webnovel

Beautiful Mate

Warning, 21+ mohon bijak dalam membaca. Avery Selena Dawn, seorang gadis yatim piatu 25 tahun yang baru saja lulus dari jurusan fashion design memutuskan untuk nekat mencoba melamar pekerjaan pada perusahaan fashion kulit dan bulu yang terkenal bernama Anima, karena kesulitan yang sedang melilit panti asuhan tempatnya tinggal dahulu yang menyebabkan anak-anak di sana kelaparan. Ia tentu saja sangat bersemangat ketika pada akhirnya diterima pada perusahaan itu. Perusahaan yang terkenal sangat ketat dan sulit menerima karyawan baru itu, bahkan memberinya kontrak khusus dan pendapatan yang terbilang tinggi untuk karyawan canggung yang tak berpengalaman sepertinya. Awalnya Avery mengira kontrak untuknya hanyalah sekadar kontrak kerja biasa sampai ia mengetahui bahwa kontrak itu adalah kontrak yang dibuat sendiri oleh Dominic Lucius Aiken, sang CEO sekaligus pemilik perusahaan itu ketika ia telah tinggal di mansion tua mewah yang sebelumnya ia kira adalah tempat khusus untuk para karyawan Anima. Tetapi dugaannya salah, ketika sang CEO sendiri ternyata juga bertempat tinggal di sana. Dominic, pria yang begitu tampan, gagah, misterius dan sangat mempesona itu, yang selalu terlihat dikelilingi oleh para wanita kemana pun ia pergi, membuat Avery sedikit muak. Pasalnya, ketika para wanita yang ternyata juga tinggal seatap dengannya, kerap memusuhinya dan selalu mencoba membuatnya tampak buruk ketika mereka mengira ia adalah 'mainan' baru sang Alpha! Tunggu, Alpha? Siapa? Dominic? Siapa ia sebenarnya hingga para wanita menyebutnya Alpha?!

Jasmine_JJ · Fantasy
Not enough ratings
84 Chs

Terbangun

Avery bersimpuh dan menangis pada bongkahan kristal bening yang mengungkung kedua orangtuanya yang sedang tertidur dan terlihat sama persis dengan penglihatannya.

"Oh, Mom ... Dad," isaknya haru. Ia mengusap dan menelusuri bongkahan kristal kebiruan itu dengan rasa syukur yang teramat dalam.

Lalu dengan kedua telapak tangannya, ia mulai mengarahkannya dan memusatkan kekuatannya pada bongkahan kristal besar itu sambil memfokuskan diri.

Perlahan-lahan, kristal pelindung yang menyelubungi tubuh kedua orangtuanya bersinar dan menghilang seketika. Dan saat itu, Avery dapat menyentuh tubuh kedua orangtuanya.

"Bangunlah, Mom ... Dad," bisiknya sambil mencium kening keduanya secara bergantian.

Sontak, kedua orangtuanya membuka mata dan menatap Avery yang ada di hadapan mereka. Hanya butuh beberapa detik bagi mereka untuk mengenali Avery. Setelahnya mereka bangkit dan segera memeluk Avery. Mereka terbangun sepenuhnya karena putri mereka.

Tatapan kedua orangtua Avery begitu terkejut dan takjub saat melihat sesosok wanita cantik yang sedang menatapnya haru di hadapan mereka. "Oh, Avery, putri kecilku!" isak Serenity yang kemudian pecah karena luapan emosinya hingga ia langsung memeluk Avery diikuti oleh Jack suaminya.

"Kau akhirnya datang juga dan membangkitkan kami, Nak," ucap Jack haru.

"Aku tak tahu jika kalian masih hidup ... aku ... aku ... bahkan sebelumnya tak pernah tahu jika kau adalah sorcerer ... dan Dad adalah werewolf. Oh ... Mom, Dad ... apapun itu aku senang akhirnya dapat melihat kalian lagi!" isaknya penuh rasa syukur dan haru. "Sudah belasan tahun ini kupikir kalian ... kalian telah tiada!" lanjutnya dengan emosinya yang meledak.

Kedua orangtua dan putri yang telah lama tak bertemu itu saling meluapkan rasa bahagia dan penuh syukur dengan menangis bersama. Berkali-kali Serenity dan Jack menciumi putri mereka dengan penuh kelegaan.

Beberapa saat setelah mereka lebih tenang, Serenity dan Jack baru menyadari sekelilingnya. Ia tampak sedang meneliti satu demi satu rombongan yang datang bersama putrinya itu.

"Oh, Mom ... Dad, aku harus memperkenalkan kalian pada keluargaku yang lain," ucap Avery kemudian. Ia melepaskan pelukan dan mengusap sisa air matanya untuk kemudian bangkit dan menghadap rombongan mereka.

Serenity dan Jack kemudian turun dari bongkahan kristal yang selama ini menjadi alas tidur panjang mereka. Mereka berdiri sejajar dengan Avery dan turut menghadap ke arah rombongan Dom beserta orangtuanya.

"Mom, Dad, pria ini adalah Dom, pasanganku. Ia adalah mateku sekaligus Alpha dari pack selatan," ucap Avery memperkenalkan Dom.

