webnovel

part 1

Ini adalah hari minggu, bagi sebagian orang menyebut sebagai hari termalas sedunia. Wanita cantik dengan rambut panjang dan pirang masih terjaga dalam mimpi indahnya. Biasanya ia bangun selepas jam dua belas, tetapi matahari mengintip dengan malu-malu melalui balik gorden berwarna hitam.

hal pertama yang dilakukan adalah mengucek mata, meregangkan otot-ototnya yang kaku serta berolahraga ringan diatas ranjang. Setelah beberapa menit pemanasannya dirasa cukup, bola matanya menelusup setiap sudut ruangan yang di cat putih. Ini bukan kamar pribadinya, lalu dimana kah ia sekarang?

Glek

suara pintu kamar mandi terbuka dari sana munculah sosok laki-laki telanjang dada, hanya mengenakan handuk putih yang dililitkan pada bagian pinggang, memamerkan pahatan otot yang sempurna.

gadis itu menelan saliva melihat pemandangan yang belum pernah ia lihat seumur hidup.

sang pria hanya tersenyum samar menatap gadis yang tengah menatapnya cengo.

Oh tidak, apa yang sebenarnya terjadi semalam? Memori otaknya berusaha mengingat hal terakhir yang dilakukan sebelum berada disini. Bukankah semalam, ia berada di club malam sendirian? Dan hanya sebotol wine yang menemaninya.

"Sudah bangun?" kalimat pertama yang keluar dari bibir sexy pria tersebut saat melihat kebingungan wanita itu

dia hanya mengangguk, memorinya dipaksa mengingat kejadian semalam sebelum berada di kamar ini,

"Semalam kamu mabuk." lanjutnya lagi karena wanita itu masih tetap diam menatapnya dengan tajam.

Suara itu membuat bulu romanya menggidik. Mabuk? Ya, semalam memang dia mabuk, biasanya dua atau tiga botol wine saja tidak membuatnya terkapar, mengapa hanya satu botol membuatnya tidak bisa mengingat apapun.

"Ck! mabuk? lalu mengapa anda membawa saya kemari!"

si pria hanya tersenyum melihat muka bantal yang di pancarkan oleh gadis itu. dia lalu menuju walk in closet untuk mengganti pakaian sebelum melanjutkan obrolan.

Sekian menit menunggu, laki-laki itu keluar dari kamar ganti dengan kaos oblong dan celana boxer berbahan kain membuat tubuh atletisnya terlihat sempurna. Wanita mana saja bisa meleleh melihat pemandangan sesempurna itu.

Ah kacau, tujuannya bukan ingin menikmati tubuh atletisnya, melainkan menanyakan bagaimana bisa ia bisa tidur satu kamar dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenal.

"Shit!"

pria itu melangkah menuju balkon kamar, hanya melirik sekilas gadis itu.

"Semalam kamu pingsan di club, maka dari itu saya bawa kamu ke sini." jelasnya setelah dia menempatkan tubuh pada sofa hitam yang ada di balkon.

gadis itu terbelalak mendengar kata pingsan! dan langsung menuruni ranjang untuk menyusulnya.

"Pingsan?"

"hmm." balasnya dengan meneguk setengah dari botol wine.

"Ck! anda mau menipu saya? tiga bahkan empat botol wine saja tidak berefek sama sekali."

"Itu biasanya. Buktinya semalam tepar."

gadis itu meradang mendengar balasan sang pria. raut wajahnya merah padam namun sebisa mungkin tetap tenang.

"Atau jangan-jangan anda memasukan obat kedalam minuman saya,"

pria itu hanya tertawa, "Saya bisa mendapatkan wanita tercantik di dunia, tidak ada untungnya memasukan obat ke minuman mu." sindiran halus namun mampu mengenai ulu hati.

"Oh ya? lalu kenapa harus disini? bukankah banyak hotel atau tempat penginapan lain disekitar club? dasar pria mesum!"

si pria hanya tersenyum remeh, tidak ada gunanya berdebat dengan wanita karena wanita akan selalu memegang prinsip selalu benar.

"Mengapa anda menatap saya seperti itu?"

"Sebaiknya sebelum berdebat rapikan dulu pakaianmu."

pakaian? netra cokelatnya langsung mengerti arah ucapannya. dia langsung berlari kedalam untuk melihat bagaimana penampilannya setelah bangun tidur.

dalam pantulan cermin gadis itu menggelengkan kepalanya, pantas saja tatapan pria itu seperti ingin menertawakan dirinya. dres yang dia pakai semalam terlalu minim bahan.

fikirannya melayang jauh memikirkan hal buruk yang menimpanya dalam keadaan mabuk, dia kembali menghampiri sang pria yang masih duduk santai diatas sofa tersebut.

