yang tidak pernah Jean rasakan sama sekali. Bahkan untuk memikirkannya pun Jean tidak pernah.

Disepanjang jalan Dominic tidak pernah melepas genggaman tangannya pada Jean. Mungkin untuk pencitraan menurut Jean. Image baik selalu menempel padanya. Para reporter pun terus memuji betapa manisnya sikap Dominic pada Jean.

Padahal sedari tadi Jean merasa risih dengan sikap Dominic yang seperti itu. Bukan apa, tanpa sepengetahuan orang, Dominic selalu berbicara vulgar. Seperti, 'apa kau merindukan aku berada diatasmu, apa dia berkedut hanya dengan memegang tanganmu, apa dia masih terasa sakit.' seperti itu rentetan pertanyaan menyebalkan dari Dominic.

Jujur saja, Jean masih belum tahu betul orang seperti apa Dominic. Sikapnya masih suka berubah-ubah, kadang dia baik, kadang mengintimidasi kadang bersikap diluar dugaan seperti bersikap manis, meski Jean tidak tahu itu hanya berpura-pura atau tidak.

Jean pun merasa bingung tentang perubahan wajah Dominic yang tiba-tiba menjadi tidak bersahabat saat salah satu reporter bertanya soal momongan. Ada apa dengan momongan? Apakah Dominic benar-benar tidak menginginkan seorang anak? Di usia seperti Dominic seharusnya sudah sangat siap untuk memiliki momongan, entah itu untuk penerus atau yang lainnya.

Jean melirik Dominic disampingnya. Jean akui Dominic memiliki wajah bagai pahatan dewa Yunani, tanpa goresan, tanpa ada sedikitpun cela untuk siapapun mengejek wajah manly nya. Rahang tegas, hidung mancung, bulu yang tumbuh di sekitaran rahangnya. Sangat sempurna bagi pemuja visual. Entah Jean harus bersyukur atau dia malah takut akan terjebak pada pusaran pesona Dominic.

"Kau menginginkanku sekarang?" Bisiknya saat mengetahui Jean sedang menatapnya. Jean merasa kesal karena Dominic selalu berkata vulgar.

"Kau sangat cantik hari ini." Bisiknya lagi. Entah kenapa pipi Jean terasa panas mendengar pujian dari Dominic seperti itu.

"Apa lagi saat berada dibawahku, kau nampak luar biasa saat menginginkan lebih." Dan ucapan ini membuat Jean tidak tahan untuk tidak memukul lengan Dominic. Berharap agar dia mau berhenti mengatakan kata vulgar padanya.

Dominic tertawa dengan tingkah Jean yang sedang memukul-mukul lengan kekarnya. Mungkin Jean lupa jika sedang ditempat umum, karena sekarang para wartawan memotret kedekatan Jean dengan Dominic.

"Mereka sedang memperhatikan kita." Dominic memberitahu. Sebenarnya dia tidak peduli dengan para wartawan yang sedang memotret nya dengan Jean, karena menurutnya sikap Jean saat ini sangat menggemaskan.

Jean pun tersadar, pipinya bertambah merah dengan apa yang dilakukannya. Jean menyembunyikan wajahnya dibalik lengan Dominic. Berharap tidak ada yang mengetahui jika sedang malu saat ini.

**

Acara pembukaan mall baru milik Dominic pun sudah rampung, kaki Jean terasa pegal karena terus berdiri dan menyalami para tamu yang datang memberikan selamat untuk pembukaan mall barunya dan juga pernikahannya.

"Lelah?" Tanya Dominic melihat wajah Jean.

Jean hanya meringis sebagai jawaban. Dominic mengambil ponsel di sakunya dan menelpon seseorang.

"Siapkan mobil dan suruh seseorang untuk menggantikanku disini. My Queen sudah merasa bosan." Dominic menatap Jean yang kini sedang menundukan kepalanya.

Hari ini sifat Dominic benar-benar diluar dugaan. Apakah selama dia pergi entah kemana membuat isi kepalanya menjadi lunak. Jean buru-buru menggelengkan kepalanya. Memikirkan Dominic sama saja seperti mengartikan tidak apa-apa nya dari wanita. Dia sulit untuk dtebak.

