2 Di Mulainya permusuhan

Clara melangkah begitu saja melewati The Boys, bahkan ia sama sekali tidak menganggap The Boys ada di sana karna terlalu malas berhadapan dengan mereka.

"Sedih ya jadi orang miskin, semua serba susah. Mau kemana-mana bisanya jalan kaki, paling mentok ya naik angkot!" ejek Alex pada Clara dengan sindirannya.

Mendengar hal itu Clara merasa sedikit kesal, tapi ia mencoba untuk menahannya dan tidak memperdulikan perkataan pria sombong itu.

"Itu sih udah nasibnya, miskin ya miskin aja!" jawab Ryan ikut mengejek.

"Takdir loh, tapi ya kalo miskin kok sombong sih? Udah miskin, sombong lagi. Apa faedahnya coba?" lanjut Thomas menantang.

"Ya itu sih namanya gak tau malu, ya kan?" balas Alex dengan seringainya.

Habis sudah kesabaran Clara yang di tahannya sejak tadi, ia pun langsung berbalik dan melangkah menghampiri kumpulan pria sombong itu dan membalas semua perkataan mereka.

"Saya memang orang miskin tapi setidaknya saya bisa mandiri, tidak seperti kalian yang bisanya hanya manfaatin harta orang tua. Bukankah itu yang dinamakan miskin sejati? Mau sampai kapan hidup enak di bawah nama orang tua? Sudah dewasa kok masih manja? Sepertinya yang seperti itu deh yang lebih tidak tahu diri benar-benar tidak penting," ungkap Clara dengan tajam.

Setelah mengatakan hal itu Clara meninggalkan The Boys dengan senyuman puasnya, sedangkan The Boys merasa kesal dengan kata-kata Clara yang begitu tepat sasaran.

"Gila tuh cewek! Kata-katanya nyakitin abis," ucap Ryan dengan kesal.

"Tersentuh hati gue dengernya, tapi kok sakit ya?" lanjut Thomas sambil menyentuh dadanya.

"Kita balas besok!" balas Alex serius.

Alex dan teman-temannya pun masuk ke dalam mobil masing-masing, lalu mereka melaju keluar dari area sekolah dengan mobil mewah milik mereka. Sesampainya di rumah, Alex disambut oleh sang ayah dan juga ibu tirinya. Namun bukannya menyapa, Alex justru berjalan melewati kedua orang itu. Melihat hal itu, sang ayah pun langsung menegurnya.

"Alex, mana sopan santun mu?" tegur Adijaya pada Alex.

Mendengar suara ayahnya, seketika Alex berhenti melangkah lalu ia berbalik dan menatap sang ayah dengan wajah datarnya.

"Aku pulang," ucap Alex dengan malas dan wajah datar.

Setelah mengatakan hal itu, Alex kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya di lantai 2. Sang ayah dan istrinya hanya bisa menatap punggung Alex dengan Sendu, entah sampai kapan Alex akan bersikap dingin pada mereka. Sedangkan di kamar, Alex berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit. Pikirannya melayang pada pada kehidupannya yang sial, apalagi sampai di tegur oleh ayahnya seperti tadi.

"Benar-benar hari yang menyebalkan'," batin Alex merasa kesal.

Tanpa sadar Alex tertidur di sana, sepertinya ia benar-benar lelah. Bukan hanya fisik tapi juga batinnya, dan semua itu membuatnya ingin segera melupakan dunia nyata ini dan masuk dalam dunia khayalnya.

.....

Pagi hari yang cerah, seperti itu juga wajah Alex saat ini. Sepertinya Ia memiliki rencana yang bagus untuk membalas dendam pada Clara, rasa kesal yang kemarin ia rasakan kini akan Clara rasakan juga. Alex masuk ke dalam kelas dengan seringai yang terpasang di bibirnya, lalu ia menatap tajam kearah Clara yang sedang membaca buku. Alex langsung memberi isyarat pada teman-temannya yang berada di kelas itu untuk ikut dengannya ke basecamp, lalu Ryan dan Thomas pun mengikuti isyarat yang Alex berikan. Mereka semua sama-sama pergi ke basecamp, tempat dimana The Boys suka berkumpul.

