webnovel

Episode 2

Keesokan harinya.. 

Di rumah Kamil 

Di kamar Titah dan Kamil.. 

"Sudah siap semua sayang ?", tanya Kamil. 

"Sudah mas, anak-anak juga sudah siap kok..", jawab Titah. 

"Ya sudah yuk, kita berangkat ke bandara", kata Kamil. 

"Iya mas, anak-anak", sambung Titah. 

Di bandara.. 

"Hati-hati di jalan ya mil, tah", kata Fitroh yang mengantar Titah dan Kamil ke bandara. 

"Iya a, assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada Fitroh. 

"Wa'alaikumussalam", Fitroh menjawab salam dari Kamil. 

Keesokan harinya.. 

Kanada 

Di rumah Kamil 

Di kamar Kamil Junior.. 

"Kamu sudah tidur ya sayang, capek ya sayang", kata Titah yang melihat anaknya tidur. 

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Kamil. 

"Junior tidur ?", tanya Kamil. 

"Iya mas, tidurnya lelap sekali", jawab Titah. 

"Ya sudah kita ke ruang tengah yuk", ajak Kamil. 

"Iya mas", seru Titah. 

Di ruang tengah.. 

"Jo, Paijo..", seru Kamil. 

"Nggih pak Kamil, enten menapa ?" 

(Ya pak Kamil, ada apa ?), tanya Paijo. 

"Tolong buatkan kopi ya", jawab Kamil. 

"Nggih pak Kamil" 

(Ya pak Kamil), Paijo melaksanakan perintah dari Titah. 

"Kamu lagi apa sayang ?", tanya Kamil. 

"Ini loh aku lagi mencari sekolah untuk Junior, mas", jawab Titah. 

"Oh..", seru Kamil. 

"Ya..", sambung Titah. 

Lima menit kemudian.. 

Masih di ruang tengah.. 

"Amit pak Kamil, niki kopinya" 

(Permisi pak Kamil, ini kopinya), kata Paijo. 

"Oh ya, terimakasih ya jo", sambung Kamil. 

"Sama-sama", kata Paijo lagi. 

"Alhamdulillah ketemu sekolah untuk Kamil junior, mas..", kata Titah. 

"Kapan kamu mau ke sana sayang ?", tanya Kamil. 

"Insyaallah besok atau lusa mas, terserah mas saja", jawab Titah. 

"Besok saja, ke kantor kan bisa agak siangan", kata Kamil lagi. 

"Oh gitu ya sudah, terserah mas Kamil saja mau nya seperti apa", kata Titah lagi. 

"Kamu ngapain jo, kok masih ada disini ?", tanya Kamil. 

"Saya mau bertanya lagi pak Kamil pada bu Kamil, karena pak Kamil dan bu Kamil sedang ngobrol, lebih baik saya tunggu disini saja sampai bapak dan ibu selesai", jawab Paijo. 

"Benar itu mas, menyela pembicaraan seseorang itu tidak baik, tidak sopan, kalau kata ibu, tidak punya tata krama", kata Titah lagi. 

"Oh iya benar kamu sayang, ya sudah kamu mau tanya apa ke istri saya ?", tanya Kamil lagi. 

"Saya mau tanya, makan malam hari ini mau makan apa, dan bahannya tidak ada di dapur bu Kamil ?", tanya Paijo. 

"Hari ini gak usah masak, kita makan di luar, semuanya ikut termasuk kamu dan Cengek ya, oh ya satu lagi kamu lihat Junior di kamarnya gih sudah bangun apa belum", jawab Kamil yang meminta Paijo untuk mengecek anaknya di kamarnya. 

"Laksanakan pak Kamil, permisi", Paijo melaksanakan perintah dari Kamil. 

"Kalau memang mau makan malam di luar bagaimana kita belanja saja sekalian mas ?", tanya Titah. 

"Boleh sayang, kita pergi sekarang saja yuk", jawab Kamil. 

"Yuk.., eh tapi Junior, mas..", kata Titah. 

"Ya sudah yuk kita ke kamarnya Junior saja kalau begitu sekarang", sambung Kamil. 

Di kamar Kamil Junior lagi.. 

"Lik jo, Junior sudah siap, yuk..", kata Kamil junior. 

"Oh nggih den mas Junior" 

(Oh ya den mas Junior), seru Paijo. 

"Assalamu'alaikum", Kamil dan Titah memberikan salam pada Kamil junior dan Paijo. 

"Wa'alaikumussalam", Kamil junior dan Paijo menjawab salam dari Kamil dan Titah. 

"Oh sudah siap kamu sayang, ya sudah kamu dan lik jo tunggu di depan dulu ya, nanti umi dan abi nyusul, sekalian acak bi Cengek ya", kata Titah. 

"Siap umi..", seru Kamil junior. 

"Oke..", sambung Titah. 

Di kamar Titah dan Kamil.. 

"Selesai tinggal sepatu", kata Titah. 

"Sayang sudah selesai atau belum ?", tanya Kamil. 

"Sudah mas Kamil, tinggal sepatunya saja yang belum mas Kamil..", jawab Titah. 

