Prolog.

Tenang dan memikat, itu kenapa aku menyukai senja. Aku selalu duduk di rooftop hanya untuk menyaksikan matahari tenggelam dengan semburat orange yang menyala. Dengan di temani oleh sang angin, aku menutup mataku, mengosongkan pikiranku sejenak, dan memikirkan sebuah ide.

"Ga kerasa, senjanya udah ilang aja." ucapku sembari melihat arloji yang ada di tangan kiriku.

"Alright, mari kita pul—eh, sejak kapan kamu disitu?"

Sejak kapan ada seseorang disini? apa ia penjahat? atau ada maksud tertentu?

"sejak kamu berbicara sendirian."

"k-kamu mau ngapain?! jangan dekat dekat!"

"Ga, aku ga jahat. Aku cuma-"

"Gak percaya!"

Aku langsung bergegas pergi meninggalkan pria itu. Gila aja kalo aku di apa apain di rooftop.

"Sinting banget, orang gue nya mau duduk disini juga."

Di tempat itu, adalah tempat pertama kali kita bertemu. Iya, aku dan kamu.