1 Bab 1

Dia adalah Alesha Maharani seorang ibu muda yang baru menginjak usia 20 tahun, dan kini dia memiliki seorang anak laki-laki yang berusia 3 tahun. Alesha melahirkan anaknya tiga tahun yang lalu di saat dia berusia 17 tahun.

Tak pernah terbayangkan di benak Alesha bahwa dia akan memiliki anak di usia dini, akibat kesalahan fatal yang dilakukannya di masa lalu. Alesha sempat berfikir ingin menggugurkan kandungannya. Dia takut membuat malu orang tuanya dan orang tuanya mendapat cicbiran dari orang lain.

Awalnya Alesha kira orang tuanya akan marah besar kepada dirinya, tapi tak di sangka orang tuanya tak marah sedikitpun. Mereka hanya kaget dan ingin menemui orang yang telah menghamili Alesha untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Namun Alesha segera menahan mereka, dan menceritakan bahwa, ayah dari bayi yang dia kandung tidak mau bertanggung jawab. Mendengar cerita Alesha, membuat orang tuanya murka tapi dengan cepat di tenangkan oleh Alesha.

Karena tidak mau anaknya mendapat cibiran. Akhiranya orang tua Alesha, membawanya keluar negeri. Untuk memulai kehidupan baru mereka.

Disinilah Alesha sekarang di negeri yang terkenal dengan sebutan Paman Sam, tempat kehidupan baru Alesha di mulai, bersama sang buah hati.

Saat ini Alesha sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang buah hati. Sudah ada dua potong Sandwich dan juga dua gelas susu yang tersaji di meja makan.

"Cah, sudah selesai" ucap Alesha puas dengan makanan yang baru saja di sajikan.

"Waktunya membangunkan, anak nakal itu" ucap Alesha pergi dari meja makan, menuju kamar sang buah hati.

Kreek...

Alesha membuka pintu kamar putranya, dan melihat putranya yang masih tertidur pulas dengan bibr mengerucut khas anak kecil.

Alesha yang melihat itu, segera menghampiri sang putra, dan duduk di tepi kasur. Mengamati wajah putranya yang tampak polos.

"Anak ini benar-benar sangat mirip dengan ayahnya, hidungnya, matanya semuanya mirip dengan ayahnya. Sedangkan aku hanya mengambil satu bagian, bibir mungil yang sering berceloteh itu" ucap Alesha dalam hati.

"Sayang bangun yuk" ucap Alesha membangunkan anaknya, dengan mengguncang bahunya. Namun hanya dibalas lenguhan oleh sang anak.

"Mama, sudah siapin makanan kesukaan Zico loh, jadi ayo cepat bangun, kalau tidak bangun mama yang makan semuanya" Ancam Alesha, agar anaknya bangun. Belum sampai beberapa detik Alesha sudah melihat pergerakan dari anaknya.

Mendengar ancaman Alesha tadi, Zico akhirnya bangun, kemudian mengucek matanya. Melihat anaknya yang sedang mengucek mata. Alesha segera melepas tangannya.

"Jangan dikucek sayang nanti matanya merah" ucap Alesha. Sembari menurunkan tangan anaknya yang masih di pegang.

Zico yang sudah sadar sepenuhnya, segera turun dari kasur dan berniat keluar menuju meja makan.

"Ehh...mau kemana?" Tanya Alesha, memegang tangan anaknya yang hendak membuka pintu.

"Mau, sarapan Ma" jawab Zico.

"Tidak, Zico harus mandi dulu, setelah itu baru deh kita sarapan" ucap Alesha.

"Zizi mau makan dulu, nanti Sandwichnya di habisikan mama lagi" rengek Zico dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Alesha yang melihat anaknya merengek, hanya tersenyum tipis dan segera menggendong putranya ke kamar mandi.

Di kamar mandi, Alesha dengan telaten memandikan putranya menggosok badannya dengan sabun bayi. Setelah itu membilasnya.

Setelah selesai memandikan sang putra, Alesha pun segera memakaikan pakaian hangat untuk putranya. Karena di negara ini sudah mulai memasuki musim dingin.

Saat ini, mereka sudah berada di meja makan, terlihat Alesha dan sang anak sedang menikmati makananya, dengan sesekali di selingi celotehan ringan dari Zico.

