4 4

"Serang dia!"

Tanuma berteriak. Jari telunjuknya menunjuk ke arah Satou.

Geng Tanuma pun mulai maju secara bersamaan, mereka tertawa kecil sambil melihat pria bernama Satou dengan ekspresi menghina.

Salah satu dari mereka berkata; "Nak, menyerahlah. Kau hanya satu, dan kita berkelompok, kita bisa menghajarmu kapanpun kita mau. Hahaha!"

"Hahaha, benar sekali. Menyerahlah nak!"

Anggota geng Tanuma yang lain ikut tertawa menghina.

"Mungkin kita juga bisa berbagi wanita cantik itu untukmu juga, hehe..."

"Bagaimana?"

Godaan iblis pun diluncurkan.

Di sisi lain, Satou mengelus dagunya secara perlahan. Dia berjalan dengan langkah ringang ke arah pria yang barusan menawarinya; "Oh... Benarkah?" Kata Satou dengan senyum tipis.

Harusaki yang sebelumnya mendapat harapan segera berperasangka buruk; 'Bagaimana jika Satou-kun setuju?' 'A-Aku...' Ekspresi ketakutan terlihat semakin jelas dari wajah Harusaki.

Tapi saat itu tiba-tiba suara pukulan keras terdengar! Mata Harusaki terbelalak lebar.

"Maaf aku menolak!"

Satou meludahi wajah bajingan tersebut.

"Bajingan! Aku akan membunuh-"

Bajingan itu berteriak keras, tapi sebelum dia menyelesaikan perkataannya. Tiba-tiba sebuah pukulan keras menghantap hidungnya.

*Baam!*

"Aghhh!"

"Harusaki, pergilah dan segera lapor ke kantor polisi. Aku akan mengurus para tempe busuk ini..."

Satou berkata santai sambil membunyikan jari-jarinya.

"B-Baik!"

Harusaki mengangguk segera, setelah itu dia berbalik pergi dan segera berlari menuju kantor polisi yang ia ketahui.

---

"Fuck! Mati kau!"

Suara hembusan angin dari balok kayu yang diayunkan terdengar di telinga Satou.

Karena pelatihan militer yang pernah dilakukannya di kehidupan sebelumnya, secara reflek Satou segera menghindari hal tersebut.

"Ap- Agh!!!!"

Tanuma terkejut dan juga tak percaya. Serangannya barusan tidak mengenai Satou sesuai harapannya, setelah itu dia merasakan pukulan uppercut mulus tepat di bawah dagunya.

Karena rasa sakit yang tak tertahankan, Tanuma meronta-ronta di atas trotoar becek sambil memegangi dagunya.

Di sisi lain, Satou segera menyelesaikan Tanuma dengan tendangan di bagian perutnya. Setelah itu teriakan Tanuma berangsur-angsur mengecil, dan dia pun pingsan.

"Huff..."

"Huff..."

"Huff..."

Nafas Satou tersenggal-senggal, rasa lelah ekstrim segera dia rasakan. Walaupun dia pandai bertarung, tapi bukan berarti dia bisa menghindari semua serangan mereka. Hal ini di buktikan dengan beberapa luka yang di derita oleh Satou dalam pertarungannya tadi.

Buku-buku jarinya lecet dan mengeluarkan darah, beberapa memar juga terlihat di wajahnya.

Sambil tertatih-tatih, Satou mengistirahatkan punggungnya ke arah dinding gang gelap tersebut.

Saat itu tiba-tiba suara sirine mobil polisi terdengar. Dan suara familiar dari wanita cantik sekaligus temannya terdengar memanggil namanya.

"Satou kun!"

Harusaki berlari ke arah Satou diiringi dengan beberapa polisi bersenjata di belakangnya.

Satou tersenyum, dia pun bergumam; "Ah... Sungguh hari yang melelahkan."

avataravatar
Next chapter