1 Menikah Dengan Tuan Muda Cacat

Melati sudah terbiasa hidup dengan dibenci oleh Ayahnya sendiri dan kali ini melati juga harus membiasakan diri untuk dibenci banyak orang dengan berbagai alasan darinya yang tidak bisa menghindari dari pernikahan dadakan dengan seorang pria tampan yang duduk di kursi roda karena lumpuh.

Tiba-tiba pria tampan yang ada di kursi roda itu melamar Melati dengan mendatangi Ayah Melati langsung, Melati bahkan tidak diberi kesempatan untuk berpendapat disini Ayah dan ibunya lah yang memutuskan segalanya yang berkaitan dengan lamaran Tuan muda kaya raya dan berasal dari keluarga terpandang ini.

Walaupun telah selesai ijabkabul laki-laki yang telah sah menjadi suami melati itu memutuskan untuk membawa Melati pergi jauh dari Ayah dan ibunya serta keluarga besar Melati yang selama ini padahal menginginkan Melati tinggal disekitar mereka.

"Bagaimana mungkin Tuan muda melanggar perjanjian, Tuan muda malah membawa putri sulungku begitu saja setelah menikahinya ini tidak adil aku ibunya aku ingin selalu dekat dengan putriku." ucap Sumaya yang tidak ingin berpisah dengan Putri sulung yang selama ini dijaga dan dirawat olehnya walaupun saat ini dirinya sedang mengandung anak kembar dan hasil USG menyatakan anak yang dikandungnya adalah anak laki-laki membuat Mahesa sangat senang.

"Istri ku kamu tahukan jika kita telah menandatangani perjanjian demi masa depan calon putra kita nanti, dan demi kebahagiaan putri sulung kita biarkanlah dia ikut tuan muda. Lagi pula walaupun cacat tuan muda memiliki banyak sekali orang-orang yang bisa melindungi dan menjaga Putri sulung kita itu mereka pasti akan bahagia." ucap Mahesa yang saat ini sangat yakin putrinya akan hidup bahagia dengan tuan muda cacat yang baru dikenalnya beberapa hari ini.

"Bagaimana kamu sangat yakin pada orang baru sedang suamiku biasanya kamu selalu saja meragukan kami dan bahkan putrimu sendiri yang telah berusaha untuk berprestasi untuk mendapatkan sekedar ucapan kamu yang bangga akan kehadirannya.....," batin Sumaya yang saat ini tidak percaya suaminya bisa begitu tega menikahkan Putri kesayangannya itu dengan laki-laki yang menurut Sumaya belum tentu bisa membuat putrinya bahagia selain karena dalam keadaan cacat Suami dari Melati itu juga sangat irit bicara dan terlihat bodoh.

"Sudahlah jangan terlalu banyak pikiran nanti dirimu dan calon putra kita bisa terlalu lelah memikirkan masalah ini." ucap Mahesa yang tidak ingin terjadi pada sesuatu yang buruk pada istri dan calon putra yang sangat impikannya sejak lama.

Yang terpenting bagi Mahesa saat ini perkebunannya Teh yang cukup luas suadah menjadi miliknya serta mereka tidak hanya terlepas dari hutang yang cukup banyak selama ini tapi juga mendapat Aset kekayaan yang cukup banyak dengan menikahkan Putri sulungnya yang menurut Mahesa dulu tidak bisa memberikan kebahagiaan apapun pada keluarga mereka saat ini justru Melati yang telah membuat keluarga mereka lebih terpandang meskipun sedikit dengan pro dan kontra yang cukup rumit.

"Suamiku aku tidak pernah menyangka jika kamu ternyata bisa begitu jahat bahkan tega menjual putri kandung mu sendiri demi kekayaan dan kemewahan dunia yang sementara....," ucap Sumaya yang syok saat melihat isi perjanjian antara suaminya dan menantunya yang tidak memperbolehkan mereka mereka mengunjungi putri mereka sebelum 2 tahun berlalu.

Bagaimana ada seorang Ayah yang begitu tidak memiliki hati seperti suaminya ini hanya karena putri sulung mereka yang lahir bukan sesuai dengan keinginannya yang sangat menginginkan seorang putra Mahesa malah begitu tega menjualnya dan memisahkan putri dan ibu yang selama ini tidak pernah berpisah.

Sumaya bahkan telah berusaha menentukan agar pernikahan yang menurutnya merugikan putrinya ini tidak terjadi tapi suaminya tetap kekeh menikahkan Putri sulung mereka dengan Tuan muda cacat yang cukup aneh itu.