"Mereka adalah orangtua Dom, Lucius Aiken dan Dorothy Aiken," lanjut Avery sambil merujuk pada Lucius Dan Dorothy.

"Oh, aku tahu kalian!" ucap Serenity. "Aku tak menyangka jika putra kalian dan putriku akan ... oh apapun itu aku sungguh berterima kasih karena kalian telah menjaga putriku dan menerimanya sebagai pasangan putra kalian," lanjut Serenity.

"Kita sekarang adalah keluarga," sambut Dorothy yang kemudian maju untuk memeluk Serenity dan Jack secara bergantian. Begitu juga dengan Lucius.

"Lalu Sayang, bagaimana kau dapat menemukan kami di sini? Dan kapan sihirmu mulai terbangkitkan?" tanya Serenity.

"Oh, Mom ... itu adalah cerita yang sangat panjang. Tetapi untuk sekarang, bisakah kita secepatnya kembali ke pemukiman sorcerer? Nenek dan kakek sedang dalam masalah yang sangat serius," jawab Avery.

"Apa maksudmu? Bagaimana bisa? Apakah mereka baik-baik saja?!" tanya Serenity begitu panik.

"Apakah itu karena perbuatan Maltus?" Jack ikut menimpali kepanikan istrinya.

Avery memasang raut tegang yang serius. Ia mengangguk mantap tanpa mengiyakan sepatah kata pun. Walau begitu, anggukannya merupakan jawaban yang mereka butuhkan.

"Si kurang ajar itu, masihbsaja belum berhenti untuk mencoba menghancurkan kita," geram Jack.

"Jika begitu, mari kita hancurkan dirinya, Saudaraku," balas Lucius pada Jack.

"Benar ... ialah penyebab keluargaku terpisah sekian lama. Ia juga penyebab kami harus melalui tidur panjang dan terpaksa meninggalkan putri kami sendiri. Ia sungguh tahu, jika seorang garis keturunan dari kami telah memiliki sorang putri, maka saat itu kekuatanku berkurang dan menurun pada putriku. Untuk itulah, belasan tahun yang lalu ia telah merencanakan untuk melenyapkan kami ketika ia tahu aku berpasangan dengan Jack." Serenity mulai menjelaskan lagi situasinya.

"Benar, di samping itu ... karena penolakan tegas Weasley, ayah Seren padaku, ia mengambil dan menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan rencananya. Walau kami telah hidup dan tinggal di dunia manusia sekalipun," timpal Jack. "Karena itu Seren terpaksa harus menyegel kekuatan Avery dan membiarkannya hidup dalam persembunyian jati dirinya. Kami juga harus dipaksa untuk berpisah darinya sementara kami bersembunyi agar Maltus mengira kami telah tiada. Hanya dengan cara itulah kami dapat bertahan dan berharap suatu hari nanti putri kami akan menemukan kami. Dan ternyata ... hari inilah harinya," lanjutnya.

"Oh, Dad ... aku benar-benar sangat merindukan kalian!" Avery kembali memeluk Jack dan Serenity dengan penuh haru.

Beberapa saat setelah Jack dan Serenity mencium dan melepaskan pelukannya, Serenity berkata, "Baiklah, Sayang ... mari kita selesaikan urusan yang harus diselesaikan. Kita akan kembali untuk memperbaiki semuanya," ucapnya.

Serenity menatap kesekelilingnya dan merujuk pada Crystalline. "Halo, kita berjumpa lagi, Crystalline," ucapnya sambil tersenyum. "Kulihat kau mengalami perbedaan dan perubahan besar pada dirimu."

"Benar, My Lady ... putrimulah yang telah membebaskanku," jawab Crysta.

"Kupikir ... mungkin untuk itulah salah satu alasanku bersembunyi di sini. Kau memang ditakdirkan terhubung oleh putriku kurasa," jawabnya.

"Benar, dan sekarang ... dengan senang hati aku akan membawa kalian ke tempat kalian seharusnya berada." Crysta berucap sambil sedikit mengangguk.

"Baik, mungkin sebelum itu aku harus mengenalkanmu pada makhluk konyol yang hanya dapat berdiri dan menonton di kejauhan saja saat ini, agar kau dapat memberitahunya apa yang seharusnya dilakukan para naga, Crysta." Dom merujuk pada Warick yang tengah berdiri di posisinya di belakang rombongan.

Crysta mengangguk dan tampak sedikit tersenyum. "Makhluk konyol yang kau sebutkan itu telah sepenuhnya mengerti, Tuan. Ia hanya terpana dan tak dapat melakukan apapun karena terpesona olehku," jawab Crysta dengan suara merdunya.

Para rombongan sontak bersorak dan tampak terkejut dengan pengakuan Crysta yang secara terang-terangan itu.

"Mari kita layani Tuan kita, Warick," ucap Crysta kemudian yang disambit oleh anggukan malu-malu Warick.

Serenity dengan sigap kemudian mengayunkan tangannya dan secara otomatis di atas punggung Warick dan Crysta terbentuk pelana-pelana lembut untuk para penunggang naga.

____****____