"Sebenarnya apa yang terjadi diantara kita?"

"Kau fikirkan sendiri antara wanita dan pria jika berada dalam satu kamar."

kedua pria dan wanita berada satu kamar hanya ada dua kemungkinan, gadis itu langsung mendelik tidak percaya, menutup mulut menggunakan kedua tangannya.

Plak.

"Kurang ajar! jadi anda membawa saya kesini dengan tujuan itu?"

"Bisa dibilang seperti itu karena tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini, nona."

setelah menyelesaikan kalimatnya si pria melangkahkan kaki menuju kamar di susul gadis itu yang masih penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka.

tiba-tiba si pria menyerahkan tablet berlogo apel untuk membuktikan ucapannya.

"Itu adalah rekaman CCTV kamar ini."

Baru ia mengerti apa maksudnya. Dilihat lah secara rinci apa yang terjadi di kamar ini semalaman. Dalam rekaman yang berdurasi kurang lebih satu jam itu memperlihatkan aktifitas biasa yang dilakukan si pria mulai dari mereka memasuki kamar hingga menidurkan gadis itu diatas ranjang. dia juga menyelimuti tubuh terbukanya hingga bagian leher, setelah itu si pria memasuki kamar mandi dan beberapa menit dia kembali untuk tidur disofa.

"Terima kasih karena telah menolong."

pria itu menghentikan aktifitasnya pada benda pipih bernama ponsel. dalam beberapa detik kedua netra mereka bertemu dan langsung membuang tatapan kesegala arah.

"Oke."

untuk menghilangkan kecanggungan, si pria memilih kembali ke balkon untuk menghirup udara sebanyak mungkin.

"Huft, dasar wanita."

bunyi nada dering yang dia pasang untuk seseorang membuatnya terjengkit kaget. nama dalam ponsel yang selalu muncul adalah tangan kanannya.

"Ya."

"Tuan, Mira tiba-tiba minta resign dengan alasan pribadi." ucap seseorang dari sebrang sana.

"Apa! Kenapa bisa?"

"Dia tidak menjelaskan alasan terperincinya, surat pengunduran diri sudah ada di meja anda."

"Shit! cari pengganti Mira secepatnya! dan ingat harus wanita yang cantik dan cerdas!

"Tapi tuan, besok adalah bagian Mira untuk presentasi produk kita. tidak mungkin mencari penggantinya dalam waktu satu hari."

"Terserah kau bagaimana caranya! saya terima beres!"

Klik

sambungan telefon terputus, pria itu mengacak rambutnya frustasi. bagaimana bisa sekretarisnya risegn tanpa alasan yang jelas, dimana lagi perusahaan yang memberi cuti selama dua pekan untuk masalah pribadi, tidak akan ada perusahaan yang begitu baik memberikan cuti dalam waktu yang lama.

tanpa disadari obrolan mereka terdengar sampai ketelinga gadis itu.

"Saya bisa menjadi penggantinya."

Laki-laki itu mengusap wajahnya pelan lalu berbalik menatap wanita disampinya. pria itu tersenyum remeh, bagaimana bisa gadis yang tidak tahu asal-usul pendidikannya bisa dengan gampang mengucapkan nitanya.

"Ck! kenapa anda selalu memperhatikanku seperti itu. apa ada yang salah?"

"Kau melamar menjadi sekretaris saya? apa pengalamanmu di dunia perkantoran."

dengan penuh percaya diri gadis itu menggelengkan kepalanya,

"Tidak ada."

pria itu menggeleng gelengkan kepalanya dengan senyum meremehkan. Bagaimana bisa, orang yang belum pernah berpengalaman dalam bidang sekretariat melamarkan diri menjadi pengganti sekretaris lamanya.

"Oke, saya pertimbangkan lamaranmu. datanglah ke kantor besok pagi. jangan sampai telat!"

gadis itu mengangkat ibu jarinya tanda setuju dengan penawaran si pria.

untuk hal-hal yang berkaitan dengan diagram angka, kurva kenaikan serta penurunan saham akan di pelajari pelan-pelan, intinya gadis itu hanya ingin membalas kebaikan si pria yang telah menolongnya.

Next chapter