1 KELUARGA V

tidak terasa hari semakin mendung dimana seorang wanita telah bersusah payah untuk menyelamatkan diri dari preman kompleks, hati yang redup wajah yang suram dipenuhi air mata berlinang di pipi putihnya.

"Tuhan ini kah akhir hidupku" kata hati yang putus asa. dia tetap berlari sebisa mungkin berharap Tuhan memihaknya kali ini. alhasil dia malah terjatuh terpeleset.

"BRUUKK"

"Ahkkkk...hisk..."

"mau kemana lagi kau wanita" kata salah satu dari meraka.

"apa mau kalian" dia semakin gugup berusaha untuk berdiri malah terjatuh kembali.

"Haha kami hanya ingin ditemanin aja nona manis"

"Tolong lepaskan aku, hisk...hisk"

"Ohk cup cup cup jangan menangis kami tidak akan menyakiti mu kami hanya ingin membawamu kealam surga Hahaha kamu belum pernah kesana bukan?" meraka terbahak-bahak dengan ucapan mereka.

"Jangan pernah menyentuh ku setitik jari pun" dia menatap pria itu dengan tajam, siapapun yang akan melihat tatapan itu akan hanyut dalam jurang. bahkan ekspresi wajah sangat dingin ini yang bisa dilakukannya, walau dia bisa belah diri tapi kalangan ini tidak akan mampu untuk melawan mereka.

HAHAHAHA "bawa dia" salah satu diantara mereka. dia memberontak tidak ingin pergi bersama pria brengsek itu.

Tolong, Tolong, Tolong, hisk hisk hisk berlahan suara itu mulai tidak kedengaran atau mungkin arah mata angin yang berpindah atau tidak suara gadis itu lenyap.

setelah tiba dimarkas mereka membaringkan tubuh mungil itu diranjang, satu persatu meraka membuka pakain hendak menyentuh tubuhnya. tidak sabar dengan tubuh memikat itu salah satu diantara mereka merobek pakaian yang menutupi tubuh polosnya.

"wow ini sangat indah" salah satu mereka "aku yang pertama"

"apa apaan kita bertiga harusnya sama-sama dong bang" salah satu mereka lagi.

"tunggu, sepertinya kita salah sasaran deh" laki-laki kurus yang sedang memperhatikan tubuh wanita itu.

"apa maksudmu"

"liat ada tanda dipunggung tangannya"

"bukannya itu lambang V yang artinya dia salah satu anggota keluarga Vicloss"

"yaa, benar"

"awkkk apa yang harus kita lakukan sekarang?" keluarga yang ditakutin oleh kota F itu siapapun orangnya mereka akan mati ditangan keluarga V bila ada salah satu yang menggangu mereka.

"benahi bajunya kita kembalikan ketempat tadi"

"baik bang" bersama dengan yang lain.

awalnya tidak ada yang melihat tapi disaat mereka tiba di tempat itu seseorang pejalan kaki melihat aksi mereka yang meninurkan gadis itu di jalan serta pergi secepat mungkin.

Dia tidak menghiraukan mereka dia terus berjalan semakin lama dia penasaran dengan sosok wanita yang tidur di pinggir jalan ada niat untuk menyelamatkan wanita itu.

tampa pikir panjang dia mendekati wanita yang berbaring disana ini untuk pertama kalinya dia melihat sosok wanita yang mengerikan dia tidak tau harus melakukan apa berlahan dia menggendong wanita itu ke apartemen miliknya membaringkan tubuh rapuh itu disalah satu kamar di apartemen, ada rasa ibah melihat sosok itu tapi dia berlahan menepuk pipinya "Hey bangun lah" dengan suara pelan.

tidak ada jawaban dia malah kesal sendiri "ini anak udah ditolongin malah enak tidur uhhk" dia pergi dari kamar itu bersungut-sungut.

beberapa menit berlalu berlahan lentikan matanya bergerak pelan dia membuka mata dia merasa asing dengan tempat itu spontan dia duduk dan menusuri setiap sudut "Aku dimana ini!" berlahan dia mengingat kejadian yang beberapa menit lalu dia tau tempat itu bukan tempat yang ia sekarang ini sangat asing baginya.

