1 Awal Mula

Pranggg!!!!

Suara pecahan piring itu bergema di seluruh ruangan. Wanita yang kerap dipanggil Rose itu menahan keterkejutan nya dengan menutup mata nya dan menahan nafas sebentar.

Karna kesalahannya dia mendapat amukan dari orang didepannya ini yang tak lain adalah suaminya yang biasa disapa Chan itu. Chan memegang berkas yang sudah tidak rapi itu menahan kemarahannya setelah melempar piring Kedinding.

"Aku benar-benar minta maaf" ucap rose dengan suara pelannya.

"Maaf?? Kau pikir maaf dapat membuat barang ini membaik?" Teriak Chan tepat didepan rose yang sedang menunduk. Pasalnya tadi malam rose tidak sengaja menumpahkan air diatas meja kerja Chan, yang ternyata mengenai berkasnya.

Rose yang hanya seorang gadis desa tidak tau kalau berkas itu sangat penting. Jadi, pikirnya jika dia membuat berkas yang sama dapat mengurangi amarah suaminya. Namun ternyata dia malah membuat situasi tambah buruk.

Rose enggan mengangkat kepalanya, memang bukan pertama kalinya dia diteriaki Chan seperti ini, bahkan sudah seperti asupannya sehari-hari semenjak dia menikahi laki laki didepannya ini.

Tapi walaupun sudah sering mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya, rose tetap tidak terbiasa dan selalu takut untuk melawannya walaupun sedikit. Dia selalu takut untuk melawannya yang bisa dilakukannya hanyalah menunduk, dan menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Pernikahan mereka sudah berjalan selama 2 bulan. Tapi Chan sepertinya tidak ada niat sama sekali untuk melihat gadis desa seperti rose. Di Apartemen nya saja mereka seperti pembantu dan majikan, Chan sepertinya menganggap rose seperti pengganggu dan pembantu tidak lebih.

"Dasar istri tidak berguna, kenapa gue harus nikahin Lo sih??" Ucap Chan sambil mengacak rambutnya frustasi lalu melempar berkasnya kepada rose.

Rose tersentak, lalu tangan kekar memegang dagunya dengan paksa agar mengangkat kepalanya. Wajah mereka berdua saling berhadapan, air mata Rose meluncur keluar tepat didepan Chan. Chan terdiam sejenak, dia tidak pernah melihat Rose menangis tepat didepan matanya.

Rose memegang tangan Chan yang ada di dagunya dan melepaskannya. Dia menjauh lalu mengelap air matanya.

"Aku minta maaf, kau boleh menghukum ku. Itu memang kesalahanku, maaf sekali lagi" ucap rose lemah lembut, sambil berbicara rose berjalan mendekati pecahan piring yang dilemparkan Chan itu.

"Kau harus makan, sebentar lagi kau harus pergi bekerja" lanjut rose ketika melewati Chan, membawa pecahan piring sambil tersenyum lembut.

Chan tidak berkata apa-apa saat rose kembali melewati nya, dia tiba-tiba mengambil ponsel dan kunci mobilnya lalu pergi keluar tanpa menyentuh makanan yang sudah dibuat rose.

Terdengar pintu sudah ditutup. Mata rose kembali merah, dan air matanya jatuh diatas pecahan piring itu. "Aku lelah" ucapnya disela tangisnya.

----

"Selamat pagi, pak!" Sapa para pegawai saat Chan melewati mereka. Tidak melupakan wajah dingin nya, Chan berjalan menuju ruangannya sambil memandang ponselnya.

Suara hentakan kaki terdengar diantar sapaan orang orang, Chan mendengar seseorang meneriaki namanya tapi dia berusaha tidak peduli dan mempercepat langkahnya karna dia tahu siapa orang itu.

Lalu tiba-tiba orang itu merangkul lehernya sampai membuatnya tertunduk. "Yaa!! Kau tidak mendengarku?" Ucap lelaki yang dipanggil Baek itu. Laki laki bernama lengkap Byun Baekhyun itu sahabat sekaligus wakil direktur perusahaan Chan.

Chan menepis tangan Baek tanpa mempedulikan perkataannya lalu berlalu menuju lift. "Yaa!! Tunggu aku" ucap Baek sambil berjalan menyusul Chan.

Didalam lift sunyi sekali Chan masih setia memandangi ponselnya. "Apa kau berbuat kasar lagi?" Tanya Baek tiba tiba. Aktifitas Chan terhenti "apa maksudmu" tanyanya lalu menoleh kearah Baek.

"Jangan pura pura didepan ku Chan, kau pikir aku baru mengenalmu kemarin. Istrimu, apa kau berbuat kasar lagi terhadap nya?" ucap Baek sambil memasukkan tangannya disaku miliknya.

Chan mengalihkan pandangannya "itu bukan urusan mu". Baek menghela nafasnya "terserah kau saja, tapi sebaiknya kau melihat kearahnya, berhenti memikirkan perempuan itu. Perempuan itu ti-", "Wendy, namanya Wendy bukan perempuan itu" potong Chan emosi karena Baek mencoba menghina perempuan yang dicintainya bernama Wendy.

