1 Prolog

Malam hari ini aku sudah menyiapkan segala makanan malam untuk ku dan juga julian, hari ini adalah hari ulang tahunnya sehingga aku dan julio ingin membuatnya acara kecil-kecilan dirumah ku. Julian sangat sibuk dengan bisnisnya sehingga aku meminta untuk pulang lebih awal karena keluarga Julian akan hadir untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 28 tahun.

"Kaela, Julian belum pulang juga?" Tanya Miriam.

"Belum mah tapi aku udah telfon dia tadi, dia udah siap-siap berangkat pulang kerumah kok" ujar ku sambil bergegas menyajikan makanan ke meja. Rumah impian ku yang bangun bersama suami ku Julian, sangat indah dan aku sangat puas dengan kerja keras kami. Acara akan di mulai sekitar jam Tujuh malam, Julio adiknya sudah banyak membantu ku untuk menyiapkan acara ulang tahunnya dan ia sangat senang melihat kami berdua bisa bersama-sama,

"Julian belum sampai juga? Ini udah mau jam setengah Tujuh tapi dia belum dateng juga" tanya Julio

"Udah di jalan kok, barusan dia bales pesan aku" jawab ku

"Aku seneng kamu mendapatkan kehidupan yang kamu ingin kan, dan aku mau kamu jangan sungkan untuk minta bantuan sama aku kalau Julian lagi sibuk sama perusahaannya. Karena kamu udah menjadi bagian keluarga kami" ujar Julio sambil menjamah kedua bahu ku

"Iya,kamu tenang aja ya, selama aku masih bisa sendiri aku akan jalanin sendiri dan kalau emamng aku butuh bantuan, aku akan minta bantuan kamu"

"Okay, hmm apa sekarang ada yang harus aku bantu lagi?"

"Engga ada, kamu istirahat aja. Kamu udah banyak bantuin aku dari tadi" jawab ku. Ia pun langsung memberikan ku senyum dan menghampiri Lidia dan Miriam yang sedang berbincang-bincang.

Kring kring kring.

Ponsel ku berbunyi mendapati telfon dari asisten Julian, aku langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Ha-halo bu, ini aku Rima asisten pak Julian" ujarnya

"Iya, kamu udah sampai di depan rumah ya? Pak Tarjo gaada di depan emang?" Ujar ku sambil membereskan gelas-gelas di meja makan

"Bu-bukan bu, pak Julian bu"

"Kenapa?" Aku mulai berhenti membereskan gelas-gelas tersebut sejanak.

"Saya mendapatkan telfon dari Rumah Sakit Premier kalo pak Julian, pak Julian masuk Rumah Sakit"

Badan ku melemas dn jantung ku berdegung begitu cepat, aku tidak bisa bergerak. Aku langsung mengakhiri panggilan tersebut dan melihat badan Julio dari belakang, aku terpaku menahan air mata jatuh ke pipi. "Julio!" Aku kembali memanggilnya dan ia seketika terkejut melihat wajah ku yang memerah.

"Kamu kenapa? Kaela?" Ia merangkul badan ku yang hampir lemas.

"Julian, dia kecelakaan. Kita harus ke RS Premier sekarang juga" aku menangis dan berusaha untuk tidak berfikiran negatif pada Julian dan berharap dia baik-baik saja.

"Julian kenapa? Ada apa Kaela?" Julio mulai cemas dan Lidia pun menghampiri kita berdua. Kita pun langsung bergegas untuk ke RS menemuinya disana, Miriam menangis dan mulai merasa tidak ada yang beres dengan anaknya.

"Julian!" Seketika aku berteriak dan badan ku begitu lemas.

avataravatar