"Mama! Mama! tau tidak Zizi punya teman baru loh" ucap Zico dengan riangnya

"Masa sih, namanya siapa?" tanya Alesha tersenyum kecil melihat tingkah anaknya. Alesha sangat bersyukur anaknya tumbuh dengan baik. Anak yang sempat tidak dia inginkan kini tumbuh menjadi anak yang cerdas meskipun agak sedikit jahil.

"Namanya Alice mama, cantiiiiik sekali, nanti kalau Zizi besar, Zizi mau Alice jadi pacarnya Zizi" ucap Zico dengan celotehannya.

"What!!" kaget Alesha mendengar ucapan anaknya.

"Mama kenapa teriak? Telinga Zizi sakit" ucap Zico, menutup telinganya, karena mendengar teriakan kaget mamahnya.

"Zizi tau pacaran dari mana?" tanya Alesha.

"Dari Aunty Manda" Jawab Zizi dengan polosnya dan kembali melanjutkan makannya.

Mendengar jawaban polos Zico, seketika membuat Alesha, mengeluarkan asap tak kasat mata di telingannya.

"Dasar Amanda, meracuni otak polos anakku, awas kau Manda" ucap Alesha dalam hati.

Sedangkan ditempat lain yang disebut namanya, tiba-tiba merinding dan mengusap tengkuknya. "Kayaknya ada setan di cafe ini" ucapnya.

"Zizi ketemu Alice dimana?" tanya Alesha penasaran.

"Waktu Zizi ketaman, sama Aunty Manda" jawab Zico.

"Papanya Alice ganteng loh mah, meskipun gantengan Zico sih, papanya Alice juga baik banget, karena papanya Alice sering beli Ice Cream untuk Zizi. Zizi jadi ingin punya papa juga" ucap Zico dengan semangatnya, kemudian diakhir dengan lirihan.

Alesha yang mendengar lirihan anaknya merasa bersalah, karena dia tidak mampu menghadirkan sosok papa di sisi Zico. "Maafkan mama nak, mama tidak bisa memberitahu, siapa papa kamu sebenarnya, mamah takut kamu sedih, karena penolakannya, jadi lebih baik kamu tidak pernah tau siapa papa kamu sebenarnya, mama janji akan menjadi sosok papa juga untuk Zico" ucap Alesha dalam hatinya.

"Zizi, jangan sedih, kalau Zizi sedih mama juga ikut sedih, kan ada mama meskipun Zizi tidak punya papah, mamah akan selalu ada buat Zizi.

"Memangnya papa kemana ma, kenapa dia tidak pernah datang menemui Zizi. Semua teman-teman Zizi punya papa sedang Zizi hanya punya mama, Zizi juga ingin punya papa kayak mereka" ucap Zizi sedih, menumpahkan segala perasaannya.

Alesha yang mendengar itu, segera menghapiri Zico dan memeluknya, memberikan kecupan-kecupan kecil di pucuk kepala anaknya. Alesha tak sadar dia menitikan air mata, dan menangis sesegukan.

"Mama, kenapa menangis, mama sedih ya karena pertanyaan Zizi. Zizi janji tidak akan bertanya tentang papa lagi" ucap Zico yang melihat mamanya menangis. Meskipun Zico masih berusia 3 tahun tapi Zico anak yang cerdas, dia tau pertanyaan tentang papanya, yang membuat mamanya sedih.

"Zizi, dengar mama, papa sudah tidak ada, dia sudah pergi meninggalkan kita. Papa sudah pergi jauh. Jadi Zizi jangan tanya tentang papa lagi" ucap Alesha, memegang wajah anaknya.

"Ia Ma, Zizi janji" ucap Zizi.

Alesha yang mendengar ucapan anaknya, akhirnya bisa bernafas lega.

"Cah, kita ke cafe, katanya Zizi sudah kangen sekali dengan Aunty Manda, jadi ayo berangkat sekarang" Ucap Alesha menurunkan anaknya dari kursi.

"Ayo ma, Zizi kangen Aunty Manda, kangen Jahilin..hehehehe" ucap Zico tertawa.

Alesha yang mendengar ucapan anaknya hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena sudah terbiasa melihat sifat jahil anaknya.

Ting! Terdengar pintu cafe terbuka.

"Aunty Manda!" teriak Zico, berlari memasuki cafe, dan memeluk Amanda. Amanda adalah salah satu pegawai di Cafe itu. Amanda memang sangat dekat dengan Zico, karena setiap hari pasti Zico akan ikut ibunya ke cafe. Alesha tidak tega meninggalkan Zico di tempat penitipan anak. Jadi Amanda lah yang menemani Zico bermain di cafe itu. Sementara mamanya berada di ruang kerjanya, untuk mengaudit keuangan cafenya.