Baek menghela nafasnya "bagaimanapun rose lebih baik dari perempuan bernama Wendy itu. Sebaiknya kau berusaha mencintai nya seperti dia berusaha untuk mencintaimu. Jika kau tidak bisa mencintai nya, setidaknya berhenti bersikap kasar terhadap nya. Jangan sampai kau nanti menyesal Chan" ucap Baek sambil menepuk punggung Chan dan berjalan keluar lift.

Pintu lift tertutup kembali, Chan masih termenung mendengar perkataan Baek "dia berusaha mencintaimu" Chan masih memikirkan perkataan Baek tadi sampai dia tidak sadar bahwa pintu lift sudah terbuka kembali dan para penjaga melihatnya yang sedang termenung.

"Hmm,pak?" Panggil salah satu penjaga membuat Chan tersadar. Dia menatap kedua penjaga itu. Dia berdehem dan membenarkan dasinya lalu melangkah keluar.

Chan sampai dikursi kekuasaannya dia menghela nafasnya sambil membolak-balik kertas yang ada diatas mejanya. Baru sekitar 15 menit dia mengetik di komputernya, ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

Chan meraih ponselnya dan melihat pesan yang dikirim oleh kontak yang diberinya nama 'Park Chae-Young'. Dengan malas dia membuka pesannya 'Oppa, kau tidak menyentuh sarapan tadi, sepertinya kau tidak selera makan karna ulahku. Mian. Aku takut nanti kau sakit perut jadi aku menitipkan sarapan mu kepada penjaga tadi. Aku tidak masuk karena aku tidak berbaju bagus dan terlihat kumuh, nanti kau malu. Mian, selamat menikmati makanan mu.' begitu isi pesan yang dikirimkan dari istri nya.

Chan hanya membacanya, dan kembali meletakkan ponselnya. Belum lama dia meletakkan ponselnya, Baek masuk keruangan nya sambil membawa paper bag berwarna pastel dan berjalan menuju mejanya.

Baek meletakkan paper bag itu diatas meja chan, Chan menatap nya tak mengerti. "Itu dari rose aku bertemu dengan penjaga pintu dilift, aku bertanya apa ini dia menjawab bahwa ini dari Nona rose untuk pak direktur. Aku langsung mengambilnya dan berkata akan mengantarkan nya kepadamu." Ucap Baek panjang lebar sambil menyeruput minumannya.

Chan menatap paper bag itu dan hanya mengangguk. Baek kembali kesal dengan sikap sahabat nya itu "Yaa Park Chanyeol!! Dia sudah bersusah payah membuat kannya untukmu. Sudah ku bilang kan jika kau tidak mencintainya, setidaknya hargai dia, sekarang makan dulu sebelum mengurus pekerjaan mu" ucap Baek sambil mengeluarkan kotak bekal didalam paper bag itu.

Chan berdecih lalu menepis tangan Baek. "Aku akan makan sendiri, sekarang keluar dari ruangan ku" usir Chan kepada Baek. Baek tersenyum sebentar "pastikan kau menghabiskan nya, aku akan memukulmu jika kau membuangnya" ucap Baek lalu berbalik keluar.

Chan menggelengkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya ke kotak bekal yang sudah setengah terbuka itu. Saat dibuka Chan membulatkan matanya, kapan dia membuat ini? Pikir hati Chan.

Chan mulai menyumpit kibimbab buatan rose itu, Dan memasukkan nya kedalam mulutnya. Sangat enak rasanya seperti buatan ibunya. Dia kembali melihat bekal itu sambil mengunyah. Dia teringat dengan perkataan Baek di lift dan mulai terdiam.

- Apartemen Chan dan Rose -

Rose sedang memotong motong sayuran didekat kompornya. Sambil terus memotong rose melirik jam yang menunjukkan pukul 16.44 sore. Sebentar lagi Chan pulang dia harus menyiapkan air mandi dan pakaiannya. Rose pun mulai meletakkan pisaunya dan melepaskan celemeknya.

Tinn!!

Tinn!!!

suara bel pintu terdengar saat rose melangkah menuju kamar mandi. Rose langsung berjalan kearah pintu dan membukanya.

Matanya langsung membulat besar, saat melihat siapa yang datang. "Eonnie!!" Teriak gadis kecil yang dipanggil Naeun. Rose langsung menggendong Naeun dan menciumi nya.

Tak lupa juga dia menyalami orang yang dipanggil nya eommoni itu. "Mari masuk, eommoni" ajak Rose sambil menggendong Naeun. "Abeoji, dimana tidak ikut?" Tanya rose kepada wanita awet muda yang bernama Park Yoona, yang tak lain adalah ibu mertuanya.

"Dia ada dibawah, sebentar lagi dia datang. Kemari kemari biarkan aku memeluk mu, Naeun turunlah dari eonnie mu" perintah Yoona kepada anak bungsunya Naeun.

Naeun mendengus lalu turun dari pelukan rose. Rose tersenyum lalu mendekati Yoona dan langsung memeluknya. Yoona memeluknya erat dan menepuk-nepuk punggung rose. "Aigoooo, kapan kau akan berbadan dua??" Ucap Yoona yang mendapat kikihan dari Rose.

avataravatar