merasa bodoh amat, dia berdiri berjalan didepan kaca hal pertama yang ia lalukan memeriksa setiap detail dari tubuhnya tidak ada yang bermasalah dia berlahan memperhatikan wajah kusam itu "ahhhk apa ini aku? buruk sekali" ketusnya pelan tapi dia merasa senang dengan keadaannya sekarang "Bila aku seperti ini pantas saja tidak terjadi apa-apa" dia merasa ngeli dengan wajah buruknya.

dengan bangga dia keluar dari kamar Jentak Ketak Jentak Ketak seperti anak kecil yang berlari. dia melihat sosok pria yang sedang menonton TV berlahan dia berbalik tapi sebelum kakinya melangkah dia mendengar suara pria itu.

"Ck merepotkan" gumannya pelan tampa menatap wanita itu.

dia berbalik menatap pria yang fokus dengan TV nya "Apa kamu bilang? aku tidak dengar!" balasnya cepat.

"apakah kamu tau kamu telah merugikan aku disini" sambung pria tersebut.

"Dengar.... aku tidak ada merugikan siapapun termasuk kamu" ucapnya datar.

"ohhk yaa tidak ada" pria itu berdiri "lalu kamu berada di apartemen ku apakah itu tidak merugikan sang pemilik?"

"ohh itu aku--"

"CK siapa kamu?" tanyanya rendah

"aku Verellya thio mina"

"aku jimin, lalu kenapa kamu ada ditengah jalan?"

"maaf telah merepotkan mu, aku lari dari rumah"

"kenapa?" tanyak dingin.

"Apakah kita harus membicarakannya sekarang?"

"tentu" jawabnya lagi.

"uhhh" berlahan air matanya mengalir dia tidak paham situasi yang iyaa rasakan tapi hal itu yang mambuat dia kehilangan segalanya. melihat wanita itu menunduk jimin merasa bersalah dengan ucapannya bila ada seseorang yang lari dari rumah itu bukan hal baik bukan.

"Maaf apa kamu terluka?" tanyanya rendah

"No" dia hanya menggeleng kepala "Thanks telah menyelamatkan aku, kamu orang baik" sambungnya lagi menatap Jimin.

jimin hanya senyum dia merasa ngeli dengan ucapan wanita di hadapannya bila dia tau sebenarnya apa wanita itu masih memberikan pujian seberharga itu.

"Ganti bajumu, aku tunggu diruang makan"

jimin pun berlalu meninggalkan wanita itu. verell melongo dia tidak mengerti dengan pria itu tapi dia tetap bergerak kembali kemarah segera mandi.

30 menit ritual mandinya usai dia berlahan membuka lemari hanya ada satu pasang pakain disana mau tak mau dia harus memakai baju yang telah disiapkan untuknya.

45 menit berlalu dia keluar dari kamar dengan pakain kaos putih polos serta celana panjang hitam ini sangat cocok dengan seleranya walau sebenarnya dia lebih suka pakai celana pendek pas dirumah.

Verell berjalan menuju ruang makan tepat saat perutnya minat jatah tibanya diruang makan dia melihat sosok pria itu lagi duduk kursi " kamu telat 15 menit" ucapnya tanpa melirik.

"ahhhk aku tidak menjanjikan wantu" verell heran sejak kapan dia berjanji dengan dia.

"aku yang melakukannya".

"itu tidak adal"

"ini rumah ku, terserah aku melakukan apa saja" jawabnya ketus.

"baiklah" verall menarik kursi tiba-tiba suara pria itu terdengar lagi.

"duduk dibawah".

Ahhhk

"kenapa, masih Bagus aku kasih makan" ucap pelan tapi masih terdengar di telinga verell. hal biasa juga dia makan dilantai jadi dia tidak terlalu keberatan.

setelah makan malam dia pergi ke kamar yang tadi, besok adalah awal baru untuk dia "ini saatnya aku harus berubah" ucapnya dalam hati.

****

avataravatar
Next chapter