webnovel

Terpaksa satu kamar

Alika langsung beranjak lari keluar kamar, dengan terburu buru ia pun pergi ke kamar yang terletak di sebelah kiri kamarnya. Tak lain itu adalah kamar Yustaf.

Meskipun pintu kamarnya tertutup, namun Alika tak memiliki pilihan selain menerobos masuk ke dalan kamarnya dan untungnya tidak terkunci!

"Yus, ini gawat! sangat gawat!" ucap Alika panik, namun tidak ada siapapun disana, yang ada hanyalah baju dan celana kasual yang tadi Yustaf pakai. Tidak salah lagi... dia pasti sedang di kamar mandi!

Alika pun langsung menggedor gedor pintu kamar mandi yang hanya beberapa langkah dari sana seraya memekik.

"YUS! YUS! CEPAT KELUAR PLIS! PLIS BUKA PINTUNYA YUS! INI GAWAT!" pekik Alika.

Setelahnya, sayup sayup suara Yustaf pun terdengar didalam sana. "Ada apa Al? Iya saya keluar. Tunggu sebentar." ucap Yustaf dari dalam.

"Cepetan ya!" pekik Alika.

Beberapa menit berlalu, namun Yustaf masih belum keluar juga dari dalam kamar mandi. Terlebih lagi suara pekikan ibunya semakin terdengar jelas dan sangat dekat, meneriaki namanya berulang kali, seraya berjalan menaiki satu persatu anak tangga.

"Al? Alika? Yustaf? Kamu dimana nak? Udah tidur ya?!" pekik Ratna.

Alika menggedor gedor kembali dengan kencang dan panik, bahkan kedua matanya terus terfokus ke belakang, ke arah pintu kamar tersebut, khawatir jika ibunya tiba tiba datang.

Tak sadar jika pintu kamar mandi yang semula tertutup kini membuka dan mengeluarkan Yustaf yang dalam keadaan setengah telanjang, berdada bidang nan kekar yang hanya terbalut handuk saja.

Alika masih coba mengetuk pintu tanpa disadari ia jadi mengetuk dada kokoh dihadapannya yang dengan spontan langsung mengejutkan Alika dan tak pelak membuat kedua matanya melotot.

Alika memekik.

"Hwaaaa!!!" teriakan Alika barusan bahkan sampai terdengar ke telinga Ratna.

"Loh, itu suara teriakan Alika kan?!" gumam Ratna yang langsung mempercepat langkah kakinya menaiki tangga.

Alika langsung dengan cepat mundur ke belakangnya, disertai juga dengan kesepuluh jarinya yang menutup kedua matanya.

Alika tidak terbiasa melihat lelaki bertelanjang dada seperti ini, terlebih ia pun tidak memiliki saudara laki laki, pantas jika ia bertingkah seolah habis melihat orang bugil.

Tiba tiba saja suara tapak kaki sandal ibunya begitu terdengar, diiringi dengan suara teriakan yang keluar dari mulut Ratna.

"Al?! Kok ibu kesini enggak disambut sih? Lagi mandi ya?! Inget loh! Udah malem, jangan suka mandi malem malem!" teriak Ratna yang masih memijaki tangga.

Alika merasa tidak memiliki pilihan, ia pun langsung terburu buru mengambil celana Yustaf dan langsung menggamit tangan Yustaf, membawanya keluar dari kamar tersebut, lalu masuk ke kamar Alika dengan cepat.

Tanpa Alika sadari, jika ia hanya membawa celana Yustaf saja tidak dengan bajunya yang ditinggalkan di kamar sebelah karena saking paniknya.

Alika langsung menutup pintu kamarnya dan kunci.

Meskipun ketika berbalik menghadap Yustaf ia langsung menutup kedua matanya dengan satu tangannya, meskipun agak susah, sesegera mungkin Alika menyerahkan celana hitam tersebut pada Yustaf.

"Pakai cepat. Aku akan berpaling ke belakang. Ibuku sebentar lagi kesini!" ucap Alika

Lelaki itu pun menerimanya dengan cepat. Alika langsung berbalik badan menghadap ke belakangnya, masih dalam keadaan menutup kedua matanya.

"Kamu tidak membawa bajunya ya?" tanya Yustaf.

"Iya, aku terlalu panik sampai hanya membawa celanamu aja." ujar Alika masih menutup kedua matanya.

Yustaf yang sudah selesai memakai celananya pun segera berkata.

"Saya sudah selesai memakai celananya." ucap Yustaf yang langsung dipegang tangannya oleh Alika, menariknya hingga mendorongnya ke atas kasur hingga lelai itu terbaring. Yustaf terkejut. "Apa yang---?"

"Maaf Yus.. tapi kali ini saja. Ikuti mauku oke?" pinta Alika yang matanya masih menghindari melihat bagian tubuh Yustaf yang masih bertelanjang dada. Yustaf terheran. Apa sebenarnya yang wanita ini rencanakan?

Tak lama kemudian pintu kamar Alika pun tiba tiba dibuka oleh Ratna dan sontak saja Ratna langsung terbelalak ketika melihat Alika yang memakai tanktop saja sedang duduk diatas tubuh Yustaf yang bertelanjang dada.