Sesampainya di basecamp, Alex langsung mengajak teman-temannya itu duduk berkumpul. Lalu setelah itu Alex menjelaskan rencana yang sudah ia pikirkan sejak semalam, lalu kedua temannya itu pun mengangguk setuju dengan rencana Alex.

"Bagus juga ide lo," puji Thomas dengan takjub.

"Ini baru awal besok kita buat lagi," jawab Alex dengan seringainya.

"Gue sih jelas ikut. Sakit juga hati gue kemarin," lanjut Ryan setuju.

Alex mengangguk paham, Lalu setelah itu pertemuan pun selesai. Alex dan teman-temannya kembali ke kelas, karena bel masuk sudah berbunyi. Pelajaran di mulai, wali kelas pun menjelaskan beberapa materi untuk semua siswa dan siswi. Tanpa terasa 3 jam sudah berlalu, Alex dan kedua temannya itu mulai saling melirik menghitung waktu yang tersisa. Dan akhirnya bel istirahat berbunyi, semua siswa dan siswi membubarkan diri meninggalkan kelas menuju ke kantin.

Begitu juga dengan Clara, yang melangkah ke kantin untuk memesan makanan. Tapi saat ia melewati The Boys, Alex dengan sengaja menghalangi Jalan Clara dengan kakinya, sehingga Clara tidak sempat menghindar dan terjatuh ke lantai. Seluruh siswa dan siswi yang ada di kantin langsung menoleh pada Clara, lalu mereka tertawa melihat Clara yang tersungkur di lantai. Begitu juga dengan The Boys, mereka menertawakan Clara dengan begitu semangat. Tidak hanya itu Alex juga menumpahkan jus jeruknya di sepatu Clara, beruntung sepatu itu tahan air sehingga tidak tembus dan membasah kaki Clara.

Clara pun langsung bangkit dari posisi jatuhnya, lalu ia menggebrak meja yang di tempati oleh The Boys. Wajahnya benar-benar terlihat kesal, seakan-akan The Boys itu adalah musuh terbesarnya. Semua orang pun menatapnya, dan menonton apa yang akan Clara lakukan pada most wanted sekolah itu.

"Lo pasti sengaja kan bikin gue malu? Kenapa sih rusuh banget jadi orang? Sehari aja tenang gak bisa ya?" tukas Clara dengan kesal.

"Tidak juga tuh, gue tidak sengaja ya? Lo nya aja tidak melihat-lihat ada kaki gue di situ. Makanya kalau jalan tuh yang bener, atau lo emang gak bisa jalan dengan bener?" jawab Alex mengelak.

"Dasar licik lo, anak manja!" kata Clara dengan kesal.

"Terserah gue lah," jawab Alex masa bodo.

Clara pun meninggalkan kantin dengan rasa kesal yang menggunung di hati, niatnya untuk makan siang hilang sudah entah kemana. Kini ia berbelok ke arah toilet, untuk membersihkan sepatunya yang tadi terkena tumpahan jus jeruk milik Alex.

"Awas aja ya tuh si Alex, beraninya sama cewek. Lihat aja nanti gue bales, Siapa suruh cari masalah sama Clara!" gumam Clara dengan kesal.

Setelah membersihkan sepatunya Clara kembali ke kelas, lalu ia duduk di kursinya tanpa melihat ada sesuatu di atas kursi itu. Setelah beberapa saat barulah Clara merasa aneh dengan kursinya, karena ia tidak bisa berdiri seakan-akan roknya itu menempel di kursi itu.

Melihat Clara yang berwajah tidak enak, Alex, dan kedua temannya pun tertawa kecil. Mereka menertawakan Clara dengan jelas, Hal itu membuat Clara sadar jika ada sesuatu yang tidak beres dengan kursinya.

"Pasti ulah Mereka lagi, benar-benar ya cari masalah terus!" gumam Clara pelan.

avataravatar
Next chapter