Dominic menautkan jemarinya di jemari Jean, dia membawa Jean ke mobil untuk pulang. "Kita pulang Queen." Dominic mencium dahi Jean dengan romantis. Apa yang Dominic dan Jean lakukan tidak lepas dari jepretan para wartawan dan paparazi yang tidak ingin ger lepat kan satu momen pun dari pasangan baru itu. Mungkin besok akan banyak artikel di majalah cetak dan juga online menuliskan tentang betapa romantisnya seorang Dominic Archer, Billionaire muda berdarah dingin itu.

**

Di dalam mobil, Dominic dan Jean hening, tidak ada yang membuka pembicaraan satupun. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi tangan mereka masih saling menaut tidak ada yang ingin melepaskan. Tanpa ada yang mau melepaskan.

Suasana sepi dan tenang saat bersama Dominic saat ini sudah menjadi hal yang nyaman bagi Jean. Meskipun kebersamaan mereka sangatlah jarang, tapi saat sudah bersama, waktu sedikit menjadi lebih lama dari biasanya. Aneh bukan? Biasanya waktu akan terasa lama saat-saat menyebalkan. Tapi seperti itu dengan Dominic sangat lah nyaman.

Jean lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Ia segera mengenyahkan semua hal tentang Dominic. Pernikahan dengannya adalah sebuah kebohongan, Jean percaya jika sesuatu yang di awali dengan kebohongan adalah tidak benar. Ia tidak mau terjebak lebih dalam oleh pesona seorang Dominic Archer.

"Kau merasa tidak enak?" Tanya Dominic melihat gelagat Jean yang seperti itu.

"Tidak." Jawabnya singkat. Tidak mungkin Jean mengatakan jika sedang memikirkannya, bisa-bisa Dominic akan besar kepala, pikir Jean.

"Apa masih terasa sakit?" Tanya nya lagi. Kali ini Dominic meletakan tangannya di paha Jean. Tubuh Jean membeku karena sentuhan Dominic, hanya sentuhan tidak lebih, tapi bisa membuat gelenyar aneh pada diri Jean. Ia takut jika akan benar-benar jatuh kedalam pesona Dominic, sang pemain ulung.

Jean ingin menjawab, tapi lidahnya terasa kelu. Semua yang ingin dia ucapkan tergantung dalam lidahnya saja tanpa mau keluar satu patah pun. Jean tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, tubuh Jean seolah menyambut semua sentuhan darinya.

Dominic mendekati Jean. Tangannya menyentuh rahang Jean, lalu mendapatkan wajahnya. Dominic mencium bibir Jean dengan lembut. Jean pun menyambut ciuman itu penuh dengan suka cinta. Entahlah tubuhnya benar-benar mendamba sosok Dominic.

"Alihkan pandanganmu, kalau tidak mau aku tembak kepalamu." Ancam Dominic karena memergoki driver nya yang sedang melihat kearahnya.

"Maaf tuan." Suara driver itu bergetar menahan takut. Ia pun memfokuskan matanya ke arah tanpa melihat sedikitpun dibelanag.

Jean sedikit takut dengan ancaman yang Dominic untuk driver itu. Kenapa Dominic sangat gampang ingin menembak seseorang. Apa Dominic seorang psiko?

Jean kembali mengingat semua tentang Dominic, mulai dari sifatnya, lalu tingkahnya yang selalu berubah-ubah, dan terakhir tentang berapa gampangnya Dominic mengancam nyawa seseorang, dan satu lagi, Jean mengingat saat Dominic beberapa kali datang dengan wajah penuh luka. Apa yang dia lakukan diluar sana hingga wajahnya menjadi seperti itu.

Jean ingin bertanya, tapi apakah Dominic akan menjawab apa yang ia tanyakan? Apa ia harus bersikap tidak peduli jika keingintahuan nya lebih besar.

"Apa yang kau lakukan diluar sana hingga wajahmu menjadi terluka?" Jean pubg akhirnya bertanya. Dia penasaran apa yang Dominic lakukan. Apa bahaya selalu mengancamnya? Atau dia hanya telibat perkelahian diluar sana?.

"Terkadang seseorang menyembunyikan sesuatu agar tidak membuat seseorang merasa tersakiti." Jawabnya penuh tanda tanya.

Siapakah sosok Dominic Archer sesungguhnya?

_________________

Hai 👋 maaf ya aku jarang up.

ada yang harus aku lakuin.

nanti aku usahakan up rutin, terimakasih atas support positif dari kalian 🙏