webnovel

Berlian for Rayn

Berlian Zein menemukan tunangannya, berselingkuh di kamar hotel Hilton pada saat dia bertugas sebagai pengantar makanan. Siapa sangka jika tunangannya, Nicolas Wilson berselingkuh dengan adik tirinya, Maria Zein. Berlian merasa sangat kecewa dan frustasi sehingga membuatnya hilang akal dan dia malah terjebak dengan pernikahan dingin dengan Rayn San. Pria itu adalah Tuan Muda yang berasal dari keluarga bangsawan. Tempramen yang dingin, membuat orang takut dengannya. Selain itu, dia juga Ceo dari perusahaan San Entertainment. Meskipun demikian, identitasnya itu dirahasiakan. Dia hanya muncul sesekali saja di masyarakat. Apakah Rayn San akan membantu Berlian untuk membalaskan dendamnya pada Maria dan Nicolas atau musuhnya? follow me on instagram @f3.134

Ficee · Urban
Not enough ratings
178 Chs

Diner

Happy reading

Berlian tertegun, baru kemudian teringat bahwa sekarang sudah lewat pukul delapan. Ketika dia pertama kali tiba di San House. Bibi Lena sudah memberitahunya tentang peraturan di rumah itu. Tidak ada makan malam setelah pukul delapan, ini ditetapkan pada saat Tuan besar San mengirimnya untuk menjaga Rayn San.

Peraturan itu dibuat agar cucunya tidak bekerja sampai larut malam. Seluruh anggota di keluarga San mematuhi peraturan ini.

Berlian tertawa canggung. "Maaf, aku lupa. Untuk menebusnya, aku akan mentraktirmu makan malam."

Rayn San mendongkak kepalanya. Sepasang mata hitam pekat menatapnya dan senyuman tipis melengkung dengan manis. "Yang benar?"

"Iya."

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi." Rayn San meminta Kevin segera meluncurkan mobilnya ke tempat yang telah dia pesan sebelumnya. Setelah beberapa menit berlalu, mobil memasuki halaman restoran. Keduanya turun dari mobil. Berlian mendongkak dan melihat tiga kata besar di depannya.

Tempat apa ini?

Dia belum pernah datang ke sini sebelumnya. Selain itu, dia belum pernah mendengar tempat ini juga selama dia tinggal di Berlin. Tapi dia tidak terlalu memikirkannya.

Rayn San meraih tangannya dan mereka masuk ke dalam bersama.

Ada penjaga pintu di pintu depan, dan setelah bertanya tentang ruangan yang mereka pesan, mereka digiring masuk ke dalam oleh penjaga dengan sopan.

Berlian dan Rayn memasuki vila dengan langkah cepat, mereka disambut dengan danau yang luas setelah melewati jalan bebatuan. Di bawah langit malam, cahaya lampu jalan memantulkan gemerlap riak di danau. Ujung danau tidak terlihat sekilas.

Penjaga pintu membawa mereka menaiki tangga menuju ke lobi. Kemudian, mereka naik eskalator lagi sebelum akhirnya tiba di ruangan yang telah mereka pesan sebelumnya. Nama ruangan itu Danau Bintang. Ruangan itu didecor dengan gaya artistik. Interior di dalam ditata dengan baik sehingga memberikan pelanggan pengalaman yang menyenangkan.

Ada sebuah jendela besar yang berletak di bagian selatan. Bagian luarnya menghadap ke danau, jika berdiri di sini, maka seseorang dapat melihat pemandangan danau lebih luas lagi. Selain itu, juga bisa melihat lampu kecil yang ada di atas jembatan batu. Pemandangan itu sangat luar biasa.

Berlian tersenyum, "Pemandangan di sini sangat indah, aku menyukainya."

Rayn San mengaitkan bibirnya membentuk senyuman. Dia sudah tahu apa yang disukai Berlian. Oleh karena itu, dia memilih tempat ini. Setelah itu mereka duduk dan memesan beberapa hidangan. Rasa hidangan itu juga merupakan kesukaan Berlian.

Dia menjadi malu dengan perhatian pria itu. Berlian selalu merasa seolah-olah dia telah memanfaatkannya, tetapi tidak ada yang bisa membalasnya dengan cara apapun.

Setelah makan, Berlian pergi ke kamar mandi. Sebenarnya, ada kamar mandi di dalam ruangan itu, tetapi tidak cukup kedap suara untuk digunakan. Sedangkan toilet umum berada di ujung koridor, di sebelah lift. Setelah meninggalkan ruangan itu, Berlian keluar dari pintu menuju ke toilet umum wanita dipandu oleh pelayan yang menunjukan arahnya.