Cafe itu adalah milik Alesha, dia membuka cafenya, 1 tahun setelah dia melahirkan Zico. Alesha mencoba untuk hidup mandiri bersama Zico. Jadi dia meninggalkan kediaman orang tuanya, dan memilih tinggal di cafe itu pada awalnya.

Namun karena cafenya semakin berkembang, dan mendapatkan banyak pengahasilan dari cafe itu. Akhirnya Alesha memutuskan untuk menyewa Apartement sederhana, untuk tempat tinggalnya dan anaknya.

"Manda, kamu ajak main Zico dulu ya, katanya dia kangen sekali sama kamu" ucap Alesha, menyuruh Amanda untuk bermain dengan Zico. Karena dia melihat Zico tidak mau melepas pelukannya dari Amanda.

"Tapi yang jadi kasirnya siapa bos? Atau saya panggil Dion dulu ya bos untuk menggantikan saya" ucap Amanda hendak memanggil teman kerja, tapi ditahan oleh Alesha.

"Saya saja, kamu tidak perlu panggil Dion, dia punya tugasnya sendiri" ucap Alesha.

"Tapi bos" ucap Amanda lagi.

"Jangan panggil bos, sudah berapa kali saya bilang, panggil Alesha saja. Anggap saya sebagai teman kamu" ucap Alesha, menuju tempat kasir.

"Sekarang kamu bawa Zico main, katanya dia mau ke taman tadi, ajak dia kesana, dan kalau dia minta apa-apa, ini uangnya" ucap Alesha, memberikan uang ke Amanda dan menyuruh Amanda membawa Zico ke taman.

"Dan satu lagi, jangan terima pemberian dari sembarang orang, dan jangan kotori otak polos anak saya" ucap Alesha memandang Amanda tajam.

Amanda yang melihat Alesha, yang menatapnya dengan tajam, hanya bisa meneguk ludahnya kasar. "Seram bos" ucap Amanda dalam hati.

"Ayo Zico! ikut Aunty Manda yuk ketaman" ucap Amanda, menggandeng tangan Zico keluar dari cafe.

"Mama, Zizi pergi dulu, fighting mama!! Teriak Zico, menyemangati Alesha.

Alesha yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis. "Kenapa kamu sangat mirip dengannya Zico" ucap Alesha dalam hati, membayangkan masa lalu, tentang pertemuan pertamanya dengan ayah Zico.

Flashback On

BRUK....

Seorang siswa perempuan terlihat menabrak dan menumpahkan minuman ke seragam siswa laki-laki yang berprawakan tinggi dan juga tampan, akan tetapi di hiasi dengan wajah dingin.

"Aduh, maaf, saya tidak sengaja" ucap siswa perempuan, sembari membersihkan seragam siswa yang ditabraknya dengan sapu tangan yang dibawa.

Siswa laki-laki itu, tidak bergeming. Dia hanya berdiam diri di tempatnya sembari melihat gadis itu membersihkan seragamnya. Dia tampak terpesona dengan kecantikan sang gadis. Namun dengan cepat dia menampiknya dan mendorong gadis itu hingga terjatuh.

"Alesha!" teriak seorang gadis dengan rambut kuncir kudanya, berlari ke arah Alesha.

Alesha yang mendengar temannya memanggilnya, segera berdiri.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya temanya yang melihat Alesha terjatuh karena di dorong oleh kakak senior tadi.

"Aku tidak apa-apa, Rose. ayo ke kelas, nanti kita telat, terus tidak di izinkan masuk lagi" jawab Alesha melanjutkan langkahnya menuju ke kelas.

"Alesha tunggu!" teriak Rose, karena Alesha meninggalkannya.

"Alesha, jangan cepat-cepat jalannya" ucap Rose yang sedang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Alesha.

"Alesha, tadi kamu kenapa tiba-tiba di dorong oleh kak Alfa?" tanya Rose

"Kak Alfa, jadi dia senior disini?" tanya Alesha

"Iya, kak Alfarizi Kavindra Awin, dia itu terkenal bad boy loh Sha, jadi kamu jangan cari masalah sama dia" ucap Rose.

"Aku tidak cari masalah dengannya, tadi aku tidak sengaja menabraknya. Tapi pada saat aku membersihkan seragamnya dia malah mendorongku" ucap Alseha.

"Oh" gumam Rose.

avataravatar