Posisi yang sangat ambigu dan membuat Ratna langsung berpikiran jika mereka sedang melakukan hubungan intim. Ratna pun langsung nyengir ketika dilihat oleh Alika dan Yustaf saat itu, ia segera meminta maaf.

"Oalah, maaf ya ganggu kalian. Kirain lagi apa. Udah terusin aja. Terusin ya.. supaya ibu mertua bisa cepet punya cucu. Al, mama ke bawah dulu ya." ucap Ratna pamit pergi tak lupa menurup rapat kamar Alika seperti semula.

Setelah Ratna pergi, Alika dan Yustaf saling menatap satu sama lain lalu dengan cepat mereka saling menjauhkan diri dan memalingkan wajah ke arah lain, tidak ingin terus berada dalam posisi ambigu seperti itu.

Terlebih Alika yang langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"M-maaf.. itu terpaksa aku lakukan untuk membuat ibuku semakin yakin dengan hubungan diantara kita." jelas Alika masih menutup kedua matanya dengan sepuluh jarinya itu.

"Iya, tidak apa apa." ucap Yustaf tersenyum tipis meski kembali memalingkan matanya ke arah lain. Alika yang tidak mau berdiri terus disana dalam keadaan tidak nyaman, langsung saja mengalihkan perhatian Yustaf.

"Oh iya Yus, aku ambil bajumu dulu ya di kamar sebelah." ucap Alika langsung bergegas pergi.

Yustaf yang melihat Alika sudah pergi dari kamar itu langsung menghela nafas lega. Ia benar benar merasa jantungan barusan, seakan mau copot. Apalagi ketika wanita itu berada dalam posisi ambigu seperti tadi yaitu tubuhnya berada diatas kedua pangkal pahanya.

Ia benar benar merasa malu, hingga wajahnya terasa sangat panas.

Alika masuk kembali ke dalam kamarnya dan berikan baju yang dibawanya dari kamar kepada Yustaf.

Lelaki itu pun segera memakainya, membiarkan Alika menjauh dan menutup kedua matanya, membelakangi Yustaf yang sedang memakai baju.

"Kamu bisa berbalik." ucap Yustaf memberi tahu pada Alika jika dirinya sudah selesai memakai bajunya. Alika pun segera berbalik menghadap Yustaf dan malu malu melakukan kontak mata dengannya.

"Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apa sekarang saya boleh kembali ke kamar saya?" tanya Yustaf.

"Jangan!" seru Alika, ia kembali meneruskan perkataannya. "Aku rasa ibuku masih akan terus ada disini." ucap Alika.

"Kamu yakin?" tanya Yustaf.

"Iya, oh atau aku tanya saja ya ke ibuku sekarang? Kamu tunggu disini dulu ya Yus. Bentar." pinta Alika langsung bergegas keluar dari kamarnya, kembali meninggalkan Yustaf seorang diri di kamarnya.

Alika berjalan cepat menuruni tangga rumahnya, berjalan menuju arah belakang rumahnya, yang tak lain tempat dimana Ratna berada, ternyata Ratna sedang berkutat dengan wajan dan beberapa makanan sisa acara pernikahan tadi yang coba ia masa kembali alias dihangatkan.

Alika yang sejak awal menyadari keberadaan Ratna di dapur dipicu karena suara oseng oseng wajannya lalu langsung mendekati Ratna.

Ratna menyadari kehadiran Alika dibelakangnya, ia menoleh. "Loh, kok kamu disini? Bukannya kamu lagi bikin anak sama dia?" tanya Ratna yang langsung di gerutui oleh Alika. "Apa sih bu, bikin anak bahasanya." gerutu Alika.

"Eh, ini ibu ngangetin makanan buat kamu makan besok ya? Jadi besok enggak usah repot repot masak." ujar Ratna.

"Buat ibu aja deh, Alika biar nyari lauk matang besok." ujar Alika.

"Mana keburu atuh neng? Kamu kan berangkat pagi." dalih Ratna.

"O,oh.. terus ibu pulangnya kapan... er maksud Al, ibu bakal pulang malam apa gimana?" tanya Alika menanyakan kapan ibunya akan pulang, dengan perasaan tidak enak karena khawatir beliau menganggap itu pengusiran.

Ratna tersenyum.

"Kenapa memangnya? Kamu mau ibu cepet cepet pulang ya? Biar bisa berduaan sama Yustaf?" tanya Ratna.

Alika tidak berniat membuat penyangkalan, karena ini juga bagian dari rencananya agar ibunya itu segera pulang ke rumahnya dan membiarkan Alika serta Yustaf bisa tidur di kamar terpisah.

"Ibu akan pulang nanti setelah ibu beres beres rumah ini. Udah kamu tidur aja sekarang, lanjutin bikin anaknya. Ibu enggak bakal ganggu lagi deh." ucap Ratna.

Meskipun Alika merasa bingung dengan ini, ia pun tidak memiliki pilihan selain menuruti kemauan ibunya itu dan pergi dari sana.

Dengan kata lain... khusus malam ini... dirinya maupun Yustaf...akan tidur di kamar yang sama!

Ya, setidaknya sampai ibunya kembali ke rumah.