webnovel

Bekerja Dengan Hantu

Seorang gadis remaja pergi ke perantauan, melamar kerja dari satu perusahaan ke perusahaan hingga enam bulan lamanya dia tidak mendapatkan pekerjaan yang di impikan. di suatu malam saat hujan turun, gadi itu bertemu dengan wanita misterius yang menawarkan pekerjaan. dengan bahagia gadis itu langsung menerima tanpa brfikir panjang, sebab yang dia pikirkan hanya ingin mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu. bagaimana petualangan kisah sang gadis bersama wanita misterius itu? jawabannya ada di dalam kisah ini, selamat membaca.

S_M_Soediro · Horror
Not enough ratings
6 Chs

7. Hari terakhir kerja

Malam ini aku bekerja dengan hati yang sangat riang sebab kata kak Dewi besok aku gajian, aku membayangkan gaji pertama yang akan aku berikan kepada ibu dan tante Nisa, pasti mereka sangat senang.

Tanpa terasa jam kerja sudah mulai selesai dan aku sudah memenuhi target, aku berniat akan membersihkan meja kerja dan menyapu lantai yang kotor oleh serpihan komponen yang reject.

"Kamu mau kemana Sarah?" ucap kak Dewi tiba-tiba mengagetkan aku.

"Mau ambil sapu kak!" jawabku sambil berdiri menuju ke arah kabinet yang berisi perlengkapan kebersihan.

"Nggak usah! ayo kita langsung pulang aja, matikan lensa fokus saja, biar cleaning servis aja yg bersihin lantai"

Aku mengikuti kak Dewi, tanpa sengaja badge name yang tertempel di bajuku jatuh, jadi aku mencoba berjongkok untuk mengambilnya.

Alangkah terkejutnya aku saat melihat kak Dewi berjalan dengan tidak menyentuh lantai, aku kucek mataku menajamkan penglihatan namun sayang saat aku akan menatap kaki kak Dewi tiba-tiba kak Dewi ikut-ikutan jongkok.

"Kamu kenapa? ayo buruan nanti busnya keburu pergi dan bapak supirnya marah-marah"

"Kok kak Dewi tahu? kan kita nggak pernah satu bus?"

"Supir bus itu yang cerita sama kakak!"

"Oh ya Sarah sebelum kita berpisah kak Dewi mau meminta maaf ya! takutnya ada kesalahan, jangan lupa salam buat Bu Tuti dan oak Agus ya?"

"iya baik kak!"

"Itu bus kamu sudah datang, hati-hati di jalan, kamu harus pulang kerumah, kalau ada penumpang bus ngajak kamu pergi kamu jangan mau ya! ingat jangan ngobrol sama siapapun didalam bus kalau kamu ingin selamat!" kak Dewi menasehati aku.

"Baik kak! terimakasih banyak nasehatnya" aku berlalu meninggalkan kak Dewi baru beberapa langkah aku pergi kak Dewi memanggilku.

"Sarah jangan lupa kasih salamku sama ibu Tuti dan pak Agus ya! bilang kak Dewi kangen dan minta tolong mereka untuk mencari kak Dewi, ingat ya Sarah cari kak Dewi."

Aku hanya mengangguk dan melanjutkan langkah mendekati bus.

Didalam bus Anton sudah menungguku, dia duduk di tempat biasa aku duduk.

"Sarah ...?" Suara berat Anton menyapaku, namun aku ingat pesan kak Dewi untuk tidak ngobrol dengan siapapun, aku hanya tersenyum dan mengangguk kearah Anton dan mencari tempat duduk lain yang masih kosong.

Melihat sikapku mata Anton berkilat merah, dan sontan membuat bulu kuduk merinding, aku melihat lewat spion ke arah supir bus dia membalas tatapanku dengan seringai bengis.

Menatap ke arah penumpang lain mereka juga menatapku seperti akan menerkam, ada apa ini? tanyaku dalam hati.

Perjalanan pulang kali ini sangat lambat aku rasakan, aku risih dengan tatapan mereka, dan saat Anton akan mendekati aku tiba-tiba bus berhenti mendadak.

Aku melihat kak Dewi berdiri di tepi jalan, dan bergerak masuk ke dalam bus Nuansa.

Setelah kak Dewi duduk di dekatku aku menyapanya.

"Kok kakak naik bus ini?"

"Iya motorku macet!" Jawabnya sambil melirik Anton dengan tatapan tidak suka.

Setelah kak Dewi duduk di samping aku semua penumpang bus menunduk nggak ada lagi yang berani menatapku.

Aku melirik ke arah Anton dan dia memalingkan muka ke arah jendela.

"Jangan pedulikan dia! kamu fokus ke arah jalan pulang saja!" bisik kak Dewi memerintah.

Aku membalas dengan anggukan kepala, dan selang beberapa menit Samapi sudah bus di kompleks rumahku, aku turun dari bus di ikuti Anton, dan kudengar kak Dewi memanggil Anton.

"Anton naik! jangan ganggu Sarah, biarkan dia kembali ke alamnya." Ucapan kak Dewi membuat aku berhenti sambil mencerna kata-kata kak Dewi.

"Biar dia kembali ke alamnya maksudnya apa?" batinku terus aku menoleh ke arah bus tapi bus itu sudah keburu pergi.

Seperti biasa pas sampai di rumah selalu bertepatan dengan adzan subuh berkumandang, aku langkah kan kaki masuk kedalam rumah dan bersih-bersih untuk melakukan sholat subuh.

"Kamu sudah pulang?" tanya tante Nisa.

"Sudah tante!"

"Gemana kerjaanmu lancar kan?"

"Alhamdulillah lancar tapi hari ini Sarah disuruh ke PT lagi jam 9 nanti!"

"Ada urusan apa?"

"Untuk ngambil gaji pertama Sarah"