"Sepatunya yang mana, biar mas Kamil bantu cari ?", tanya Kamil lagi. 

"Yang itu loh mas..", jawab Titah lagi. 

"Yang itu loh, yang mana sayang ?", tanya Kamil lagi. 

"Yang biasa ku pakai pergi-pergi itu loh..", jawab Titah lagi. 

"Yang hitam ya sayang ?", tanya Kamil lagi. 

"Bukan mas, yang hijau", jawab Titah lagi. 

"Oh yang hijau, yang warna kesukaan kamu itu ya sayang ?", tanya Kamil lagi. 

"Iya mas Kamil..", jawab Titah lagi. 

"Aku bantu cari deh..", kata Kamil. 

Empat puluh lima menit kemudian.. 

Di depan rumah Kamil.. 

"Duh.., umi dan abi mana sih lama sekali", kata Kamil junior. 

"Yuk berangkat..", kata Titah. 

Kamil dan keluarga pergi keluar rumah untuk makan malam, sementara itu di dalam penjara, Bagus memikirkan keadaan anaknya di rumah, karena anaknya di rumah sendirian di rumah. 

Dan tujuh belas tahun kemudian, Kamil dan keluarga kembali ke Indonesia, Kamil junior juga melanjutkan kuliahnya di Universitas Indonesia Jakarta. 

17 tahun kemudian.. 

Indonesia 

Di rumah Kamil 

Di ruang tengah.. 

"Akhirnya tujuh belas tahun sudah berlalu ya mah, yah.., Kamil, Titah, dan Kamil junior akan pulang ke Indonesia", kata Fitroh. 

"Iya Fitroh, sebentar lagi Kamil dan keluarga akan kembali ke Indonesia, mama jadi gak sabar ingin bertemu dengan cucu mama, Kamil junior", kata mama. 

"Ayah juga gak sabar ingin bertemu Kamil, Titah, dan Kamil junior, cucu ayah, seperti apa ya sekarang..", kata ayah juga. 

Di depan rumah Kamil.. 

"I finally come back to my house" 

(Akhirnya saya kembali juga ke rumahku), kata Kamil junior. 

"How do you love Junior, have it back to your house, Indonesia ?" 

(Bagaimana kamu senang Junior, sudah kembali ke rumahmu, Indonesia ?), tanya Kamil. 

"Of course dad, it's so happy to get back home, house that I always miss" 

(Tentu saja ayah, senang sekali ayah bisa kembali ke rumah, rumah yang selalu ku rindu), jawab Kamil junior. 

"Already applied into the house" 

(Sudah yuk masuk ke dalam rumah), kata Titah. 

"Oke umi..", seru Kamil dan Kamil junior. 

"Assalamu'alaikum", Kamil dan keluarga memberikan salam pada semua yang ada di rumah. 

Di ruang tengah lagi.. 

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di rumah menjawab salam dari Kamil dan keluarga. 

"Siapa om ?", tanya Raditya. 

"Iya siapa pah ?", tanya Nawaz juga. 

"Gak tau, coba lihat keluar yuk", jawab Fitroh. 

"Yuk..", seru Nawaz dan Raditya. 

Di depan rumah Kamil lagi.. 

"Assalamu'alaikum", Kamil dan keluarga memberikan salam pada Fitroh, Nawaz, dan Raditya. 

"Wa'alaikumussalam", Fitroh, Nawaz dan Raditya menjawab salam dari Kamil dan keluarga. 

"Om Kamil..", sorak Raditya dan Nawaz yang senang melihat Kamil datang dan sudah ada di depan rumah.  

"Muhun Raditya, Nawaz" 

(Iya Raditya, Nawaz), seru Kamil. 

"Eh anak-anak, Raditya, Nawaz sudah, yuk masuk ke dalam, mama dan ayah pasti senang deh melihat kamu di rumah", kata Fitroh. 

"Iya pah..", seru Nawaz. 

"Iya om..", seru Raditya juga. 

"Ya sudah kangen-kangenan nya di rumah saja, yuk masuk ke dalam", kata Titah. 

Di ruang tengah lagi.. 

"Siapa troh ?", tanya mama. 

"Tamu mah..", jawab Fitroh. 

"Siapa ?", tanya ayah. 

"Tuh..", jawab Fitroh lagi yang menunjuk ke arah Titah dan Kamil. 

"Assalamu'alaikum", Kamil dan keluarga memberikan salam pada semua yang ada di rumah. 

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di rumah menjawab salam dari Kamil dan keluarga. 

"Anak-anak ku dan cucuku", kata mama yang senang melihat Titah, Kamil, dan Kamil junior di rumah. 

"Iya mah..", seru Titah yang mencium tangan ibu mertuanya. 

"Iya mah, yah..", seru Kamil juga yang mencium tangan kedua orang tuanya. 

"Kalian pulang kenapa gak telepon ke rumah atau telepon kakakmu, kan kalau kalian kabari bisa di jemput tadi", kata mama. 

"Enggak boleh sama Junior, mah..", sambung Kamil. 

"Oh..", seru mama. 

"Kamu sudah besar ya sekarang Junior, dan tinggi juga, hehe..", kata ayah.