Begitu dia keluar dari kamar mandi, dia tiba-tiba melihat sekilas sosok yang dikenalnya berjalan ke arah dia berada. Berlian tertegun, dan tanpa mengetahui alasannya, dia mundur selangkah.

Lalu bersembunyi di balik pilar di pintu kamar mandi.

Itu adalah Maria dan Nicolas yang datang, dan bersama mereka ada seorang pria paruh baya yang berkacamata hitam.

Berlian langsung mengenalinya. Pria itu adalah sutradara Jacob San yang terkenal di Berlin. Dia mendengar mereka bertiga berbicara dan tertawa.

Jacob San tertawa dan berkata, "Tuan Muda Wilson, Saya pernah mendengar bahwa Anda memiliki istri yang cantik tetapi saya tidak tahu jika wanita itu adalah Maria Zein."

Nicolas membalasnya dengan senyuman, "Direktur San, terima kasih sudah menjaga Maria selama ini. Saya menantikan kerjasama yang menyenangkan kali ini."

"Tentu saja. Maria akan menjadi artis muda terbaik di generasi ini dengan potensi yang dia miliki."

Maria menyunging senyumannya. "Direktur San, terima kasih. Itu semua berkat Anda."

"Aku mengerjakan naskah 'Putri danau' selama bertahun-tahun, jadi kau tidak boleh mengecewakan aku, Maria!"

Maria mengangguk patuh. "Jangan khawatir, Direktur San. Aku tidak akan mengecewakanmu."

"Itu bagus… Aku merasa tenang."

Akhirnya mereka berjalan melewati Berlian. Dia baru keluar saat mereka masuk ke lift. Berlian mendengar percakapan mereka. Dia pernah mendengar tentang naskah yang disebutkan oleh sutradara tadi. Selain itu dia juga pernah membaca tentang naskah itu.

Naskah itu bercerita tentang pertempuran dua wanita yang memperebut satu pria. Selain itu, drama ini sepertinya memiliki jalur yang apik sehingga membuat daya tarik tersendiri. Tidak hanya memperebut hati seorang pria saja tetapi wanita juga dapat bersaing dengan pria.

Sayang sekali karena naskahnya membutuhkan modal yang besar karena melibatkan banyak Negara di dalamnya sehingga proyek itu terhenti sementara ini tetapi tidak ada yang menyangka bahwa naskah itu akan segera digarap. 'Apakah Maria Zein akan menjadi peran utamanya?'

Berlian menunduk saat dia mendapatkan ide. Ketika dia kembali ke ruangannya, dia mengetahui bahwa Rayn San telah membayar makanan mereka.

Berlian merasa malu. Tadi dia bilang bahwa makan malam ini, dia yang akan traktir tetapi apa yang terjadi Rayn yang membayar akhirnya.

Rayn San mengamit tangan Berlian saat mereka berjalan keluar sambil berkata, "Milikku adalah milikmu, jadi bukankah sama saja siapa dari kita yang membayar tagihannya? Nyonya San, apakah kamu lupa kita sudah menikah?"

Berlian tersipu. Dia berkata pelan, "Bukankah itu berarti kamu tidak beruntung?"

Rayn terkekeh, "Um, karena kamu menyadarinya jadi kamu harus melayaniku dengan baik malam ini."

Saat Rayn berbicara, dia memberi petunjuk pada Berlian dengan mencubit telapak tangannya. Berlian langsung menegang. Dia berbalik menatap Rayn dan mengertakan gigi. "Uh.. Jangan pernah berpikir tentang itu."

Setelah itu, dia dengan cepat melepaskan tangan Rayn dan masuk ke mobil. Pria itu mengikutinya dari belakangnya dengan senyuman di wajahnya. Begitu mereka berada di dalam mobil, dia bertanya dengan riang, "Maksudku, aku memintamu untuk menyiapkan perlengkapan mandi untukku nanti, kenapa kamu begitu gelisah? Apakah kamu berpikir untuk membuat sesuatu yang lain?"

Berlian terdiam. Dia tahu bahwa Rayn suka menggodanya.

Saat dia berada di rumah, Berlian dengan cepat mencari infomasi tentang 'Putri Danau' sebelumnya dia sudah pernah membaca naskah itu tetapi dia lupa detailnya. Untungnya ada banyak informasi di internet, jadi dia mengumpulkan semua informasi itu.

Dia tahu itu, kepopuleran pria ini!

Setelah Berlian menyalin informasi ke dalam sebuah dokumen, kemudian dia mengirimkan ke Cheryl. Tidak lama kemudian, Cheryl membalas pesannya. (Kak Lian, apakah kamu memintaku untuk berperan di dalam drama ini?)

Berlian langsung berkata, (Mm, lihat dan bacalah, apakah kamu menyukainya? Lalu beritahu aku tentang itu)

Bersambung