"Putri ku maafkan Ibu nak, Ibu telah berusaha membuat Ayahmu ini sadar jika kamu sangatlah berarti tapi nyatanya untuk menghargai istrinya sangat sulit apalagi menghargai mu nak. Saat ini jika buka aku sedang mengandung putranya dia jiga mungkin tidak akan ragu untuk menjual ku." batin Sumaya yang tidak mengerti dengan pemikiran Suaminya yang rumit dan tidak pernah menghargai istri dan putrinya sendiri tapi selalu terlihat baik didepan orang banyak.

"Assalamualaikum Ayah, ibu aku hanya ingin mengatakan jika kami akan pamit." ucap Melati yang saat ini dengan suara yang cukup bergetar menahan tangisnya karena masih tidak percaya diri harus terpisah mulai hari ini juga dengan ibu yang selama ini selalu menyayangi dan menjaganya dengan sangat baik.

Sementara Melati tidak berharap terlalu tinggi dengan Ayahnya yang memang telah membuat terbiasa diabaikan oleh laki-laki yang selalu dipanggilnya Ayah sejak kecil itu tapi tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang putri kandungnya sendiri. Lebih tepatnya Melati yang hanya harus membuatnya bangga tapi pencapaian yang dicapai oleh Melati tidak pernah dihargai oleh Ayahnya sendiri.

Berbeda dengan istrinya tercinta yang terlihat sedih saat melihat kedatangan Putri yang datang untuk berpamitan pergi padanya, Mahesa malah terlihat sangat bahagia dan sangat membanggakan menantunya itu.

"Menantuku ingatlah kamu harus menjaga Putri kesayanganku dengan sangat baik. Selama ini dia dilimpahi kasih sayang ingatlah janji mu sebelumnya yang kau ucapan dihadapan ku dan allah maha melihat." ucap Mahesa dengan wajah tersenyum manis saat ini sangat percaya dan mengencangkan kembali menantunya itu dengan segala janji yang telah diikrarkan sebelumnya antara mereka berdua dan allah saja yang tau tentunya itu dalam janji lain selain janji pernikahan.

"Insyaallah Saya akan mengingatnya seumur hidup saja Ayah." ucap laki-laki dewasa yang cukup tampa dan berbadan besar itu tampak berbicara begitu serius menanggapi ucapan Mahesa yang membuat Mahesa semangkin tersenyum lebar.

"Putri ku Ayo doron kursi roda suami mu biar pelayanan yang membawakan koper mu....," ucap Mahesa bahkan tidak memberikan banyak waktu untuk ibu dan anak yang saling Berpelukan berpisah ini.

"Aku saat ini tidak akan bertanya Mengapa Ayah terlihat begitu bahagia dengan kepergian ku karena aku tahu ini mungkin adalah mimpi yang sangat dicintainya tapi aku merasa sangat berat berpisah dengan ibu aku takut ibu tidak baik-baik saja bersama Ayah yang kadang begitu temperamen ketika marah." Batin Melati yang saat ini berling air mata menatap kearah Ibunya yang juga menangis.

"Aku berjanji jika kesedihan mu ini tidak akan berlangsung lama istri ku." batin laki-laki dewasa yang cukup tampan itu tampak merasa tidak tega melihat gadis cantik yang begitu diinginkannya yang saat ini telah menjadi istrinya tampak begitu berat meninggalkan Ibunya yang selama ini selalu menjadi dan merawat istrinya dengan penuh kasih sayang.

Melati mendorong kursi roda Suaminya itu tanpa menoleh sedikit pun pada ayahnya setelah mengucapkan salam perpisahan Melati akhirnya memasuki mobil mewah Melik suaminya itu dengan beberapa bantuan dari orang kepercayaan suami Melati yang bahkan Namanya saja belum Melati ketahui.

"Apakah kamu menyesal menikah dengan ku?" tanya laki-laki tampan itu karena dalam diam pun menurutnya Melati tidak pernah berhenti meneteskan air mata yang tentu saja diketahui oleh laki-laki tampan yang selalu mengamati dengan teliti tingkah laku istrinya yang sama sekali tidak silau akan kemewahan dan lebih menunjukkan kesedihan saat telah menjadi istrinya.

"Tidak tuan muda, saya hanya merasa terharu karena Ayah saya terlihat sangat gembira setelah sekian lama aku bisa melihat senyum Ayah yang selama ini sangat sulit kudapatkan." ucap Melati yang saat ini merasa terharu dan lega setidaknya kepergiannya mampu mengukir sedikit kebahagiaan di wajah Ayah yang selama ini tidak pernah menganggapnya ada.

"Baguslah, karena kamu memang harus wajib bahagia bersama ku." ucap Laki-laki tampan itu yang berhasil membuat Melati tersenyum kecil mendengar merasa sedikit heran ucapan Suaminya yang baru dikenalnya belum genap tiga hari tapi dihari ini juga mereka tiba-tiba telah menikah.

avataravatar
Next chapter